PERTEMUAN DENGAN BAGAS

sudah sewajarnya nya jihan manggil nak abid abang kan usia jihan lebih muda dari nak abid " potong ibu laras "

kenapa dek tanya khanza lagi,

oh ia kaka ini aku ada tugas sekolah susah banget ucap jihan sambil menyodorkan buku tugas nya pada khanza.

khanza cengengesan, kaka juga ga ngerti dek " ucap khanza merasa bersalah "

jihan pun hanya diam merasa bersedih karena biasanya hanya kaka nya yang selalu jihan andalkan dalam segala hal.

abid yang tidak tega melihat jihan memberanikan diri berbicara meski dia sendiri tidak yakin bisa membantu " boleh saya lihat tanya nya pada khanza "

khanza memicingkan matanya malas lalu memberikan buku tugas itu pada abid.

abid memperhatikan soal soal itu dan menyuruh jihan yang menulis jawabannya dan abid memberitahukan jawabannya.

awas aja kamu asal jawab nanti adik ku harus ujian ulang " ancam khanza meremehkan abid"

dari sepuluh soal ini kalau ada satu saja yang salah bos tinggal potong saja gajih saya selama satu bulan " ucap abid yakin "

khanza kaget dia tidak menyangka asisten baru nya ini mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.

kita buktikan saja nanti " ucap khanza ketus "

lalu bagaimana bos kalau semua jawaban ini benar " abid balik menantang bos nya ini"

terserah kamu mau minta apapun saya akan beri kamu tiga permintaan kalau memang jawaban itu benar semua " karena khanza yakin tidak mungkin pertanyaan serumit itu terjawab sempurna "

ini sudah mau malam pergi sana " usir khanza pada abid "

abid yang memang sudah selesai meminum kopi nya pun langsung berpamitan dari rumah khanza, saat di depan pintu khanza berteriak dan abid hanya menganggukkan kepala nya.

ingat besok jemput saya jam tujuh pagi " teriak khanza "

kini jihan sudah kembali ke kamar nya hanya ada khanza dan bu laras di dalam ruangan tersebut.

nak lain kali kamu jangan begitu meski pun abid itu bawahan kamu dia laki laki dan usia nya lebih tua dari mu jadi harus lebih sopan dan jangan sekali kali membentak nya lagi " ucap ibu laras menasehati anak nya "

ibu kenapa bela dia sih " ujar khanza kesal "

ibu bukan membela nya ke siapa pun itu kamu jangan suka semenamena karena di mata tuhan kita sama " lanjut nasehat ibu laras "

baik bu ya sudah aku ke kamar dulu " ujar khanza dan segera pergi ke kamarnya.

keesokan pagi nya jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi dan abid belum datang untuk menjemput nya, sedangkan mobil khanza masi di bengkel.

assisten kurang ajar mana aku ga ada no dia gumam khanza, sialan sialan mana mobil ku masi di bengkel lagi, kalau pun aku naik taksi pasti tidak akan keburu mana ada meeting jam delapan " khanza ngedumel emosinya kini sudah di puncak ubunubun kepalanya "

sementara abid baru terbangun pukul tujuh kurang sepuluh menit dia bergegas mandi selesai mandi dia menuju parkiran karena waktu mendesak akhirnya dia memutus kan untuk memakai motor besarnya dan jam tujuh lewat lima belas menit dia sudah sampai di depan rumah khanza,

kemana dia apa dia sudah berangkat " gumam nya dan turun dari motor mengetuk ketuk pintu rumah khanza.

ibu laras membukakan pintu, oalah nak itu khanza sudah nangis dia takut terlambat katanya karena ada meeting penting.

khanza yang mendengar suara abid bergegas menghampiri abid, ayo berangkat ujarnya dengan suara parau dan berpamitan pada ibunya dengan tangan masi menyibak bekas air mata nya.

abid hanya diam dia tau terlambat di hari pertama dia menjemput khanza namun hanya telat sedikit dia tidak menyangka khanza akan mudah menangis hanya karena hal semacam ini.

kini mereka sudah berada di depan motor abid, kamu bawa motor tanya khanza sedikit lega karena setidak nya perjalan nya ke kantor akan sedikit lebih cepat.

ia karena aku ga punya mobil ini saja motor kreditan " jawab abid cengengesan "

ya sudah ayo yang penting kita cepat sampai " ucap khanza karena dia ingin segera sampai kantor "

kini mereka sampai kantor pukul tujuh empat puluh lima menit ada sedikit waktu untuk menyiapkan beberapa berkas untuk meeting penting.

bos kenapa tadi nangis kangen ya sama aku " ucap abid menggoda khanza "

aku malas becanda abid kamu tau ini meeting hidup mati nya perusahaan kita " ucap khanza pelan dengan suara masi parau "

maaf aku tidak tau, lagian kebiasaan si bodoh ini kalau sudah tidur susah kali bangun, sambil menunjuk jidat nya sendiri

" ucap abid mencoba menghibur khanza "

ada sedikit senyum dari wajah khanza namun itu hanya sedikit benar benar sedikit karena sekarang diri nya dalam ke adaan tegang karena ingin menemui investor untuk perusahaan nya yang sudah hampir gulung tikar,

kini semua sudah berada di ruang meeting khanza dengan beberapa petinggi berikut pa latif wakil dirut serta abid duduk di belakang khanza sebagai assisten nya.

kini beberapa orang dari perusahaan masuk setelah sebelum nya mereka di sambut langsung oleh khanza.

bagaskara manager keuangan dari PRANAJA company di dampingi para staf dan assisten pribadi nya.

sebelum meeting di mulai bagaskara asik mengobrol dengan dengan khanza karena ternyata mereka saling mengenal bagas kaka tingkat kuliah khanza waktu khanza semester satu bagas semester tujuh dengan jurusan yang sama yaitu bisnis, dan dia baru bergabung dua tahun di pranaja company yang memang terkenal dengan orang orang kepercayaan perusaan besar itu mengutamakan kompetensi SDM nya bukan masa lama nya mengabdi di perusahaan, dan berkat kecerdasan bagaskara dirinya sudah menduduki posisinya sekarang,

tidak ada satu orang pun yang berani menghentikan obrolan mereka.

baik pa bagas sebaiknya meeting kita mulai sekarang " ujar khanza sopan "

meeting pun berjalan lancar namun keputusan belum di ambil karena perlu persetujuan CIO Pranaja company yakni rayyanza pranaja anak ke dua dari sang pendiri perusahaan.

kini abid berjalan masuk ke ruangan khanza sambil membawa secangkir kopi untuk khanza dan menyimpan nya di meja khanza.

abid pa bagas keren ya dia usia nya masi muda loh baru dua puluh empat tahun tapi sudah meraih posisi penting di perusahaan no satu di dunia bisnis " ucap khanza memberi tahukan "

ya hebat bos lah orang dia hanya pekerja sedang kan bos pemilik perusahaan " sebenar nya abid malas mendengar pujian pujian itu keluar dari mulut khanza karena memang dia pun seorang laki laki "

aku jadi pemilik perusaan dari ayah jadi bukan kerja keras ku, sedangkan dia hasil kerja kerasnya sendiri " gelas khanza masih membanggakan bagas "

abid tidak menanggapi dan memilih duduk di kursinya dan mengerjakan beberapa berkas yang di berikan khanza pada nya.

waktu berlalu begitu cepat sudah hampir enam bulan abid bekerja di perusahaan khanza.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!