Bab 3

Nara dan Nani pulang dari pasar, saat itu pelayan yang mengetahui kemarahan Andre langsung menghampiri mereka.

"Nara. Nara. Gawat!" Nara dan Nani saling menatap, lalu menatap pelayan itu lagi.

"Ada apa Cika? kenapa kamu lari seperti di kejar anjing?"

"Aduh Nara, ini lebih dari di kejar anjing lagi" kata Cika, ia terlihat ngos-ngosan.

"Ada apa Cika? kenapa kamu terburu buru seperti itu?"

"Bagaimana tidak Nara, tuan muda mencari kamu. Dan dia terlihat sangat marah"

Nani terkejut, namun tidak dengan Nara. Ia sudah bisa menebak apa yang terjadi saat ini.

"Pasti nyonya sudah mengatakan pada kak Andre" batin Nara.

"Hei, kenapa kamu diam saja? apa kamu tidak takut huh??"

Nara tersenyum manis, seperti biasa ia selalu terlihat santai.

"Kamu seperti tidak tahu aku saja, aku pasti bisa mengatasi pria iblis itu" kata Nara menyebut panggilan biasa tentang Andre dari nya.

"Aduh, ni bocah yah. Malah membuat aku yang merinding!" gumam Cika bergidik ngeri dengan sikap Nara yang santai.

"Sudah sudah, sekarang kita masuk dulu. Apapun yang terjadi kita lihat nanti yah" kata Nani.

Mereka semua masuk ke dalam rumah, Cika membantu Nani dan Nara membawa belanjaan.

"Aku ke atas dulu yah, mau cek nyonya apa sudah minum obat atau belum "

Nani dan Cika mengangguk,

"Hentikan drama mu ini!"

Jleb.

Cika langsung bersembunyi di balik tubuh Nani. Sedangkan Nara malah terlihat biasa saja, meskipun jantung nya berdetak sangat cepat.

Nara berbalik, menatap Andre yang menatap penuh kebencian padanya.

"Ada apa tuan datang ke dapur? apa ada yang bisa kami bantu?" ucap Nara santai. Cika sampai bergidik melihatnya.

"Cih, stop Nara! jangan drama lagi, aku sudah tahu maksud kamu baik sama keluarga ku!"

"Apa? apa yang kau ketahui tentang aku tuan muda yang terhormat!" balas Nara terdengar menantang.

Andre berjalan mendekati Nara, tatapan matanya lurus penuh kebencian.

"Kau hanya mengincar harta keluarga ku kan! lalu memaksa kedua orang tua ku untuk menikahkan diri mu dan diriku!"

Cika menganga mendengar ucapan Andre barusan. Sedangkan Nani terlihat biasa saja, karena ia sudah tahu dari Nara.

"Cih, apa aku terlalu picik di mata mu tuan? aku tidak tahu, bagaimana deskripsi ku di mata mu. Tapi aku tidak pernah sekalipun mengincar harta mu! "

"Lalu, kenapa kau menerima perjodohan ini? kau bisa menolaknya dan menolak hak atas warisan mama papa!" tegas Andre.

Mulut Cika semakin terbuka lebar. Nani yang melihatnya, langsung memasukkan tomat ke dalam mulutnya.

"Apaan sih" dengus Cika pelan.

"Nanti masuk lalat" bisik Nani, membuat Cika semakin kesal. Perhatian mereka kembali pada Andre dan Nara yang masih berdebat.

"Jika aku mengincar harta mu, kenapa aku harus menerima perjodohan ini? kenapa aku tidak menerima warisan itu saja? humm." Nara tersenyum miring.

Andre tersenyum miring, ia tahu tujuan Nara sebenarnya.

"Oh, jadi kau ingin mewarisi semua harta ini dan kau juga menginginkan aku? wahh...Nara sayang sekali, kau tidak beruntung, aku tidak akan pernah mencinta wanita jelek seperti mu. Wajah mu saja menjijikan!" ledek Andre di akhir kalimatnya.

Cika yang mendengar Andre menghina wajah Nara menjadi kesal.

"Tapi kan, wajah Narampp.." lagi lagi Nani menutup mulut Cika yang hampir keceplosan dengan tomat merah.

"Jangan ikut campur!" bisik Nani.

Nara melirik Cika cemas, hampir saja wanita itu keceplosan.

"Aku hanya mematuhi perintah nyonya, sebagai pengabdian ku atas kebaikan nyonya dan tuan!" jelas Nara.

"Bacot, aku tahu tujuan mu Nara. kau tidak usah berakting di hadapan ku!"

"Terserah, tuan jika tidak mau. Maka, tolak saja perjodohan itu. Selesai " Nara melenggang pergi dari hadapan Andre.

"Dasar wanita tidak tahu diri!" maki Andre. Ia menatap Cika dan Nani yang menunduk hormat saat ia menatap nya.

Fyuuu....

Cika menghembuskan nafas lega, keberadaan Andre membuat jantung nya berpacu cepat dan hampir membuat dirinya serangan jantung.

"Nani, kenapa sih kamu menyumpal mulut ku." kesal Cika .

"Itu karena mulut mu hampir menambah kekacauan" balas Nani yang kembali melanjutkan pekerjaan nya.

"Kau ini, jika tuan muda tahu pengorbanan Nara. Pasti dia tidak akan mengatakan hal itu tadi! "

"Apa kau lupa? janji mu sama Nara? apa kau lupa?" kata Nani mengingatkan Cika.

Gadis yang tua beberapa tahun dari Nara itu, hanya bisa mengangguk pelan.

Semua pelayan dan pengawal di rumah besar Andara sudah berjanji melupakan masa lalu, mereka akan melupakan apa yang terjadi 3 tahun yang lalu.

Di mana kedua orang tua Nara pergi meninggalkan nya untuk selama lama nya.

...----------------...

Nara masuk ke dalam kamar majikan nya. Tentu nya itu setelah persetujuan dari Relaina.

"Selamat siang Nyonya" ucap Nara menunduk memberikan hormat.

Relaina mengangkat tangan nya, meminta Nara untuk mendekat.

"Sayang, pasti kamu sudah di marahi oleh Andre kan?" Nara tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis dan mengalihkan perhatian majikan nya pada obat yang ada di nakas.

"Seperti nya nyonya belum minum obat. Apa nyonya sudah makan siang?"

"Melihat bagaimana kau mengalihkan pembicaraan, Andre sudah menemui mu kan?" tebak Relaina.

"Sudah nyonya, dan aku baru tahu jika cara nyonya memaksanya menikahi ku dengan hak warisan di pindahkan atas nama ku"

Mendengar ucapan Nara, seketika itu Relaina langsung tertawa.

"Hahaha...."

"Kenapa nyonya tertawa? apa ini tidak berlebihan? tuan muda pasti berpikir yang tidak tidak"

"Hei, memangnya dia pernah berpikir yang baik tentang mu?" canda Relaina.

"Yah enggak sih, dia selalu berpikir tidak baik tentang ku. Walaupun aku sudah baik padanya" gumam Nara.

Relaina berusaha untuk duduk, Nara yang melihat nya langsung sigap membantu.

Relaina meraih tangan Nara, ia merasa hidupnya sudah tidak lama lagi.

"Berjanjilah Nara, kamu tidak akan pernah meninggalkan Andre, tolong jaga dia untukku "

"Nyonya, aku..."

"Nara, aku tidak mau mendengar kata kata penolakan dari mu. uhuk uhuk..." Relaina batuk, Nara langsung mengambil gelas yang berisi air minum di atas nakas.

"Minumlah nyonya, anda tidak boleh terlambat minum obat" peringat Nara.

"Iya bawel, perawat aku ini sangat bawel" gerutu Relaina.

Sedangkan Nara malah tersenyum mendengar gerutuan majikan nya.

Sejak ibu dan bapak nya meninggal, Nara memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya pada Relaina dan Bagas.

"Nyonya, saya tidak tahu bagaimana hidup saya tanpa nyonya. Mungkin saya akan hancur" Nara menunduk.

"Tidak Nara, kamu harus tetap kuat! jika nanti saya tidak ada, kamulah yang bertanggung jawab atas Andre dan juga Bagas"

Uhukkk....Uhuk...

Relaina kembali menggenggam tangan Nara.

"Berjanjilah Nara, berjanjilah "

Dengan terpaksa Nara mengangguk cepat, ia tidak mau nyonya nya kenapa kenapa.

"Istirahat lah nyonya, nanti aku akan ke sini lagi melihat mu"

"Terimakasih Nara, kau anak ku, menantu"

Nara tersenyum, ia membantu Relaina berbaring di ranjang nya, lalu menyelimuti tubuhnya lemah wanita paru baya itu.

"Beristirahat lah nyonya" ucap Nara sebelum meninggal kamar Relaina.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!