KESUCIAN YANG TERNODA

"Ku mohon, jangan!" teriak wanita itu. Aditia terus mencium paksa wajah wanita itu, dan menghempaskan wanita itu ke atas ranjang kamar hotel dengan kasar.

Aditia memegangi kepalanya yang terasa pusing sembari berjalan ke arah pintu, pria gila itu mengunci pintu kamar dan membuang kuncinya ke sembarang arah.

Melihat Aditia berjalan ke arah ranjang dan mendekatinya, pelayan hotel itu semakin ketakutan. Ia segera melompat turun dari ranjang itu dan menabrak nakas yang ada di samping ranjang. Hingga membuat nampan yang ada di atas nakas itu terjatuh, sudah di pastikan makanan yang ada di dalam nampan itu berhamburan, bahkan piring dan gelas yang ada ikut pecah dan hancur berkeping-keping.

Melihat wanita yang ia kira adalah Karina itu hendak kabur, Aditia pun menangkapnya dan kembali menariknya. "Auchh.." pekik pelayan hotel itu setelah kaki nya menginjak pecahan piring yang ada di lantai.

"Mau lari kemana kamu, ja lang?" geram Aditia. Pria itu terus memaksa dan melecehkan pelayan hotel.

"Farida mohon, jangan lakukan ini," pinta pelayan hotel yang menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Farida.

"Aku akan tunjukan, bahwa aku lebih berguna dan perkasa dari pada Bara!" Aditia yang mengungkung tubuh Farida, terus meracau sembari menciumi wajah wanita itu dengan paksa.

"Aku mohon, tolong sadarlah, tuan," pinta Farida di tengah-tengah isak tangisnya.

Darah segar yang menetes di telapak kaki nya, seperti tak ia rasakan. Ketakutan Farida akan kehilangan mahkota yang ia jaga selama ini, mampu menghilangkan rasa sakit pada luka yang ada di tubuhnya.

"Aku mohon, lepaskan!" pekik Farida.

Mendengar teriakan serta ketakutan Farida, Aditia justru tertawa bahagia. "Hahahaa.. Kenapa kau takut pada suami mu sendiri? Sedangkan dengan Bara, kau mampu melakukannya berjam-jam."

Farida yang berada di bawah kungkungan Aditia terus memberontak. Di saat Aditia membuka paksa seluruh kain yang melekat pada tubuhnya, Farida hanya bisa menangis sedih. Saat ini, hanya keputusasaan yang Farida rasakan.

Kekuatan wanita itu tidak cukup besar dan kuat untuk melawan pria yang bertubuh kekar dan ideal seperti Aditia. Melihat Aditia yang bergeser dari tubuhnya dan melepaskan pakaiannya sendiri, Farida pun segera turun dari ranjang itu dan mencari kunci yang di lempar oleh Aditia.

"Ya Tuhan, aku mohon," ucap Farida dengan panik. "Jangan biarkan aku menjadi sasaran singa lapar ini."

Melihat Farida yang sudah berdiri di depan pintu dengan tubuh nya yang sudah polos, Aditia geleng-geleng kepala dan tersenyum smirk pada wanita itu.

Aditia turun perlahan dan mendekati Farida yang berdiri di depan pintu kamar itu dengan tubuh gemetar. "Ayolah Karina.. Aku suamimu, jika pria lain saja bisa menjamah tubuhmu, kenapa aku enggak?" Aditia menawar pada Farida.

'Plak..!' Farida menampar wajah Aditia dengan sisa tenaganya. "Aku bukan KARINA!" pekik Farida dengan suara serak nya, pipi dan bibir wanita itu membiru dan lebam. Begitu pula dengan lehernya yang juga membiru akibat cengkraman dan juga bekas jejak liar yang di tinggalkan oleh Aditia.

"Si*lan! Dasar wanita ja lang!" Maki Aditia sembari menyentuh pipi nya. "Kau membuatku semakin muak!" Aditia mendorong tubuh Farida hingga terjatuh di lantai kamar itu.

"Jangan, aku mohon.." pinta Farida pada Aditia yang hendak menggahinya dengan paksa di lantai kamar hotel itu.

"Akkhhh!" pekik Farida. "Tolong.."

"Rasanya lebih nikmat seperti ini, dari pada meminta baik-baik padamu seperti biasanya," ucap Aditia. Ia mencoba memasukan paksa milik nya tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu.

"Ahhh.. Karina, kenapa sulit sekali?" Aditia terus menganggap bahwa gadis suci yang ia lecehkan itu adalah Karina, istrinya yang di awal menikah memang sudah tidak suci lagi.

"Akhh.. Sakit," lirih Farida.

"Cup.. Jangan menangis, mas main nya bakal pelan-pelan kok," ucap Aditia dengan nada manja. Setelah itu, ia kembali tertawa sumbang. "Hahaha! Bukankah tadi pagi, kau bergerak begitu liar di atas tubuh Bara?"

Karena merasakan tidak nyaman di lantai itu, Aditia pun mengakat tubuh Farida dan kembali menghempaskan nya di atas ranjang. Melihat banyak nya darah yang menetes di lantai kamar itu, Aditia seakan tidak perduli.

"Eummm.." Farida hanya melenguh saat Aditia membungkam bibirnya dengan ciuman kasar. Bagi gadis itu, sudah tidak ada lagi harapan untuk selamat dan kabur dari hotel itu. Menangis pun sudah tidak ada gunanya, mungkin semua ini memang sudah bagian dari takdir hidupnya.

"Aku bersumpah, akan membuat hidup wanita yang bernama Karina itu akan lebih menderita dan tersiksa dari apa yang aku rasakan saat ini!" pekik Farida yang berada di dalam kungkungan Aditia.

"Karina, kenapa susah sekali?" Aditia mengajak Farida berbicara.

Farida hanya diam, rasa sakit di sekujur tubuh nya sudah tidak lagi ia rasakan. Ia membiarkan Aditia yang mencoba menerobos milik nya berulang kali.

Hingga pada akhirnya, Farida pun menjerit tertahan. "Akkkkhhh.. BUNDA!" pekik wanita itu.

Hilang sudah satu-satunya barang berharga yang ia miliki, kesuciannya di rengut paksa oleh pria yang tidak di kenal nya. Menangis dan menyesal pun tidak ada gunanya.

Beberapa saat kemudian, Aditia pun mencapai puncaknya. Tubuh pria itu ambruk setelah berhasil melepaskan dan menumpahkan benihnya di dalam rahim Farida yang belum pernah tersiram sama sekali.

Farida pun menarik selimut untuk menutup tubuh polosnya dan meringkuk dengan cara memunggungi Aditia, pria yang sudah meru dal nya dengan paksa di tengah hari itu.

Aditia yang memang lelah dan juga dalam pengaruh alkohol itu langsung tertidur tanpa memikirkan apapun.

"Bunda, maafkan Farida. Farida gagal mempertahankan barang berharga milik Farida, Farida gak berdaya bunda. Farida lemah," lirih gadis malang itu. "Farida janji, setelah ini akan pergi dan gak akan merepotkan bunda serta adik-adik yang lain."

Lama ia termenung dan memikirkan ketakutan akan kemarahan bunda nya yang telah merawat dan membesarkannya selama ini. Hingga pada pukul 14:17 sore, Farida pun tertidur di atas ranjang yang sama dengan Aditia. Luka di kaki nya pun sudah mengering dengan sendirinya.

Pada pukul 19:23 malam, Farida yang memang sudah terjaga sedari tadi. Tetap diam di tempatnya, tangannya terus meremas selimut putih tebal yang membalut tubuhnya serta tubuh Aditia.

Melihat handel pintu kamar iru bergerak, Farida pun berpura-pura memejamkan matanya.

Adam yang berhasil membuka pintu kamar itu dengan kunci duplikat, menjadi mematung di tempatnya. Bagaimana tidak? kamar hotel yang awalnya begitu rapi, kini menjadi seperti kapal pecah. Pakaian yang berceceran, pecahan piring dan gelas berserakan dan juga banyak noda darah yang sudah mengering di lantai itu.

"Astaga.. Apa yang sudah aku lakukan?" guman Adam. Pria itu mendekati bos nya tanpa berani menyentuh ataupun menyingkap selimut yang di kenakan oleh Aditia dan Wanita yang ada di sampingnya.

"Tuan.. Tuan Adi!" panggil Adam.

"Emm.. Ada apa?" Aditia membuka matanya perlahan, sembari memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut.

"Tuan, lihatlah!" Adam menujuk pada wanita yang ada di samping Aditia.

"Ya Tuhan! Apa yang sudah aku lakukan?"

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

farida 😭😭😭

2024-11-05

0

ㅤㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐀⃝🥀 ʙᷢᴀⷶɴɢͪ͢ ᴍͤᴀᷞʀ

ㅤㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐀⃝🥀 ʙᷢᴀⷶɴɢͪ͢ ᴍͤᴀᷞʀ

nyesek berada di posisi Farida hih😭

2023-05-01

0

Diah Elmawati

Diah Elmawati

Baru sadar ya Aditia.... Kasihan Farida

2023-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!