Kevin berharap Afifah bisa menjadi istri yang sesungguhnya bagi dirinya. Istri yang mengerti dia luar dalam, istri yang bisa menjadi tempatnya pulang setelah seharian bekerja, istri yang bisa menemani sampai nanti ajalnya datang menjemput.
Semua persiapan untuk pernikahan Kevin pun sudah di atur oleh anak buahnya, bahkan gaun dan undangan telah siap, Kevin meminta untuk mengirimkan undangan yang pertama untuk keluarga Atmaja, dia ingin mereka segera mempersiapkan calon pengantinnya. Gaun dan undangan pun siap dikirim oleh orang suruhan Kevin.
Gaun dan undangan itu sudah sampai di rumah keluarga Atmaja, Afifah sendiri yang menerima ketika ada seseorang yang mengantarkan barang itu. Ketika Afifah membawa masuk undangan dan gaun itu tiba-tiba Anisa muncul dan merebut undangan itu dan segera melihatnya.
"Oh rupanya undangan pernikahanmu sudah beredar, lihat ini! kamu lihat dengan jelas kapan kamu akan menikah dengan orang jelek dan mesin itu, sungguh aku merasa miris melihat kenyataan ini, kamu sudah anak pungut di sini numpang dan di jadikan pelayan gratisan, sekarang harus berubah status menjadi istri seorang buruk rupa dan mesum, iyuuuuh sungguh kasihan.
Afifah hanya diam saja sebenarnya Afifah pun tidak ingin mengalami nasib seperti ini tapi mau bagaimana lagi dia harus menerima kenyataan pahit ini demi ayah dan ibu yang telah membesarkannya, Afifah pun sejujurnya ingin hidup bahagia layaknya gadis lain menikah dengan orang yang dicintainya tapi dia mengubur keinginan itu demi masa depan keluarga Atmaja.
Anisa yang melihat Afifah hanya diam saja pun kesal dia merampas kotak cantik berputar biru dari tangan Afifah dan membukanya dengan kasar. Sebuah gaun pernikahan yang sangat cantik terpampang jelas di depan mata Anisa.
Gaun itu sangat pas di tubuh Afifah terlihat elegan dan mewah jika di pakainya, ada rasa iri dan kagum saat Anisa melihat gaun itu.
"Cantik sekali gaunnya," ucap Anisa tanpa sadar.
Afifah tersenyum melihat Anisa yang menikmati keindahan gaun itu sambil matanya melotot tanpa dia sadari.
Setelah menyadari kalau saat ini tingkahnya berlebihan akhirnya Anisa pun kembali menormalkan raut wajahnya.
"Gaun ini sangat cantik tapi ini semua tidak akan merubah nasibmu," ucap Anisa sambil tertawa sinis dilemparkan gaun itu ke wajah Afifah dan berlalu pergi meninggalkan gadis itu seorang diri.
Afifah mencoba untuk tersenyum, apapun yang dikatakan Anisa sudah tidak akan mampu merubah tekadnya, Afifah menatap baju itu, diilihat dari bahan bentuk serta model gaun ini yang memesannya pasti orang kaya raya memiliki banyak uang.
Afifah menyemangati dirinya agar tidak berkecil hati, " Abaikan saja bentuk dan rupa yang penting uangnya banyak dan aku tidak kekurangan apapun" pikir Afifah tapi kemudian dia tersadar apakah kebahagiaan hanya diukur dengan uang. Apakah hanya uang yang bisa membuat orang bahagia, Afifah pun kembali bimbang apakah keputusannya ini sudah tepat.
Hari pernikahan pun akhirnya tiba, Afifah hanya bisa menundukkan kepalanya, entah apa saja yang saat ini berkecamuk dalam otaknya, tidak hanya tentang bagaimana rupa suaminya tapi juga tentang malam pertama
Afifah takut membayangkan itu.
Ini pengalaman pertama baginya, dia tidak punya pengalaman dalam masalah cinta, dia tidak tahu harus bagaimana bersikap di depan suaminya nanti, dan jika nanti suaminya menginginkan dirinya pasti Afifah tidak akan bisa menolak karena dirinya mulai saat ini akan menjadi milik pria itu seutuhnya.
Afifah menatap Selena dan Adam yang terlihat bahagia serta bangga karena sudah berhasil menikahkan dirinya dengan pria kaya raya itu sehingga mereka bisa selamat dari kebangkrutan.
Sedangkan Anisa dia tidak perduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, dia enak enak duduk dengan kaki sebelah diangkat ke atas paha.
"Apakah mereka akan terlambat?" tanya penghulu yang sudah datang sejak tadi sambil melirik jam di pergelangan tangannya.
Adam tidak menjawab pertanyaan penghulu dia berharap saat ini keluarga Rayon tidak sedang mempermainkan dirinya, dia tidak akan malu jika pernikahan ini gagal karena tidak ada orang yang dia undang kecuali pembantu rumah tangga, sopir dan tukang kebun tapi dia khawatir kalau pria ini tidak jadi membantu bisnisnya alamat dia akan jatuh bangkrut.
Suara deru mesin mobil memasuki halaman tempat pernikahan membuat hati Adam lega seulas senyum menghiasi bibirnya.
Tidak selang beberapa lama masuklah segerombolan orang berpakaian rapi. Semua keluarga Rayon hadir di pernikahan ini bahkan Gunawan Rayon yang sudah berusia lanjut pun ikut hadir, dia duduk di kursi roda yang di dorong oleh seorang pemuda tampan.
Beberapa Rayon lain yang terkenal di dunia bisnis pun ikut turut serta menghadiri acara pernikahan sederhana ini.
Afifah ikut memandang rombongan keluarga Rayon dari tadi dia coba menebak mana calon suaminya tapi tidak ada satu orang pun yang berwujud seperti bayangan yang selama ini ada di pikirannya.
Crish tersenyum melihat Afifah yang kebingungan di samping Crish berdiri seorang pria tampan memakai toxedo warna putih tulang, pria yang terlihat penuh wibawa dan wajahnya bisa membuat siapapun yang melihatnya terpesona.
Afifah masih mengedarkan pandangannya mencari di mana sosok yang akan menjadi suaminya.
Afifah pun mencari sosok pria tambun berwajah mesum yang kemarin datang menemuinya tapi dia tidak menemukan sosok itu bahkan orang yang hadir semuanya bagaikan penghuni kerajaan gagah dan cantik penuh kharisma.
"Apa yang sedang kamu cari?" tanya pria bertoxedo yang kini tiba tiba sudah berada di sampingnya tanpa dia sadari.
Afifah hanya diam membatu menatap pria itu dengan mulut menganga lebar. Pria itu menatap Afifah heran.
"Apakah ada yang salah denganku?" tanya pria itu lagi.
Crish menutup mulutnya, dia saat ini ingin tertawa terbahak-bahak saat ini melihat ekspresi Afifah dan Kevin membuat Crish ingin tertawa keras tapi itu tidak mungkin dia lakukan karena kalau sampai dia melakukan itu bisa di pastikan Kevin akan mencekiknya sampai mati.
"Si..siapa kamu?" tanya Afifah gugup karena tiba-tiba pria dewasa itu duduk di samping Afifah.
"Aku calon suamimu," jawab pria itu santai.
Perkataan Kevin yang terdengar jelas di ruangan itu membuat semua keluarga Atmaja terkejut terlebih lagi Anisa dia sungguh tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
"Dia Kelvin Ervan Rayon? benarkah itu? mengapa dia setampan itu tidak seperti yang orang-orang katakan di luaran sana?" pikir Anisa.
Begitu pula dengan Adam dan Selena mereka tidak mempercayai kalau pria yang ada dihadapannya itu adalah Kevin yang akan menikah dengan Afifah, Selena dan Adam pun mengedarkan pandangannya mencari sosok pria yang melamar Afifah seminggu yang lalu tapi bayangan pria itu pun tidak terlihat di sana.
"Kamu masih muda?" tanya Afifah tanpa dia sadari karena selama ini bayangan yang ada dipikirannya sosok tuan muda Rayon adalah pria tua bujang lapuk.
Tanpa Afifah sadari pertanyaan membuat orang yang berdiri di belakang Kevin cengar-cengir seperti setan kegirangan, baru kali ini ada seorang perempuan yang berani bertanya seperti itu pada Kevin.
Kevin pun berdecak sebal ketika menoleh ke belakang dan melihat Crish cengar-cengir.
"Apa kamu pikir aku sudah tua?" ucap Kevin kesal.
Afifah menggeleng sebentar tapi kemudian mengangguk.
"Tapi kata kak Anisa calon suamiku pria tua mesum perutnya buncit," ucap Afifah polos.
Perkataan Afifah kali ini membuat beberapa orang yang hadir di sana tertawa keras termasuk Reina, Cindy dan juga Rafa yang lainnya pun menatap Afifah dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments