KELUAR KANTOR

sekolah yang rajin dan jangan suka merepotkan umi, ucap abid pada qila dan pergi menuju rumah khanza.

sementara khanza kini sudah menjalin hubungan dengan bagaskara tanpa abid ketahui, dan sekarang bagas menjemput khanza, mobil bagas dan motor abid berbarengan memasuki pekarangan rumah khanza.

kini abid dan bagas sama sama menunggu di samping kendaraanya masing masing tanpa saling menyapa.

khanza keluar dari dalam rumah nya dan melihat kedua laki laki itu,

sayang ucap bagas menyapa khanza.

ko kamu ga bilang mau ke sini tanya khanza heran.

abid yang mendengar bagas memangil khanza dengan sebutan sayang terdiam, ada rasa kecewa dan sakit di hati nya namun ia sadar diri kalau diri nya hanyalah anak buah khanza.

kebetulan hari ini aku aga santai jadi sengaja menjemput mu " ucap bagas santai "

jadi bagaimana " ucapan abid mengalihkan perhatian mereka berdua "

maaf ya bid saya berangkat ke kantor bareng bagas "ucap khanza tidak enak hati pasal nya semalam dia yang mengira abid untuk menjemputnya"

bagas mengeluarkan uang beberapa lembar dan memberikannya pada abid " ini buat ganti rugi beli bensin karena tidak jadi menjemput bos mu "

tidak usah tuan motor saya masi penuh bensin nya, lalu abid berpamitan, kalau begitu saya berangkat duluan bos ujar abid cuek dan segera melajukan kendaraanya.

kini khanza dan bagas tengah berada di dalam perjalanan menuju kantor Khanza. ini ada beberapa berkas yang harus kamu tanda tangani, ucap bagas sambil menyodorkan berkas berkas itu, karena bagas terus terusan mengajak khanza mengobrol akhir nya khanza asal menandatangani berkas berkas itu.

kini mereka sudah sampai di perusahaan khanza, dan bagas segera berlalu untuk pergi.

saat khanza ingin memasuki gedung kantornya tiba tiba iringan mobil mewah

menuju loby kantor khanza dan berhenti tepat di depan loby kantor. dan itu pun menjadi tontonan para karyawan Karena memang jam kerja belum di mulai.

beberapa pengawal membuka kan pintu mobil utama, dan keluar sosok tegap berwajah manis namun tatapannya tajam.

CIO pranaja grup pa rayyan gemuruh orang orang yang melihat takjub dan kagum atas penampilan kharisma rayyan dan juga jejak langkah bisnis nya yang sangat baik meski di usia terbilang muda dua puluh lima tahun.

rayyan berjalan menuju loby gedung di dampingi beberapa orang kepercayaan nya. tanpa melihat ke sekeliling nya, bahkan saat melewati khanza pun rayyan tidak menoleh.

dimana CIO kalian tanya rayyan tanpa basa basi kepada para petugas resepsionis di ruang loby perusahaan, para petugas gelagapan karena mereka tau siapa orang di hadapannya sekarang.

maaf tuan saya CIO perusahaan ini. suara di belakang rayyan, dan khanza berdiri tenang di belakang rayyan dan anak buahnya.

sebaiknya kita berbicara di ruangan saya tuan karena tidak pantas kita berbincang dalam kondisi seperti ini " ucap khanza membujuk karena dia sendiri pun tau siapa orang yang berada di hadapannya sekarang "

siapkan ruang meeting sekarang kan kumpulkan para petinggi perusahaan kalian, saya tunggu lima menit karena waktu saya tidak banyak " ucap rayyan bernada perintah pada khanza"

khanza hanya menganggukkan tanda setuju dan kini mereka semua sedang berada di ruang meeting.

sementara abid kini sedang berada di ruangan pantry karena memang belum atas tugas perintah dari sang bos, padahal sang bos sekarang tengah berada di dalam masalah serius.

di ruang rapat.

rayyan sedang menatap khanza intens dia masi tidak habis pikir dengan wajah polosnya khanza namun bisa berbuat curang dengan diri nya.

baik tuan rapat bisa kita mulai " ujar khanza memulai obrolan "

baik kita langsung pada pokok permasalahan " ucap rayyan singkat sambil menyodorkan beberapa berkas pada khanza "

empat triliun " mata khanza terbelalak kaget tidak percaya bahwa suntikan data yang sudah di gelontorkan oleh perusahaan pranaja company sebesar itu "

sebenarnya anda mau bekerja sama dengan saya atau anda ingin menipu saya " ucap rayyan kesal "

maksud anda bagaimana tuan " ujar khanza belum mengerti "

nilai saham seluruh perusahaan anda bahkan tidak sampa satu triliun dan bagaimana bisa perusahaan anda menerima uang sebesar itu, dan perusahaan pranaja hanya mendapatkan sepuluh persen saham.

apa ini permainan anda dengan manager sialan itu " tanya rayyan menyelidik "

maaf tuan tapi perusahaan saya hanya menerima seratus milyar dari kontrak kerjasama ini " ucap khanza meyakinkan "

lalu bagaimana dengan semua tanda tangan anda di berkas berkas itu, ya memang saya akui saya kecolongan dalam hal ini dan baru menyadari permainan kotor ini setelah team audit saya memberitahukannya " pungkas rayyan masi kesal "

khanza masi terdiam dia baru menyadari kedekatannya dengan bagaskara ternyata hanya sebuah pemanfaatan bagas untuk membuat trik licik itu dan dia sudah terperdaya dengan selalu menandatangani surat surat kontrak tampa membaca nya terlebih dahulu.

tapi saya memang tidak menerima uang sebesar itu tuan " ucap khanza masi meyakinkan rayyan "

anda tidak usah mengelak, saya sudah tahu semua nya bahkan hubungan spesial anda dengan si bagaskara sialan itu saya mengetahui nya, dan detik ini juga saya ambil alih seluruh aset anda termasuk perusahaan ini saya beri waktu anda satu kali dua puluh empat jam untuk meninggalkan rumah anda.

dan saya menunjuk jidan untuk menjadi CIO perusahaan ini, tunjuk rayyan pada jidan.

jika anda keberatan silahkan ajukan surat gugatan anda di pengadilan karena di sini saya lah yang paling di rugikan, saya harap anda segera menyerahkan seluruh aset anda yang tidak mencapai jumlah yang saya keluarkan. dan berikan itu semua lewat jidan saya permisi ucap rayyan lalu pergi dengan beberapa orang kepercayaan dan hanya jidan yang masih diam di tempat dan beberapa petinggi perusahaan khanza yang hanya menjadi penonton di meeting kali ini.

khanza hanya diam dengan keringat yang keluar dari seluruh tubuhnya bahkan tubuhnya kaku dia masih tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi dia harus kehilangan perusahaan rumah aset aset lainya bahkan itu pun belum cukup menutupi hutang kepada perusahaan pranaja bahkan dia tidak merasa menerima uang sebesar itu.

kini jam kerja sudah di mulai dengan santai nya abid memasuki ruangan CIO tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karena sudah kebiasaan nya dan atas izin bos nya itu.

lagi pula memang ruangan CIO itu pun ruangannya karena meja kerja abid pun ada di ruangan itu.

abid kaget karena melihat sosok lelaki muda yang tidak dia kenal tengah duduk di kursi kebesaran bos nya itu.

sementara jidan pun kaget kenapa bisa ada seseorang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, namun dia baru teringat kalau nona khanza berpesan untuk memberikan amplop kepada karyawan yang menjadi asisten nona khanza, mungkin dia orang nya "batin jidan" karena jidan pun sama belum pernah bertemu abid sebelum dan sama sama tidak mengenal satu sama lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!