POV MAURA
aku sangat kesal sudah menanti dari pagi, siang hingga sore malah kejebak sama ratu pengausa pesantren, malang banget sih, aku kan cuma penasaran seberapa ganteng tuh ustadz sampai semua temen temen pada ghibahin setiap menit.
gagal deh, rasa penasaran ku kan jadi bertambah kalau begini, mana selesai selesai di kasih hadiah tong sampah.
tahu aja kalau ini ember kebesan ku, ck dengan terpaksa aku membuangya ke tempat sampah. dimana tempat sampah tersrbut berada tepat di samping asrama putra, terdapat lorong yang lumayan gelap karean hanya ada penerangan di tempat pembuangan sapah saja.
aku yang terus mengomel tidak peduli dengan sekitar dan...
"Aaaaa... " Teriak ku sembari melotot hingga mataku akan copot.
Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat, jantungku berdegub dengan sangat kencang, bak di sinetron sinetron aku menabrak seoerang laki laki yang wajahnya sangat putih kayak fampir, posisi badan ku ini yang tidak menguatkan, dengan lutut terpasang kuda kuda kepala hingga pinggang berdoyong kebelakang, tuh laki laki mendekap pinggang ku seraya mengomel.
"Astagfirullah, kalau jalan lihat lihat dong, jangan asal aja, jadi nabrak orang kan. terus ngapain pakai teriak nih kuping bisa pecah nanti."
"Yang ada kmu tuh yang harusnya kalau jalan lihat lihat, ini tuh tempat pembuangan sampah wajar aja kalau aku gak lihat ada orang yang lewat, aku kan lagi buang sampah, masak di suruh celingak celinguk di kira maling dong saya. lagian situ ngapain harus lewat sini, ini tuh jalan khusus santri putri, oh apa jangan jangan kamu santri mesum yang suka ngintipin santri putri ya," Ruduh ku yang merasa takin jika dia orang yang jahat.
"Sembarangan kalau ngomong, minggi saya mau lewat, bau tahu lama lama disini." laki laki itu melweati ku dengan menutupi hodungnya.
"Dasar bodoh, tentu saja bau ini kan tempat sampah." Teriak ku. yang di balas olehnya dengan menyebutku kewek sampah.
badan ku memanas serta hati ku juga, aku marah, dan tidak terima di katai cewek sampah, aku sumpahin dia biarAllah menjodohkan dia dengan cewek bau sampah.
aku yang sudah kesal di tambahin kesal lagi dengan laki laki yang tiba tiba muncul seperti hantu. tapi di pikir pikir emang dia kayak fampir sih, jangan jangan dia itu... ihhh... aku langsung bergegas mengambil tong sampah dan membawanya masuk ke asrama putr Uh dan mengembalikan tong sampah tersebut pada tempatnya.
Tapi Maura mukannya kamu juga bau sampah jangan jangan jodoh tuh.
Sementara Maura mengembalikan tong sampah, Nada dan Amel sudah ada di depan pintu kamar merwka menunggui Maura ubtuk di introgasi kemana perginya tadi.
"Eh, Mel tuh anaknya nongol. byuh baunya sampah banget sih." Nada menutup hidungnya dengan menjapitnya menggunakan jari sementara Amrl mengibas ngibaskan tanganya ke udara agar bau sampah itu tidak masuk ke dalam hidungnya.
"Minggir kalian aku mau ambil baju, mau ganti." Maura berkata dengan nada Ketusmya.
"Stop, lebih baik kamu disitu aja, biar aku yang ambilkan baju kamu buat ganti, kamu bau tahu gak sih Ra," ucap Nada yang langsung pergi ke lemari Maura untuk mengambil baju ganti.
"Ck, oon kali ya dia, kalau wangi mah mana ada aku ambil baju ganti, ck bikin makin tambah kesel aja." Maura memasang wajah yang super juteknya. Emosinya masih belum reda, Amel yang gak mau mendapat semprot hanya diam saja di depan pintu seperti penjaga yang diabaikan.
Beberapa menit kemudian.
"Nih, baju kamu, buruan ganti jangan lupa mandi yang wangi ya." Perintah Nada seraya menyodorkan baju Maura. Maura hanya memandangnya dengan tatapan yang tajam serta ucapan yang dingin.
"Terimakasih." Maura pun kemudian berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"Duh merinding deng, tuh anak pas di lahirin musim kutup kali ya, dingin banget." Nada mendekap tubuhnya sendiri yang mana merasa merinding setelah mendengar ucapan Maura.
"Udah gak usah ngomel mulu, yuk kita tunggi dia di dalam, mandi dia gak hanya satu jam bakalan lama tuh bisa berjam jam," ucap Amel yang sudah hafal tabiat mandi Maura.
Sementara itu di Asrama Putra, Bejo juga masih merasa kesal dan merasa berdosa kerena sudah memeluk lawan jenisnya terus beristigfar.
"Kenapa Jo, kok komat kamit kayak habis ketemu dedemit aja." tanya Ahmat.
"Oh, emang habis ketemu tuh di pembuangan sampah, sayangnya Dedemitnya cantik tapi bar bar." Jelas Bejo yang langsung membuat Ahmad terkekeh sambil menggeleng kan kepala.
"Bisa aja kamu, palingan santri putri yang lagi buang sampah." tebak Ahmad. tapi Bejo hanya mengedik kan bahunya tidak peduli.
"Aku mau ganti baju dulu, lalu pamit ya, kayaknya aku mau nginap di tempat paman, sore tadi aku gak sempet kesana padahal di mintanya sore tadi."
"Oh pantes tadi pas aku mintai tolong untuk semak anak hafalan kamu kayak ragu begitu, ya sudah sonoh berangkat, sorry dan makasih dah bantuin tadi." Ungkap Ahmat dengan senyuman yang tulus.
"Iya gak masalah, aku tadi sudah kirim pesan kok kalau ke rumah pamannya habis ngisi ngaji kita di asrama putri." Bejo menyambar peci hitamnya yang selama di pesantren ini tidak pernah ia tinggalkan kecuali kaau tidur.
"Salam ke Ustadz Zainal ya, dari Ahmat yang ganteng." selorohnya tetapi di angguki serius oleh Bejo.
Bejo berjalan kaki menuju rumah pamannya karena rumahnya tid ask lah jauh dari pesantren, banyak yang menyapa dirinya saat ia melewati beberapa kamar santri, dengan ramah ia menganggukkan kela serta tersenyum.
tidak ada dua puluh menit Bejo sudah sampai di rumah pamannya.
"Assalamualaikum, Paman, Bibi. ini Aku Bejo." Teriak Bejo sedikit lantang kemudian ada sahutan dari dalam, lalu terbukalah pintu yang tadi Bejo ketuk.
"Paman kita kamu gak jadi datang Jo, ayo masuk, Bibi mu dah menyiapkan kerupuk upil kesukaan kamu gak lupa tuh, sambal petisnya." Pamanlah yang membuka pintu dengan ramah ia menyambut ke datangan sang keponakan.
"Tahu aja, Bibik kalau aku lagi pengen ini, " ucap Beho yang langsung duduk di depan tv di mana kerupuk dan sambal berada, tentunya setelah salim pada Paman dan bibiknya.
"Enak banget ini, besok aku voleh bawa ke asrama gak bik. lumayan bisa cemil cemil kalau pas longgar gak ada jadwal."
"Iya bisa, tuh Bibik udah belikan satu keresek merah besar, hehehe kamu gak malu bawanya nanti. kamu kan ustadz ganteng masak nenteng nenteng kerupuk, upil pulak."
"Hahahaha." Aku dan paman ku beesamaan tertawa mendengar pernyataan Bibik.
"Buat apa malu Buk, kalau itu hal yang masih halal, kalau hal yang haram tuh baru malu. lagi pula kamu bisa tuh bisnis kerupuk upil, siapa tahu bisa jadi juragan kerupuk," kelakar Paman yang menurutku bagus juga.
"Kamu ini Pak, ngajarin tuh yang mewah dikit kenapa, juragan kerupuk, juragan emas kek. ck ganteng ganteng kok ya cocoknya juragan emas, apa mobil gitu." Protes Bibik.
Bejo hanya tersenyum mendengar perdebatan Paman dan Bibinya ia lebih asyik makan kerupuk Ulilnya serta menonton comedy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
manda_
lanjut lagi
2022-10-07
0