Sinta terdiam cukup lama hingga Susi menggoyangkan pundaknya.
"Sinta? lo melamun?"
"Hah? enggak kok, Sus lo seriusan kan? 'dia ' akan tinggal di sini gitu?" tanya Sinta lagi.
"iya Sinta cantik. malahan dia akan tinggal di sini selamanya."
"Lo juga tau, Din?"
Dinda mengagguk mantab sambil minum jus jeruk nya.
"Kalian tau dari mana?"
"Bos gua."
"Sus?"
"Sama. dari bos gua juga."
"Maksudnya Arga dan Rio ?"
keduanya mengagguk mantab sekali lagi.
"Ya iyalah. mereka kan bos kita dan kita sekretaris mereka," jawab Susi santai.
...***...
Dinda melangkah kakinya di Perusahaan Alam grup.
"Males banget sih gua di suruh jadi sekretaris orang ya gk gua kenal. papah gk takut apa anaknya nanti di perlakukan aneh gitu?"
3 hari yang lalu papah Dinda menyuruhnya datang ke perusahaan tersebut. Ia akan menjadi sekretaris.
Anehkan?
Seharusnya di interview dulu, tapi ini langsung di suruh kerja aja. papahnya sih bilang kalau CEO nya itu anak dari temen nya.
Tapi kan tetap aja Dinda takut. Ia menuju resepsionis.
"Permisi mbak, saya ingin bertemu dengan CEO Alam grup."
"Apa sudah buat janji?"
"Kata papah saya tinggal temuin aja. tapi saya gk tau ruangannya."
"Namanya siapa mba?"
"Dinda Aryani."
Resepsionis itu mencari di laptopnya.
"Ketemu, nama mbak ada di disini. mbak naik lift menuju lantai 5. di sana langsung terlihat ruangan CEO nya."
"Baiklah. kalau begitu saya permisi."
Dinda naik lift menuju lantai 5. benar saja di lantai 5 ruangan CEO terlihat. Dinda mengetuk pintu dari dalam samar-samar terdengar menyuruhnya masuk.
"Permisi."
Dinda melihat seorang pria tinggi nya sekitar 180 cm lagi menghadap jendela. saat menoleh Dinda hampir terjungkal saking kagetnya.
"ARGA!"
"Lo Dinda kan? temen Sinta dulu?"
Dinda mengagguk kecil. Arga nampak tidak percaya bertemu kembali dengannya.
"Lo ngapain di sini?"
"Gua di suruh bokap buat jadi sekretaris CEO nya Alam grup."
"Berarti lo yang akan jadi sekretaris gua."
"Lo CEO nya?"
"Lo gk baca tulisan di pintu? tulisannya 'CEO ' ya berarti gua lah CEO nya."
Dinda meruntuki kebodohannya.
Bodoh lo Dinda! ngapain tanya kaya gitu sih?
"Oke. gua akan terima lo jadi sekretaris gua, tapi awas kalau kerja lo gk bener."
Dinda menahan kesal di hati mencoba bersabar menghadapi makhluk satu ini.
"Iya. bawel banget sih lo!"
"Sana pergi, ruangan lo di luar. pelajari berkas yang ada di atas meja besok pagi rapat sama klien."
"Mana mungkin! gua ini baru masuk kerja! masa udah harus ketemu klien?"
"Ya kan emang tugas lo jadi sekretaris gua," ucap arga enteng tanpa perduli tatapan maut dari Dinda.
Sabar Din ... sabar ...
"Kalau gitu gua permisi."
Sebelum Dinda pergi, ucapan Arga kembali membuatnya emosi.
"Mulai besok panggil gua mas Arga."
"Enak aja! besok gua panggil lo pak tua! titik!"
Arga malah tertawa terbahak-bahak.
"Gua bercanda Din, panggil aja Pak Arga."
"Bodo amat! gua tetap panggil lo pak tua! titik gk pake koma!"
Dinda menutup pintu dengan keras. tidak peduli dengan tatapan para karyawan.
"Dasar dari dulu gk pernah berubah, masih aja galak. tapi gua cinta."
Ternyata dari dulu sampai sekarang Arga masih susah move on dari Dinda. walaupun tidak ada hubungan apapun diantara keduanya, Arga mencintai Dinda dengan tulus meski terkadang membuat Dinda kesal setengah mati.
Dasar cinta itu emang rumit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments