Sesuai dengan janji mereka semalam,pagi ini Rio menjemput Zoya dan mereka berdua bersama-sama menuju ke suatu tempat.
Dan sekarang di sinilah mereka berdua berada, berdiri di depan sebuah nisan dengan nama orang tua Zoya.Hari ini adalah hari kematian bunda Zoya yang ke 3 Tahun.
"Bunda, tenang lah di sana bersama ayah.Zoya di sini baik-baik saja.Selalu lindungi Zoya ya Bunda,ayah agar Zoya selalu sehat."Ucap Zoya di depan nisan orang tuanya.
"Oh ya.. Apakah Bunda masih ingat pria yang berdiri di samping Zoya ini.Dia adalah Dokter Rio yang dulu menangani penyakit Bunda, ternyata Dokter Rio ini adalah adek dari sahabat Zoya.Bunda masih ingat kan sahabat Zoya yang namanya Winnie.Setelah kepergian Bunda ,Zoya di pecat oleh boss Zoya karena Zoya absend nya kelamaan lalu Rio membawa Zoya bekerja di tempat kakaknya dan ternyata kakaknya Rio adalah sahabat Zoya.Dunia sungguh sempit ya Bun ."Cerita Zoya panjang lebar kepada Bundanya.
Ya... Waktu ibunya Zoya sakit Rio lah yang menangani penyakit yang di alami oleh ibunya Zoya sampai ibunya Zoya menghembuskan napas terakhir.Pada saat itu Rio sangat kasihan kepada Zoya karena kepergian ibunya Zoya hidup sebatang kara di kota ini.Orang tua Zoya adalah anak tunggal oleh karena itu Zoya tidak memiliki tante atau pun paman baik itu dari segi Bundanya maupun dari segi ayahnya.
Setelah kepergian ibunya Zoya sangat terpuruk tidak ada yang menghiburnya oleh karena itu Rio selalu mendampingi Zoya,menghiburnya dan menyemangatinya.Sampai suatu hari Rio harus di tugaskan di luar kota Rio memohon kepada Zoya agar tetap bangkit kembali karena Rio tidak bisa berada di samping Zoya lagi.Lalu suatu hari Rio memohon Zoya bangkit kembali lagi demi ibunya akhirnya Zoya pun berusaha bangkit kembali dan Ketika keadaan Zoya sudah semakin baik Rio pun menawarkan pekerjaan kepada Zoya karena Zoya sudah di pecat oleh boss nya dan dari situ lah Zoya kembali bertemu dengan sahabatnya Winnie,kakak kandung Rio.
Sejak Bunda Zoya mulai sakit-sakitan Zoya selalu meminta izin tidak masuk kerja dan sampai akhirnya Zoya pun di pecat oleh atasannya.
"Ibu tenanglah di sana,saya akan membantu ibu menjaga Zoya di sini."Ucap Rio di depan nisan orang tua Zoya.
"Ibu berkati lah Rio agar Zoya menerima lamaran Ku suatu hari nanti."Batin Rio.
Lalu setelah berziarah di makam orang tua Zoya,Rio pun mengatar Zoya kembali ke toko WO W milik kakaknya.Tetapi saat berjalan keluar dari makam orang tua Zoya,Zoya terjatuh karena tidak sengaja menendang sebuah batu besar yang di ada depannya dan akhirnya kaki Zoya terluka karena keseleo dan yang membuat Zoya semakin jengkel ialah Rio mengejeknya terus.
"Astagaaa..Ini matanya di apakan tadi masa iya ada batu yang begitu besar di depannya tidak kelihatan."
"Aduh..Malu banget sich udah gede gini masih bisa jatuh saat berjalan."
"Makanya jangan terlalu memikirkan ku , sampai tidak fokus kan jalannya dan akhirnya jatuh ke bawa tanah .. Sungguh memalukan."
Itulah kata-kata Rio yang membuat Zoya jengkel dan akhirnya saat sampai di toko kakaknya mau tidak mau Zoya harus turut apa yang di katakan oleh Rio yaitu naik ke belakang punggungnya dan Rio akan membawanya masuk ke dalam toko kakaknya.
Saat masuk ke dalam toko kakaknya semua karyawan yang ada di sana melihat kedekatan mereka berdua termasuk Sophia yang dari tadi sudah menunggu ke datangan Zoya karena ada sedikit hal yang mau di ubah oleh Sophia di acara pernikahannya dengan Fano nanti.
"Nona Zoya." Panggil Sophia beranjak dari tempat duduknya dan Rio pun menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggil Zoya.
"Bawa aku duduk di sana,Rio."Ucap Zoya lalu Rio pun membawa Zoya duduk di dekat Sophia.
"Aku pergi dulu,ingat jangan banyak bergerak jika tidak mau kaki mu semakin parah."Ucap Rio memperingatkan Zoya setelah itu Rio harus segera pergi dari sana karena sudah banyak pasien menunggunya di rumah sakit lalu Rio juga pamit kepada Sophia karena bagaimana pun Sophia adalah pelanggan toko kakaknya yang juga dari tadi sudah menunggu Zoya di sana. Rio tidak tahu bahwa calon istri sahabatnya itu adalah Sophia yang berdiri di depannya ini.
Setelah Rio pergi, Zoya pun mempersilakan Sophia duduk.Saat duduk di sofa Sophia melihat kaki Zoya di perban dengan kain kasa berwarna putih.
"Ada apa dengan kaki mu ,Nona Zoya."Tanya Sophia kepada Zoya.
"Hmm..Tadi tidak sengaja keseleo."Ucap Zoya.
"Apa masih sakit."Tanya Sophia lagi.
"Hmm..Sudah agak baikkan."Ucap Zoya dengan tersenyum.
"Pacar mu sangat peduli dengan mu,Nona Zoya."Ucap Sophia dengan tersenyum juga.
"Hah..Dia bu..."
"Sayang..."Panggil Sophia ketika melihat Fano sudah datang,baru saja Rio pergi beberapa saat Fano sudah datang.Sepertinya mereka berdua tidak saling bertemu.
Tadi sebelum ke sini Sophia menghubungi Fano agar mereka bisa datang bersama,tetapi karena Fano tidak ingin datang bersama Sophia,Fano meminta Sophia ke sini dulu nanti dia akan menyusulnya ke sini.Jika bukan karena rasa ingin bertemu dengan Zoya,Fano pasti tidak akan mau ke sini membahas persoalan pernikahannya dengan Sophia.
Ketika Fano duduk di sofa bagian single yang berhadapan dengan Zoya ia pun menatap Zoya sejenak.
"Hmm..Maaf mohon tunggu sebentar saya akan mengambil data yang sudah kita catat di ruangan saya."Ucap Zoya lalu ia mencari seseorang agar bisa membantunya mengambil data yang dia inginkan.Tetapi sayangnya di dekat tempat duduk Zoya tidak ada seorang pun berada di sana.Lalu saat Zoya beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi ke ruangannya mengambil data yang di inginkan olehnya di cegah oleh Sophia.
"Nona Zoya,apa kamu memerlukan seseorang untuk membantu mu mengambil data di ruangan mu."Ucap Sophia.
"Ya."
"Kamu duduklah dulu,biar saya bantu kamu mencari seseorang untuk membantu mu ambil data itu."Ucap Sophia dengan ramah.
"Tapi.. Apakah tidak mereportkan mu,Nona Anggara."Tanya Zoya dengan tidak enak hati karena bagaimana pun Sophia adalah tamu nya.
"Sama sekali tidak mereportkan,hanya mencari seseorang saja di sekitar sini."Ucap Sophia.
"Jangan lupa pesan pacar mu tadi jangan banyak bergerak kalau tidak mau kaki mu semakin parah."Ucap Sophia dengan tersenyum dan membuat Fano terkejut dengan perkataannya.
Pacar...
Mendengar Zoya mempunyai pacar tanpa sadar Fano mengepalkan tangannya dengan erat dan menatap tajam kepada Zoya tapi Zoya masih tidak menyadari tatapan tajam dari mata Fano.
"Kalau begitu,, Terima kasih,Nona Anggara.Dan maaf mereportkan mu."Ucap Zoya merasa tidak enak.
"Santai saja."Ucap Sophia lalu tanpa pamit kepada Fano, Sophia langsung pergi dari sana.
Setelah Sohpia pergi dari sana Zoya pun duduk kembali ke tempatnya tadi dan setelah mendaratkan bokongnya ke sofa Zoya menatap Fano yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Ada apa dengannya, kenapa menatap ku begitu."Batin Zoya.
"Sudah berapa lama anda mempunyai kekasih,Nona Zoya."Tanya Fano kepada Zoya yang masih dengan menatap Zoya dengan tatapan tajam.
"Apakah pacar mu sekarang adalah seorang sultan dan kamu.. Sebenarnya lebih mencintai orangnya atau harta yang di miliki oleh kekasih mu itu,Nona Zoya."Tanya Fano lagi ketika melihat Zoya tidak menjawab pertanyaanya tadi.
"Mohon maaf, Pak Saputra.Mari kita tidak membahas masalah pribadi saya yang tidak ada hubungannya dalam hal pernikahan anda."Ucap Zoya berusaha bersikap santai walaupun hatinya terasa sakit dengan kata-kata tajam Fano.
Pernikahan...
Ya... Pernikahan yang sebenarnya yang sangat tidak di inginkan oleh Fano.
"CK..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments