Alunan musik jazz membuat suasana terasa hangat. Rendra baru saja tiba di pesta. Karyawannya menyambutnya dengan ramah namun segera kembali larut dalam keriuhan pesta. Rendra duduk di salah satu pojok bersama Erik manager pemasaran di perusahaannya.
"Apa Bapak tidak mengajak Istri bapak? Kami jarang sekali bertemu Ibu. Hanya saat peresmian kantor baru dan launching Apartemen saja."
"Oh, Dia sibuk mengurus putri kami, dia ibu yang luar biasa.
"Pasti Istri yang luar biasa juga ya pak?" tanya pria itu.
"Hem? Iya, Istri yang luar biasa pastinya..." jawab Rendra ragu.
Rendra kemudian termenung sejenak. Mengurai kembali kalimat yang baru saja dia ucapkan.
"Istri yang luar biasa?"
la bahkan tak ingat kapan terakhir kali Laras menemaninya makan. Atau kapan terakhir kali Laras menyambutnya pulang. Memang segala kebutuhan Rendra di persiapkan Laras dari baju yang akan di pakai,sepatu yang mengkilat. Sarapan yang sehat atau makan malam yang lezat. Tapi Jarang sekali mereka menghabiskan waktu bersama. Setiap Rendra pulang kantor atau Akan makan, Laras selalu larut dalam kesibukannya bersama anak anak.
Rendra permisi pada Cristian untuk ke toilet. la pun berjalan menuju toilet di antara orang orang yang sibuk menari hingga tiba tiba Bukk !!
Seorang wanita menabraknya dan menumpahkan sedikit minuman di-lengan kemejanya.
"Astaga! maaf Pak saya sungguh tidak sengaja, tadi.." ucap wanita itu
"Sudah tidak apa apa, menyingkir lah," Rendra menuju toilet. Tiba di sana la menyalakan kran di wastafel dan mencuci lengan bajunya. la sedikit kesal.
Di luar toilet, wanita yang menabrak tadi menunggu Rendra sambil berharap cemas. Tiba tiba Rendra keluar.
"Pak sekali lagi maafkan saya, kemeja bapak rusak karena saya, saya tidak hati hati, maafkan saya pak," katanya lagi.
"Sudahlah, Apa kamu karyawan magang? Aku tak pernah melihatmu di kantor," tanya Rendra.
"Bukan pak, saya sepupu salah seorang karyawan bapak, namanya Clara," jawab Laura.
Dan yang di maksud datang.
"Laura Mengapa kamu membuat masalah, tolong maafkan saya pak, karena ulah sepupu saya pakaian bapak jadi kotor," Clara meminta maaf dengan perasaan takut.
"Iya.." Jawab Rendra seraya meninggalkan keduanya. la pun kembali bersama Erik menikmati sisa pesta.
Waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Rendra mulai bosan dan pamit pulang. Rendra sendiri sebenarnya tidak terlalu suka di tengah keramaian karena la bukan orang yang suka basa basi. Namun karena menghargai kerja keras karyawannya, la pun berusaha menikmati pesta itu.
Rendra keluar dari Loby menuju parkiran. Ia melepas kancing paling atas kemejanya. Mengambil kunci mobil dan menekan tombolnya. Bip bip ! Lampu mobil menyala dua kali. Rendra membuka pintu mobil, duduk di belakang kemudi dan menyalakan mesin. Tiba tiba pintu sebelah penumpang terbuka, seorang wanita masuk, mengunci pintu dan menekuk badan dan kepalanya seperti bersembunyi dari seseorang.
"Hey! Siapa kamu! Kenapa masuk ke mobil saya!" hardik Rendra.
Yang di teriaki mendongak kan wajahnya sedikit. Rendra terperanjat! ternyata wanita yang menabraknya di pesta tadi.
"Kamu lagi? keluar dari mobil saya!" pintanya tidak suka
Setengah berbisik Laura menjawab."Pak tolong saya! mereka mengejar saya, itu yang di luar," Laura menunjuk ke luar jendela mobil.
Terlihat di sana beberapa orang berpakaian hitam mondar mandir seperti mencari seseorang. Alis Rendra mengernyit.
"Siapa mereka?" tanya Rendra
"Debt colector!" jawab Laura
"Hah? Jadi sebab itu kamu lari dari mereka dan masuk ke mobil saya? cepat keluar!" perintahnya dengan sedikit meninggi kan suaranya.
"Saya mohon pak, Ijinkan saya menumpang sampai di persimpangan, saya akan turun di sana," Laura dengan nada memohon.
"Dimana Clara? kenapa tidak pulang dengan Clara
saja," kata Rendra.
"Dia pulang lebih dulu dengan Andre pak,katanya akan kembali tapi..." ucapan Laura dipotong oleh Rendra
"Ya sudah, sampai persimpangan..." Rendra pun menyetujui.
Mobil pun melaju meninggalkan beberapa orang tadi yang tidak tahu kalau yang di carinya ada didalam mobil itu. Rendra menoleh melihat wanita itu masih berjongkok di sana.
"Mengapa jongkok di situ, duduklah, mereka sudah jauh.
"Ba.. baik." Jawab Laura.
Laura pun duduk di kursi penumpang. Sesekali dia menoleh ke arah Rendra. Dalam hati la tertegun. Pria yang merupakan bos sepupunya ini sungguh tampan, Tubuhnya tegap, rahang yang tegas dan ternyata dia juga baik.
"Kenapa kamu melihat saya begitu?" tanya Rendra heran
"Tidak pak." ucap Laura gelagapan.
"Sudah di persimpangan, turunlah!." ujar Rendra
Mobil menepi dan berhenti.
"Katakan pada Clara untuk menjemputmu, tidak baik perempuan sendirian di jalan saat gelap seperti ini." Laura menganggukkan kepalanya lalu turun dari mobil. Tiba tiba ada lampu mobil lain menyilaukan matanya. Mobil itu berhenti. Ternyata itu Clara. Laura memandangi Rendra.
"Terima kasih Pak, maaf merepotkan." katanya sambil membungkuk,Rendra tidak menjawab.
Laura menutup pintunya. Seketika mobil melaju meninggalkan dua wanita itu.
Rendra sedang memanaskan mesin mobilnya. hari ini sabtu, dia merasa lelah karena pesta semalam, tapi dia tak ingin mengecewakan anak anaknya yang menunggu weekend. Mereka akan ke kebun binatang hari ini. Tapi Laras belum bisa ikut karena pasti repot membawa naya, jadi Rendra akan pergi dengan Alfin dan Aldo.
Rendra menyalakan mesin mobilnya. tiba tiba matanya tertuju ke arah kursi penumpang. di bawah dasbor tergeletak sebuah dompet.
"Dompet siapa itu?" kata Rendra dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments