seiring berjalannya waktu, akhirnya keluarga mas agus kekasihnya kak fitri pun datang kerumah bibi untuk melamar kak fitri sebagai menantunya. jika ku lihat, calon mertua kakak ku ini sangat welcome dan sangat sayang sama kak fitri. semoga kebahagiaan selalu menyertai kakak ku satu-satunya ini. acara berjalan dengan lancar dan waktu pernikahannya ditentukan setelah sebulan dari acara lamaran.
Alangkah bahagianya ku lihat wajah kak fitri. Mas agus dan kak fitri telah lama pacaran. Mereka pacaran diam-diam dulu. Waktu itu mereka duduk di bangku SMP, masih cinta monyet dulu. Namun cinta monyet itu bertahan lama, sampai sekarang mereka akan naik pelaminan. Sungguh perjuangan yang membuahkan hasil.
Terlebih mas agus sudah menjadi seorang Abdi Negara. Waktu itu mas agus berjanji akan memboyong kak fitri ke pelaminan disaat dia sudah menjadi seorang polisi. Setelah selesai pendidikan polisinya, benar saja mas agus langsung melamar kak fitri.
Kebahagiaan menyelimuti mereka berdua.
Aku selalu saja menggoda kak fitri, mengatakan jika mas agus akan berpaling darinya jika sudh menyandang gelar seorang polisi. Namun kak fitri tetap pada pendiriannya. Dia tetap percaya kepada mas agus, cinta mereka berlandaskan kasih sayang yang teramat dalam sehingga susah untuk dilepaskan.
hahah perumpamaan seperti itu. Aku aja bingung.
waktu pun berjalan dengan singkat, sehingga tibalah aku disinii, ya... sekarang aku sedang berada di sekolah ku tercinta untuk melakukan stempel sidik jari dan tanda tangan ijazah dan setelah itu ijazah SMA dapat ku terima. begitu banyak kenangan indah di sekolah ini. ya aku bersekolah di SMA harapan mandiri, salah satu sekolah favorit di kota tempat tinggalku.
Aku menjadi murid kebanggaan sekolah ini. Aku pernah mencetus rekor Juara 1 lomba menulis novel remaja tingkat provinsi. Aku telah mengharumkan nama sekolah ini. Akupun sangat menyanyangi, sekolah ini tempat ku menimba ilmu. Guru-guru yang welcome kepada siswanya.
Waktu tiga tahun sangat, cepat berlalu. Mau bagaimanapun aku akan meninggalkan sekolah ini dengan status baru. Aku sekarang seorang alumni SMA Harapan Mandiri.
"Dinda.... Dinda...., tunggu sebentar, " panggil seseorang ke arah ku.
aku merasa tidak asing dengan suara yang memanggilnya tadi. langsung saja aku menoleh dan benar saja, yang memanggilnya tadi adalah rina sahabat terbaiklah.
"eh... kamu ternyata rin... aku kira tadi siapa yang manggil, " jawabku dengan perasaan bingung.
"kau mau langsung pulang sekarang, "tanya nya dengan nafas yang ngos-ngosan karena rina tadi berlari mengejarku.
"iya rin, aku mau langsung balik pulang aja karena urusanku ngambil ijazah telah selesai, " jawabku dengan rinci.
Sambil menggandeng tanganku dan berjalan beriringan, rina mengajakku untuk mampir ke kantin sekolah, sembari bercerita tentang rencana kami setelah lulus sekolah. Maklumlah setelah ayah dan ibu meninggal, aku kebanyakan hanya mengurung diri di rumah, tak pernah sekalipun aku keluar untuk sekedar bermain dengan teman sebaya ku. aku masih merasa kehilangan berat.
Rina adalah sahabatku satu-satu nya di, sekolah ini. Kami bersahabat sejak, duduk, di bangku SD. kebetulan waktu itu rumah kami berdua sangat dekat, bisa dikatakan bertetangga. Namun karena kedua orangtua ku pindah rumah dengan alasan ayah mutasi kerja, maka kami terpisah karena jarak rumah tapi tidak dengan sekolah.
Mulai, dari, SD sampai SMA kami selalu sama satu, sekolah. chemistry kami sangat kuat sehingga orang-orang yang belum mengenal kami selalu mengatakan jika kami kembar ataupun kakak adik. Wajah kami jadi mirip karena sering bertemu apalagi berdekatan ketika di, sekolah.
Bukan hanya itu, kami dua juga sering saling kunjung mengunjungi rumah.
setibanya kami di kantin, aku langsung mengambil duduk agak ke pojokan biar agak leluasa saja. Rina memanggil mas penjaga kantin untuk memesan makanan.
"kamu mau pesan apa din, biar sekalian ku pesankan, " katanya sambil memanggil penjaga kantin ke meja kami.
"samakan aja lah rin, yang penting bisa di makan dan di minum, " jawabku seadanya Karena Akupun tidak terlalu memilih-milih dalam urusan makanan atau dalam urusan adapun itu. sederhana aja yang penting nyaman dan aman, itu aja.
"okelah, aku pesankan mie goreng dan es teh manis, sesuai dengan selera sahabatku ini," ledek tiba padaku karena dia tau aku hanya akan memesan menu itu itu saja jika berada dalam kantin ataupun tempat makan lainnya.
Ku pasang raut wajah sedih disaat kulihat teman-temanku yang lain datang bersama orangtuanya untuk mengambil ijazahnya. Bukan seperti aku yang telah menjadi anak yatim piatu.
"jangan sedih lagi, tante sama om sudah tenang di alam sana, sekarang kamu berdoa untuk mereka agar mereka diterima disisiNya. " ucap rina sembari mengelus elus punggungku.
Akhirnya air Mata yang ku tahan sejak tadi akhirnya luruh jatuh juga membasahi pipiku. aku masih tidak menyangka bahwa secepat ini akan berpisah dengan Orangtua ku, padahal aku sudah bertekad untuk membalas semua jasa jasa Mereka dalam mendidik dan membesarkan aku. Lihatlah ayah ibu, aku terlalu lemah, cengeng, manja dalam menghadapi kenyataan ini. Seumur hidupku aku belum pernah berpisah jauh dari orangtua meskipun dalam sehari. Tetapi ini Tuhan berkehendak lain. Aku masih penasaran, apa yang menyebabkan kecelakaan pada orangtuaku karena informasi terakhir yang ku terima bahwa orangtuaku jatuh dari sepeda motornya akibat menghindari polisi, tidur yang tinggi di pinggir jalan. tapi setelah ku lihat TKP nya, tidak ada polisi tidur disitu. Jadi, maksud polisi tidur yang mana. Lagian jikalau pun ada, seberapa tinggi polisi tidur itu sehingga motor ayah tidak bisa melewatinya.
Aku melamun sejenak, pikiranku kacau. Jikalau malam itu aku kekeh untuk menahan ayah dan ibu agar tidak pergi keluar untuk membeli martabak, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Ayah masih bersama dengan kami. Namun nasi sudah menjadi bubur. aku tak harus menyesali ini, semua. Ini sudah menjadi takdirku. Aku harus berbesar hati. Sekarang ku lanjutkan hidupku yang jelam ini. Mungkin akan ada cahaya terang yang sudah menungguku di ujung sana. Semoga kebahagiaan selalu menghampiriou. Ayah dan ibu tetap akan berada dalam hati dan pikiranku. Aku sangat menyanyangi mereka berdua.
"woiiiiii..... jangan melamun napa, ntar kesambet aku juga yang susah mijit-mijit kakimu, " seloroh rina padaku .
Akhirnya aku, tersentak dalam lamunanku. ku tahan air mataku yang mau tumpah sedari tadi., Aku tak, boleh cengeng. Ayah dan ibu pasti kecewa jika melihatku seperti ini. Mana semangat anak ayah dan ibu, pasti itu akan di ucapkan ibu di kala aku putus asa.
Ahhh aku sangat merindukan mereka.
"iya.. iya... aku tak melamun loh cuman keingat aja tadi tentang ayah dan ibu, " jawabku sesantai mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
ciber ara
kak untuk awal kalimat biasakan pke huruf kapital
2022-09-22
2