Hari yang di nanti-nantikan telah datang hari ini putri akan berusia 17 tahun, terlihat ia di dandani oleh beberapa pelayan. Memakai kimono cantik layaknya seorang putri bangsawan memakai mahkota semuanya benar-benar serba mewah.
"Rin,"
"Ibu, ada apa?"
"Tidak, hari ini kau sangat cantik oh iya ibu memberimu kado ini dari ayah lho," ujar sang ibu memberi sebuah kotak kecil.
Rin menerimanya lalu membukanya ternyata isinya_ "Ibu?"
Rin menoleh kepada sang ibu yang ternyata tiba-tiba menghilang dari kamarnya, Rin pun keluar dari ruangannya lalu menghadiri pestanya. Ternyata banyak sekali orang yang datang, masyarakat besorak mencintainya, semua orang terlihat bahagia, banyak cinta yang ia dapat hari ini.
"Selamat ulang tahun tuan putri semoga kau berumur panjang, di berkati selalu," ujar orang-orang memberinya berkat.
"Rin, selamat ya sekarang kau sudah menjadi gadis dewasa," ucap sang ibu memeluk anak gadis semata wayangnya itu.
"Ibu, apa maksud dari kotak itu?"
"Wah selamat datang jenderal," sambut sang ibu mengabaikan pertanyaan putrinya.
"Suatu kehormatan bagi saya Ratu terima kasih telah mengundang hamba," ujar jenderal itu lalu menoleh pada Rin yang juga memandanginya.
'Ada, ada apa ini kenapa perasaan ku bergejolak saat melihatnya. Rambut merah dan matanya itu benar-benar mirip seseorang, apa dia yang selama ini, di dekatku orang yang benar aku cari selama ini? '
'Jendral? Siapa dia kenapa jantung ku berdebar kencang melihatnya rambut yang berwarna Orange matanya juga orange seperti api yang membara, ada apa dengan orang ini?'
Keduanya saling bertatapan cukup lama dan merasakan perasaan yang bergejolak.
"Ah maaf ya ibu belum memperkenalkan jendral baru kita namanya Ryou sekarang dia adalah pengawal barumu, oh ya Ryou ini putriku harta karun ku yang paling imut sedunia putri Hikari Rin," ujar sang ratu memperkenalkan keduanya.
"Salam kenal tuan putri mulai sekarang mohon kerja samanya dan selamat ulang tahun untukmu kau tampak cantik hari ini dengan rambut merahmu," ujar sang jenderal secara blak-blakan sambil memberi salam hormat sambil membungkuk.
Tiba-tiba saja jantung Rin berdegup kencang dan pipinya memerah. 'Di... Dia memuji rambut merahku,'
"Ah iya salam kenal,"
***
"Ibu bagaimana ceritanya dia menjadi jenderal di sini?" tanya Rin penasaran.
"Oh itu, ibu juga tidak tahu kronologinya kata kakek dia menemukan seorang pemuda yang berlumuran darah lalu membawanya ke istana dan menhobatinya di kuil oleh kakek," ujar sang ibu.
"Orang luar? apa ibu tidak takut? bagaimana dia adalah mata-mata, aku takut hal yang sama terjadi pada ayah," ujar Rin dengan raut mata yang sedih.
"Sejujurnya ibu takut, tapi kakek sendiri yang melihat nasib pemuda itu jadi kakek percaya kalau dia hanya seorang pemuda pengembara,"
Pemuda pengembara? Dia dari luar, sejak tadi Rin tidak bisa menahan perasaan gejolak ini dan ini juga membuat dadanya sedikut sakit sesuatu sedikit bersinar tanda Rin bersinar walau masih redup dan cahayanya belum jelas.
Tiba-tiba Rin merasa kalau ada yang mengawasinya. Ada yang mengawasinya tapi kenapa? siapa yang mengawasinya hawanya gelap sekali seperti nafsu ingin membunuh
"Oh ya Rin hari ini ibu akan mengumumkan calon tunanganmu. Kau akan menikah suatu hari nanti agar dapat meneruskan tahta kerajaan," ujar sang ibu tersenyum.
"Me... Menikah? ibu bagaimana aku bisa menikah, aku tidak mau di jodohkan,"
"Ibu yakin kau pasti akan menyukainya, ah itu dia orangnya," tunjuk sang ibu pada pemuda tampan sambil tersenyum mendekati mereka.
"Salam hormat ratu," ujarnya memberi salam sambil membungkuk.
"Y... Yan," Rin terkejut.
"Hai Rin selamat ulang tahun,"
"Ah cinta anak muda membuat ibu iri, ya sudah ibu akan pergi ke pertemuan dulu ya,"
Sang ratu pun pergi meninggalkan ruangan Rin.
"Yan kau datang," ujar Rin terharu memeluk Yan.
"Hehehe sepertinya kau tambah cantik saja, ini hadiah untukmu jepitan sakura ini akan cocok dengan rambutmu," ujar Yan memasangkan jepit rambut yang berukiran bunga sakura yang berwarna pink itu.
"Rambutmu sangat indah seperti angit fajar,"
Jantung Rin kembali berdegup ketika Yan memuji rambut merahnya.
Yan adalah putra dari menteri suku langit bernama Ao Sahi dia merupakan kerabat dari mendiang sang raja yang juga berdarah bangsawan, bersekte Ao salah satu fondasi dari kerajaan Asahi dan sekarang Yan sudah menjabat sebagai panglima penyusun strategi tidak di ragukan lagi dalam hal mengurus strategi perang dengan umurnya yang masih 19 tahun Yan sudah bisa menguasai tekhnik berpedang juga kepala dari para panglima perang.
***
"Heee, jadi kaulah menjadi tuanganku?" tanya Rin terkejut juga syok dan juga wajahnya merah padam karena tidak tahu bahwa yang akan menjadi tunangannya adalah teman masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya.
"Umm aku juga terkejut aku kira kau juga akan menikah dengan raja dari kerajaan lain agar bisa bersekutu memperluas wilayah kekuasaam dengan bergabungnya dua kerajaan," ujar Yan juga merasa aneh.
"Tidak apa-apa tahu aku senang bahwa yang menjadi tunanganku adalah orang aku kenal.
***
15 tahun yang lalu
"Rin lihat aku memberimu bunga yang cantik lho," ujar Yan memberi Rin sebuah bunga mawar yang cantik.
Rin masih sangat kecil ia masih syok setelah kehilangan ayahnya, setelah itu ibunya mengalami depresi dan Yan lah orang yang selalu menghibur Rin. Yan sering ikut dengan ayahnya ketika ada pertemuan antar suku di kerajaan, saat itu Yan selalu bermain dengan Rin setelah itu mereka menjadi sahabat layaknya adik kakak.
"Rin mau menangis ya, sini menangislah jika itu membuatmu tenang aku akan di sini memelukmu," ujar Yan menghibur Rin.
"Rin tidak menangis kok, ayo bermain,"
Saat bersama Yan, Rin bisa tertawa dan bersemangat. Rin juga sering di temani kakeknya bermain dan memberi Rin seekor tupai lucu yang ternyata bisa berbicara, tupai kecil itu di beri nama Kiichu dan Rin selalu berbicara dan bermain dengan tupai kecilnya itu. Saat itu pula Yan juga masuk ke kehidupannya memberi warna, menhabiskan waktu bersama, Yan juga sering tidur dengan Rin dan menceritakan cerita dongeng sehingga akhirnya Rin bisa tersenyum lagi dan seiringnya waktu berjalan Rin jatuh cinta pada Yan.
"Yan saat kita dewasa nanti mari menikah,"
***
Rin menatap dirinya di cermin besar di kamarnya, ia tak berhenti memandangi dirinya dan rambutnya. Rambut yang ia benci ternyata banyak yang menyukainya, perkataan Yan selalu terngiang di dalam bayangan Rin ketika Yan mengatakan rambut merahnya sangat indah seperti langit fajar. Rin merasa kalau ia mulai menyukai rambut merah tomatnya ini.
"Aku harus berterima kasih pada ibu,"
Malam yang gelap Rin berlari ke ruangan ibunya, malam ini angin juga berhembus kuat. Perasaan Rin juga gelisah perasaan apa ini? ia harus menemui sang ibu di ruangannya sambil sedikit memasang senyum bahagia bahwa hari ini ulang tahun terindah dalam hidupnya ia benar-benar merasa di berkati.
"Ibu, ruangannya tidak di kunci?" Rin membuka ruangan sang ibu dan_
Sorot matanya berubah, air mata langsung jatuh senyuman yang buat selebar mungkin hilang. Ia melihat dengan mata kepalanya bahwa Yan telah menghunus ibunya dengan pedang. Ibunya tergeletak darahnya keluar banyak sekali ia melihat tatapan seram dari Yan.
"Ti... Tidak mungkin,"
Next.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments