Bab 4

"Sialan! awas saja kau Nara!" Andre memasuki sebuah klub malam dengan mulut komat kamit memaki dan mengumpat pada Nara. Wanita yang jelas tidak ada di sekitar nya.

"Hei Bro, kamu sudah gila yah? ngomong sendiri begitu?"

Andre duduk di samping Dika, ia mengangkat tangan nya untuk memanggil pelayan.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" sapa pelayan itu.

"Berikan aku minuman terenak di sini!"

"Baik tuan"

Dika menatap sahabatnya dengan tatapan kaget. Baru jam 7 malam, tapi pria ini sudah ingin mabuk.

"Lo kenapa? baru pagi begini sudah mau mabuk?" kata Dika mengisyaratkan pagi sebagai kata masih terlalu awal untuk mabuk.

"Diem Lo, gue lagi pusing dan ingin melapangkan otak gue yang sekarang terasa sempit!"

"Selamat menikmati tuan" ucap pelayan itu setelah memberikan minuman yang menurutnya terenak dan paling di sukai pelanggan.

"Hmm" Andre mengibas ngibaskan tangan nya, pertanda menyuruh pelayan itu segera pergi.

"Awas saja kau Nara!!" geram Andre menatap minuman itu, seolah ia sedang menatap wanita yang sangat ia benci.

"Nara?"ulang Dika.

"Kenapa kau menyebut gadis imut itu?" tanya Dika penasaran.

"Cih, imut? apa Lo buta? lihatlah, wajah nya terlihat sangat menjijikkan " Andre meneguk segelas penuh minuman nya. Terlihat di ekspresi nya kelegaan yang mendalam.

"Hust.. Lo kenapa sih, selalu saja bersikap seperti itu sama Nara"

"Kenapa? dia pantas mendapatkan nya. Wanita seperti nya, hanya pantas untuk di caci!"

"Awas aja kalo Lo nyesel nanti" batin Dika.

Mereka hening beberapa menit, Andre terus meneguk minuman nya hingga 2 botol habis sudah.

Sedangkan Dika, hanya bisa menatap takjub pada sahabat nya yang terlihat mabuk.

"Lo ini yah, nanti pasti akan menyusahkan aku!" dengus Dika menggerutu.

Tiba tiba Andre mencengkram tangan Dika,

"Eh apa apaan sih Lo!" kaget Dika, ia berusaha melepaskan cengkraman tangan Andre yang terasa semakin menguat.

"Nara!" gumam Andre. Ia menatap Dika seolah menatap Nara.

"Kenapa Lo selalu saja mengganggu hidup gue huh! Sampai kedua orang tua gue memihak sama Lo!"

"Lo mau warisan itu? ya sudah ambil. Sisain saja sedikit untuk gue bertahan hidup!"

"CK" Dika berdecak mendengarkan curhatan hati Andre, kadang ucapan nya juga membuat Dika tertawa.

"Lo dengar gue gak!!!" bentak Andre saat melihat Dika yang seperti Nara tertawa.

"Iya iya, gue denger!" sahut Dika.

"Kenapa harus menikah dengan mu huh!!! gue gak mau Nara!! Lo hanya wanita jelek, menjijikkan, batu dan semua hal buruk nya!" teriak Andre di akhir ucapan nya.

Dika mengangguk pelan, ia baru tahu jika Andre dan Nara di jodohkan.

"Bagus deh, Lo ada yang urus" kekeh Dika dalam hati.

Bruk~

Andre menghempaskan tangan Dika. Pria itu langsung mengusap tangan nya yang terasa ngilu.

"Ini yang Nara rasakan setiap kali pria ini kasar padanya!" batin Dika.

Prank~

"Nara!!!! Gue benci sama Lo!!!!!!!!"

Andre melempar semua botol botol kelantai.

"Man, Lo sabar. baru 3 botol aja Lo udah mabok!" gerutu Dika, ia mencoba menahan Andre agar tidak semakin brutal.

"Lepas! gue mau hancurkan tu cewe!!"

Para pelanggan yang juga ada di klub itu, menatap aneh pada Andre.

"Gila kalo yah"

"Mabuk nya stress"

Para pelayan menatap jengah pada Andre, pekerjaan tambahan bagi mereka jika Andre sudah mabuk.

Kalau tidak melayani Andre, berarti membersihkan kekacauan yang sudah di buat oleh pria itu.

...----------------...

Pukul 2 malam, Nara bersiap untuk tidur. Semua pekerjaan nya sudah selesai.

Gadis ini selalu saja tidur terlambat, sejak ibu bapak nya tidak ada. Ia memilih mengerjakan apapun di saat mata nya tidak mau tidur.

Ting Tong~

Nara melihat kearah pintu utama rumah besar milik keluarga Andara.

"Siapa yang bertamu tengah malam begini?" ia berjalan menuju ke depan. Mengintip dari jendela terlebih dahulu.

"Kak Andre?" kaget Nara, ia bergegas membukakan pintu.

"Nara" panggil Dika.

"Kenapa ini kak? kenapa tuan muda seperti ini?"

"Dia mabuk Nara, mungkin besok akan sadar"

Dika menyerahkan Andre pada Nara. "Aku pulang dulu yah, baju ku bau terkena muntahan brengsek ini"

"Oh iya kak, makasih yah"

Nara menutup pintu setelah Dika pergi, lalu membopong Andre menuju ke kamar nya.

Nara membaringkan Andre di atas ranjang, membuka sepatu dan kaosnya. Nara juga mengganti pakaian bagian atas Andre yang terlihat kotor dan berbau.

Setelah membereskan semua, Nara hendak bergegas pergi. Tapi, tangan nya di cegat oleh Andre.

"Nara!" panggilnya.

Nara terhenti,ia menoleh menatap wajah Andre yang terlihat masih tertidur.

"Aku membenci mu! sampai mati pun. Aku akan tetap membenci mu!"

Deg.

seketika buliran bening j

mencuat dari telaga yang tiada pernah kehabisan air.

"Sebesar itu kah kesalahan ku kak? apa hanya kebencian yang kau simpan untuk ku??" Nara menghapus cepat air matanya, ia melepaskan cekalan tangan Andre, lalu keluar dari sana.

Saat Nara selesai menutup pintu kamar Andre, ia berbalik hendak pergi. Tapi, kehadiran Bagas membuat nya terkejut.

"Tuan?" sapa Nara menunduk.

"Apa dia pulang dalam keadaan mabuk?"

"Seperti nya begitu tuan, tadi kak Dika mengantarnya ke sini"

"Dasar anak tidak berguna. Tau nya hanya mabuk dan mabuk!" gerutu Bagas.

"Tuan, kenapa belum tidur? tidak baik begadang di usia yang sudah lanjut. Kembalilah dan beristirahat "

"Jadi, maksud mu aku sudah tua rentah?" Nara mendongak, bukan seperti itu maksudnya.

"Bukan begitu tuan, saya hanya tidak ingin anda sakit. Pasti nyonya akan lebih sakit kalau tuan juga sakit"

"Hahaha...Saya bercanda sayang, kamu kembali jugalah tidur. Jaga kesehatan mu, sebentar lagi kamu akan menikah dengan Andre"

Meskipun ragu, Nara tetap mengangguk.

"Saya kembali ke kamar dulu tuan"

Bagas mengangguk, ia tersenyum hangat pada calon menantunya.

"Anak baik, pasti akan mendapatkan kebahagiaan yang setimpal" gumam Bagas menatap kepergian Nara.

...----------------...

Pagi hari nya, Andre terbangun dari tidur nya. Ia kaget saat mendapati diri nya berada di kamar nya.

"Kenapa aku ada di sini?" gumam Andre sembari memegangi kepala nya yang terasa nyeri.

Perlahan Andre turun dari ranjang, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah rapi dan bersiap pergi ke kantor. Andre bertemu dengan mama nya di ruangan tv.

"Ma" sapa Andre dengan suara pelan.

"Kamu masih ingat kalau wanita tua ini mama mu?" sindir Relaina.

"Kok mama ngomong gitu sih ma"

"Bagaimana tidak Andre, kamu pulang kerja, kamu mabuk mabukan. Bersyukur tadi malam Dika mengantar kamu pulang ke rumah. Kalau nggak, kamu pasti sudah menghabiskan malam bersama wanita wanita tidak jelas itu!"

'oh ternyata Dika yang membawa ku pulang' batin Andre .

"ma, aku pasti jaga diri aku kok. Gak mungkin aku sembarangan make cewe!"

Relaina menatap putranya, ia berjalan dengan sangat pelan karena tubuh nya masih lemah.

"Kau enak mengatakan itu, menerima Nara yang berhati mulia kamu tidak mau!"

"Dia bukan tipe ku ma, jangan paksa aku!"

"Cih, kamu berani lawan mama? kamu ingat yah Andre. Suatu hari setelah mama gak ada, kamu akan sadar. Dan kamu akan menyesal!" Relaina pergi begitu saja, emosi nya sudah tak terbendung lagi. Ia harus cepat cepat kembali ke kamar dan segera meminum obat nya.

"Ma" Andre mencoba menolong mama nya yang terlihat sedikit tertatih, tapi Relaina malah menepis nya.

"Jangan sentuh mama, jika kau masih menolak perjodohan dengan Nara!"

"Ma..."

Relaina terus menaiki anak tangga, keringat dingin sudah mulai mencuat dari tubuhnya.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!