waktu berlalu begitu cepat sudah hampir enam bulan abid bekerja di perusahaan khanza.
ini hari libur abid sedang bersantai di rumah pribadi miliknya. dan dia sibuk dengan pekerjaannya karena memang sebenarnya dia memiliki beberapa perusahaan kecil yang dia rintis sejak usia belia sewaktu dia berusia lima belas tahun, jadi sepuluh tahun sudah abid mendirikan perusahaan nya dengan beberapa orang kepercayaan nya.
telpon abid berdering dan itu dari sang umi, abid mengangkat telpon nya malas.
ya mi ada apa " tanya abid singkat "
kamu tidak kangen sama umi sama qila "tanya umi di sebrang telpon"
ia aku kangen mi tapi aku takut kalau aku menemui umi dan qila di ketahui sama abi " ucap abid sedih"
kamu ini memang abi mu itu sekejam apa sampai takut hanya untuk menemui umi dan qila, sekarang umi dan qila sudah di depan rumah buka pintu nya " perintah umi pada abid "
abid segera membukakan pintu dan benar saja sang adik qila dan umi berada di depan pintu dan segera memeluk mereka berdua melepas rindu,
kamu peluk umi dan adikmu tapi tidak kangen sama abi "suara bariton khas nya yang tiba tiba muncul di belakang umi dan qila "
abi "gumam abid tidak percaya "
abi merentangkan tangannya dan abid langsung berhamburan memeluk abi sang leadership, motivator, dan idola nya.
mereka masuk ke dalam rumah dan berbincang hangat di ruang keluarga hingga tidak terasa sudah setengah jam berlalu.
tiba tiba seorang lelaki sebaya abid memeluk abid dari belakang, sambil telinga abid di gigit pelan ya siapa lagi kalau bukan rayyanza pranaja.
rayyan kenapa kamu baru datang tidak datang bersama umi "tanya abid heran"
abang kaya ga tau princess kita, aku memang CIO pranaja tapi kalau sudah bersama princess sudah di pastikan jadi babu nya karena dia tidak mau mempercayakan pada orang lain hanya sekedar koper jadi aku yang bawain semua koper koper di bandara " adu rayyan pada abid"
abang rayyan kalau tidak ikhlas ga usah tolongin qila " ucap qila ngambek dengan suara imutnya " karena memang usia qila sekarang baru berusia sepuluh tahun.
abang ikhlas ko ikhlas banget " jawab rayyan cepat karena takut sang adik menangis dan jelas akan membangunkan singa yang tengah tertidur "
sudah sudah kalian ini setiap kumpul pasti aja godain qila " ucap umi melerai "
ya sudah umi istirahat dulu ya abi " ucap umi pada abi lalu membawa qila juga ke salah satu kamar "
kita ngobrol di ruang kerja " ucap abi sambil berjalan ke ruang kerja abid di ikuti rayyan dan abid "
kini abid dan rayyan duduk di kursi depan meja sedangkan di seberangnya abi duduk. mereka tau kalau abi nya mengajak bicara seperti ini pasti ada hal yang sangat amat serius.
bid bagaimana perusahaan kamu dan bagaimana pekerjaan kamu sekarang " tanya abi serius "
baik ko abi " jawab abid singkat dia sudah tau arah tujuan pembicaraan nya "
rayyan bagaimana keadaan kantor sekarang " tanya abi pada rayyan "
baik abi namun seperti abi ketahui perusahaan kita yang sangat amat besar jadi minim pengawasan dan rayyan terus meminimalisir kebocoran di perusahaan " ujar rayyan menjelaskan "
andai abi punya anak laki laki sepuluh atau seratus mungkin abi tidak akan meminta mu untuk masuk ke perusahaan " ucap abi entah pada siapa namun mata elang nya melirik abid "
tapi kan abi sendiri yang meminta abid untuk masuk di perusahaan khanza dan membantu nya " ucap abid membela diri "
abi memberi mu waktu tiga bulan untuk menebus kesalahan mu sendiri dan menikahi khanza, tapi ini sudah enam bulan abid aqila pranaja " ucap abi tegas "
baik abid ataupun rayyan tau kalau seorang abi sudah memanggil nama lengkap nya itu artinya kemarahan dan keputusan nya tidak bisa di halangi lagi.
abi berdiri dan berlalu pergi.
tepat sesudah jam makan malam abi tidak ada di rumah karena ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakili, sementara qila umi abid dan rayyan tengah berada di ruang keluarga.
umi " ucap abid ragu "
ia kenapa " jawab umi masi asik mengeluselus rambut qila yang baru tertidur "
tolong bantu abid untuk kali ini aja umi please " abid memohon dengan senyum khas nya "
memang membantu perusahaan khanza adalah penebus kesalahan abid tapi kan kalau menikahi khanza tidak bisa atas dasar menebus kesalahan harus dengan saling mencintai tidak bisa di paksakan, seharusnya umi dan abi sudah lebih dahulu faham hal seperti ini " abid menjelaskan panjang lebar "
sebenar nya baik abi atau pun umi memahami kondisi kamu, tapi kita juga tidak boleh mengesampingkan kepentingan perusahaan karena akan banyak dampak nya, seperti kalian ketahui abi mendirikan perusahaan dari bawah sampai sekarang di samping perjuangannya abi juga mempunyai keinginan memberikan manfaat bagi banyak orang, banyak orang tidak tau berapa banyak panti asuhan panti jompo pesantren sekolah dan sarana umi yang itu semua uang dari keuntungan perusahaan.
dan jika perusahaan merugi berapa banyak orang terkena dampak dari itu bahkan bisa menyebabkan pemecatan karyawan coba kamu pikir kan dengan kepala dingin " ucap umi memberikan pengertian pada anak nya "
lagian kan abang sendiri yang meminta abi pensiun dini dengan alasan kasihan abi tidak menikmati masa muda nya, dan kemampuan rayyan masi jauh di bawah abi jadi tidak bisa mengelola dengan baik dan memang harusnya kan abang yang melanjutkan kepemipinan abi " ujar rayyan karena memang dia sadar batas kemampuan dan hak nya yang bukan darah daging dari abi itu sendiri.
kasi abid kesempatan satu bulan lagi " pinta abid pada umi "
kalau boleh umi tau apakah abid mencintai dan menyayangi khanza " tanya umi menyelidik "
entah lah mi abid pun tidak tau " ujar nya sambil mengangkat baru "
kini jam sudah menunjukan pukul dua pagi dan semua sudah tertidur kecuali abid yang masi memikirkan perkataan umi nya.
bodoh lah gimana nanti saja " gerutu abid karena tidak menemukan solusi dari akar permasalahanya " dia pun memaksakan memejamkan mata.
jam sudah menunjukan setengah tujuh pagi dan abid bergegas mandi. dan kini dia berjalan menuruni tangga terlihat qila dan umi tengah sarapan.
kemana rayyan tanya abid pada umi karena tidak melihat keberadaan rayan.
dia sudah berangkat ke kantor karena ada meeting dadakan pagi ini katanya " jawab umi sambil tetap mengunyah sarapan nya.
oh ya bid abis sarapan umi dan qila juga mau kembali ke kampung karena jadwal penerbangan jam sembilan pagi " lanjut nya "
baik lah kalau gitu abid jalan sekarang sudah terlambat jemput khanza " ucap abid sambil mencium kening umi dan mencium pucuk kepala qila "
sekolah yang rajin dan jangan suka merepotkan umi, ucap abid pada qila dan pergi menuju rumah khanza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments