Bab 4

MOS Pertama

~dua hari kemudian~

Setelah kejadian di cafe itu,kembali terlintas seribu tanya pada mereka.Ya,Angkasa dan Alula mereka sama sama sedang gegana(gelisah,galau,merana).

Uhuukkk,mereka ternyata sedang sama sama saling memikirkan.

Disaat Alula sedang menikmati lamunannya tiba tiba saja HP mendapat notifikasi.

(Brian_Brey menyukai foto anda),notif pada ponsel nya itu.

"Wait,siap Brian?aneh",pikirnya sambil mengecek profil nama Brian.Dan,tara ketemu dan sekilas dia melihat dua laki laki yang dia anggap omes beberapa hari lalu.

"Gilak,temennya si bege omes,hiiii gamau gue urusan sama mereka serem",ucap Alula sambil melempar HP nya ke atas tempat tidurnya.

Ditempat lain,Angkasa pun merasa ada yang aneh dengan dirinya.Dia merasa seperti punya hutang penjelasan terhadap Alula,karena waktu itu bukan karena dia tidak mau memberi alasan.Hanya saja saat hendak berbicara Clara cs sudah hampir sampai ditempat mereka duduk.Ck,kenapa gue jadi kepikiran cewek bodoh itu sih ya kali gue suka.Emang sih dia cantik body nya bagus dan bibirnya seksi.Oh ****,

Angkasa menggeleng gelengkan kepalanya karena merasa malu sendiri.

Saat sedang asik melamun tiba tiba ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk.

"Gue di depan rumah lo nih Sa,keluar dong bentar",ucap sang penelpon.Lantas tanpa menjawab Angkasa langsung turun dan membuka pintu depan.

"Ngapain lo Ian kesini malem malem?",ya orang yang tadi menelpon Angkasa adalah Brian.Sekedar info,Brian itu sepupunya Angkasa ya gaes^-^.

"Gue mau pindah ke sekolah lo Sa",sambil masuk kerumah sambil menjawab.Gak sopan sekali sepupunya satu ini yakan.

Angkasa membuang nafasnya kasar,"Ya terus?ngapain emang nya?",dengan acuh Angkasa menjawabnya.

"Ckk,itu dia man...gue mau kita taruhan",jawab Brian semangat."Ogah,otak lo gesrek apa Ian...datang datang ngajak taruhan,dahlah pulang sana gue mau tidur besok MOS.

"Elaah Sa,dengerin dulu napa sih belum juga gue kelar ngomong udah main usir aja",tungkas Brian sambil menarik tangan Angkasa agar duduk kembali ke sofa.

"Ish gak usah pegang pegang kali",sungut Angkasa sembari duduk kembali."Hans sama gue mau taruhan dapetin si Alula,kalau menang dapet mobil baru gue yang kemarin abis gue beli,gimana mau ikutan gak lo?",terang Brian sambil senyum senyum gak jelas.

Owh jadi Brian bukan cowoknya,tapi.Degg

"No,gue gak mau ikutan ide gila kalian...udah sana lo pulang Ian gue males",jawab Angkasa sambil mendorong Brian agar keluar dari rumahnya.

Sebenarnya rumah mereka itu berhadapan hanya berbatas jalan umum komplek perumahan saja.Jadi tidak butuh waktu lama untuk Brian sampai di rumahnya.

Sejujurnya Brian tidak sungguh sungguh ingin taruhan sebab dia pun sama gengsinya dengan Angkasa untuk mengakui kalau dia benar benar suka dengan Alula.

Brian menyukai Alula sejak mereka sama sama masih SMP namun Alula tidak pernah menghiraukan dan beranggapan bahwa Brian bersikap manis ke semua orang.

-pagi hari di HIS-

Siswa siswi baru berbondong bondong menuju aula yang sudah disiapkan para OSIS untuk MOS.Disini MOS nya gak lebay kayak dunia nyata ya gaes,yang siswa nya dikerjain habis habisan.MOS ini mereka gunakan untuk saling mengenal teman satu angkatan mereka dan lingkungan sekolah serta seluk beluk sekolah.

Mereka semua menggunakan name tag yang terbuat dari kardus bekas dan rafia untuk mengalungkan di leher mereka masing masing.

Alula nampak sedang bercanda canda dengan Della dan Luna dan tiba tiba,"hei kalian yang dibelakang bisa diam tidak",ternyata mereka diperhatikan oleh ketua OSIS.

"Maaf kak..",jawab Alula sambil membungkukan badan.

Kini Alula cs menjadi sorotan para siswa/i baru dan para OSIS."Bisa maju kedepan kamu yang rambutnya pakai bandana pink?",pungkas Dion ketua OSIS sedikit modus biar bisa liat dari dekat,eh^•^

Alula pun menuruti permintaan ketos nya,berjalan menuju depan."Maaf kak sekali lagi saya tadi sedang bertanya keadaan ibu teman saya yang kebetulan baru keluar dari Rumah Sakit",katanya sedikit gugup karena mendapat pandangan tidak enak dari para siswa lain.

"Ehm,sekarang saya akan lanjutkan pidato saya dan ini menyangkut keberlangsungan hidup kalian di HIS",tanpa memperdulikan Alula yang sedang memberi nya penjelasan Dion justru melanjutkan pidatonya.

"Apaan sih gue disuruh maju malah dia sibuk sendiri tau gitu tadi ogah maju",ucapnya lirih namun ternyata Dion mendengarnya.

Acara pidato sudah selesai,semua siswa diperintahkan untuk masuk ke kelas masing masing sesuai jurusan mereka.Namun saat Alula melangkah pergi tanganya tertahan."Siapa yang suruh kamu pergi,Alula?",tanyanya sambil melihat name tag nya.

"Maaf kak saya juga harus masuk kelas,gak lucu dong hari pertama masuk saya telat gak enak sama guru nya",jawab Alula sambil berusaha melepaskan tangannya dari Dion.

Disisi lain ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!