MENIKMATI KOPI

ah baik lah bos " ucap abid malas tapi memang dia membutuhkan pekerjaan dengan terpaksa menuruti kemauan sang bos "

ok tugas pertama mu sekarang buatkan saya teh " perintah khanza "

baik bos pakai gula tidak " tanya abid "

saya kan bilang teh bukan teh manis " sinis khanza "

baik lah " abid berdiri dan berjalan keluar untuk membuatkan teh "

tunggu " khanza berteriak "

apa lagi " tanya abid heran "

kopi saja pakai gula secukupnya, buat teh terlalu mudah untuk mengetes mu " ucap khanza tampa melirik abid "

abid tidak menjawab dan keluar untuk membuat kopi.

rasain kamu saya kerjain suruh siapa tadi songong " gerutu khanza dengan senyum kemenangan "

abid sudah berada di ruang pantry dan menyeduh kan kopi untuk sang bos " untung aku terbiasa buat kopi kalau umi tidak sempat buat kopi untuk abi " gumam nya.

baru kali ini ilmu dari umi berguna " monolog nya lagi pada diri sendiri "

hey mas ganteng kamu OB baru di sini ya, ganteng banget " ucap anita sekretaris khanza karena tadi dia sedang beristirahat jadi tidak melihat abid masuk ruangan CIO nya "

saya assisten baru bos khanza dan ini di suruh buatkan kopi untuknya " ucap abid cuek "

loh ko bisa biasanya itu kan tugas OB " jelas anita heran "

abid hanya mengangkat pundak nya dan berjalan keluar pantry menuju ruang CIO.

ganteng sih tapi irit bicara dan cuek, tapi aku tetep suka Bambang tampan " monolog anita pada dirinya sendiri "

pintu di ketuk dan abid masuk membawa secangkir kopi.

silahkan bos " ujar abid sambil menyodorkan secangkir kopi di meja CIO "

ngapain berdiri duduk sana di sopa besok meja kamu baru tersedia.

em baik bos " abid duduk di sopa ruang CIO tersebut "

khanza meniup tiup kopi dan menyeruput nya pelan sambil menikmatinya " enak banget kopi ini pas rasa nya batin khanza dan tidak membutuhkan waktu lama khanza menghabiskan satu cangkir kopi itu "

jam sudah menunjukan pukul lima sore.

hmm sudah waktunya pulang gumam khanza melihat jam di pergelangan tangannya.

hari ini khanza sibuk membereskan beberapa berkas yang menumpuk hingga dia sendiri lupa kalau sekarang sudah punya asisten.

sialan aku sedari tadi sibuk dia malah asik tidur di sopa terlentang lagi " khanza geleng geleng kepala "

khanza membangunkan abid dengan melempar tas nya di perut abid,

abid terbangun kaget dan langsung terduduk, ia bos kenapa sorry aku ketiduran abis ga ada pekerjaan apa apa dari tadi " ucap abid beralasan "

ya sudah ayo antar saya pulang " ucap khanza sambil berjalan keluar di ikuti abid dari belakang "

kini mereka berdua berada di dalam lip menuju basemen.

apa kamu bawa motor " tanya khanza pada abid "

tidak kenapa memang bos " tanya abid heran

saya tidak bawa mobil hari ini jadi kita pulang pakai taksi saja " pungkas khanza "

aku bawa kalau mobil, bos bisa ikut saya kalau mau" ucap abid polos "

ni orang kumat songong nya " batin khanza "

baik lah

kini mereka sudah berada di parkiran basemen.

mana mobil mu " tanya khanza "

itu " tunjuk abid pada mobil hitam Ducati dengan plat khusus dan dengan santai nya mendekati mobil itu dan menempelkan kartu di dekat pintu mobil itu dan pintu terbuka "

khanza terdiam tidak percaya dengan asistennya itu, padahal untuk harga mobil itu khanza mungkin harus mengumpulkan keuntungan perusahaan nya dalam satu tahun.

khanza duduk di samping kemudi dan abid sudah di kursi kemudi, kamu ga usah kaget ini bukan mobil saya, ini mobil bos lama saya ko cuma belum sempat saya kembalikan " ucap abid berbohong karena melihat kecurigaan dari khanza, sebenarnya dia tidak bohong karena ini bukan mobil nya. ini mobil rayyan sang adik namun di lebih lebihkan saja bilang mobil bos karena malas di tanya macam macam.

dih siapa juga yang mengira ini mobil kamu " gerutu khanza "

ya kali kamu berfikir macam di novel novel aku lelaki kaya raya yang sedang pura pura miskin mencari sang putri, secara kan saya putih ganteng tinggi ha ha ha " tawa abid menggema "

ga lucu " bantah khanza yang langsung membuat abid berhenti dari tawa nya "

kini mereka sudah sampai di halaman rumah khanza, khanza turun dari mobil.

terimakasih " ucap khanza lalu menutup pintu mobil "

abid ikut turun dari mobil, loh kenapa kamu ikut turun bukanya pulang tanya khanza heran.

aku boleh minta minum ga haus " ucap abid cengengesan "

minum apa " tanya khanza singkat "

air putih panas aja pakai sedikit gula sama sedikit kopi bubuk " ujar abid polos "

itu kopi bukan air putih " bantah khanza dan berjalan masuk rumah dan di ikuti abid dari belakang "

itu dapur nya kamu sekalian buat dua saya ke kamar dulu mau ganti pakaian " ucap khanza sambil berlalu menuju tangga arah ke kamar nya "

abid membuat dua gelas kopi dan berjalan menuju ruang tamu sambil membawa dua cangkir kopi, tiba tiba keluar dari salah satu kamar wanita berusia kisaran empat puluhan ya itu ibu laras.

sore tante " ucap abid canggung "

sore, kamu siapa pacar nya khanza atau " ucapan bu laras menggantung "

aku cuma karyawan nya tante " jawab abid cepat "

oalah padahal kamu ganteng baik lagi tante kira pacarnya " ucap bu laras kecewa "

abid hanya menggaruk garukan kepalanya yang tidak gatal.

beberapa menit berselang turun khanza memakai kaos polos berwarna putih dan celana traning panjang, kini aura kecantikannya terpancar dan terlihat gadis belia lain dengan setelan kantor yang terlihat lebih dewasa dari usia nya.

ngapain kamu liatin saya, dasar mesum " kesal khanza dan duduk di samping ibu laras"

abid tidak menjawab dan terlihat salah tingkah karena memang dia tadi cukup lama memperhatikan khanza hingga dia lupa di depan nya ada ibu nya khanza ibu laras.

mereka pun sedikit berbincang bincang hingga gadis muda keluar dari kamar dan menghampiri mereka.

kaka " panggil jihan manja pada khanza "

ia dek kenapa " tanya khanza pada jihan adik satu satu nya dan adik tersayang nya "

namun jihan menghiraukan khanza dan mendekati abid seraya mengulurkan tangannya menyapa abi " nama aku jihan abang ganteng siapa nama nya "

nama saya abid " ucap abid lembut "

abang pacar nya kaka khanza ya " tanya khanza kepo "

bukan saya cuma karyawan nya saja dan panggil saya abid tidak perlu ada embel embel abang " ucap abid karena tidak enak oleh khanza "

sudah sewajarnya jihan manggil nak abid abang kan usia jihan lebih muda dari nak abid " potong ibu laras "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!