episode 4

Sementara itu sepasang kekasih sedang mabuk asmara di sebuah taman. si cewek bergelayut manja.

"Honey ...."

"Ada apa sayang?"

"Kamu kalau kasih kerjaan jangan banyak-banyak, tangan aku pegel banget."

"Ya ampun maaf ya? tapi emang kerjaan kamu sayang," ucap si cowok sambil tertawa puas.

"NYEBELIN!"

Tiba-tiba handphone si cewek berdering tanda panggilan masuk.

"Siapa? cowok baru?"

"Sembarang kamu! paling biasa, bentar aku angkat dulu. halo my bestie ada apa?"

"Susi! gua kesel banget hari ini!"

"Kenapa sih?"

"Lu tau kan hari ini gua akan kerja jadi sekretaris CEO Alam grup?"

"Iya gua tau."

"Lu tau gk ternyata CEO nya itu si Arga! temen pacar lu si Rio!"

Ya sepasang kekasih tersebut adalah Susi dan Rio. 2 orang yang dulunya saling berantem kini saling cinta.

"Ya gua tau kok," ucapan Susi membuat Dinda terkejut.

"Apa! lu tau?"

"Iya."

"Lu kenapa gk bilang!"

Dinda menahan kesal di hatinya terhadap sahabatnya ini.

"Sengaja. biar lu sama kaya gua jadi sekretaris orang yang dulu waktu SMA kita benci," ucap Susi sambil tertawa terbahak-bahak. ternyata dari tadi pacarnya itu mendengar.

"Oh jadi aku orang yang kamu benci gitu?"

Susi menggaruk tengkuknya. Ia lupa kalau sebelah nya Rio.

"Bercanda honey itu dulu. sekarang kamu orang yang aku cintai kok."

Tak lupa Ia bergelayut manja di lengan pacarnya itu. mencoba merayu nya dengan tatapan imut.

"Woy! kalau mau bucin tutup dulu nih telponnya! sakit kuping gua dengernya."

"Alah, awas aja lo sampai jatuh cinta sama si Arga."

"Bodo amat."

"Awas kena karma!"

"Gua gk perduli! udah dulu ah telponnya. males gua Ngomong sama orang bucin!"

Dinda mematikan panggilan secara sepihak.

"Dasar si kanebo kering!"

Rio masih cemberut. bibirnya maju seperti bebek.

"Ayolah honey jangan marah ...."

Rio kalau udah ngambek lama. sepasang kekasih itu masih berdebat.

Sinta masih tak percaya apa yang barusan ia dengar.

"Kalian serius?"

Susi dan Dinda kesel mendengar Sinta yang tidak percaya.

"Iya Sinta! ngapain juga kita bohong."

"Bener tuh kata si Dinda. lagian ya mereka sahabatnya si Raihan pasti taulah."

Sinta kembali terdiam. jujur apakah hatinya akan siap jika bertemu lagi dengan nya? apalagi 'dia ' akan tinggal di sini selamanya.

Di negara lain, tepat jam 01 pagi pesta kecil-kecilan mereka selesai dan kembali ke apartemen masing-masing.

Semua sudah tertidur lelap. namun Raihan masih menatap pemandangan tengah malam kota seoul dari balkon. Ingatannya menerawang kemana-mana salah satunya seseorang yang selalu ia rindukan.

"Aku akan kembali. apakah aku bisa bertemu dengannya? jujur saja aku merindukan mu Sinta."

Raihan akan pulang ke rumah jika liburan atau hari raya. tapi tak pernah sekalipun ia dan Sinta mengobrol bersama secara langsung atau hanya sekedar menanyakan kabar di sosial media.

Sebenarnya Raihan ingin sekali bertemu dengan Sinta. namun ia tahu sekarang Sinta telah membuat tembok tinggi di tengah-tengah mereka.

Dan Raihan masih berpikir bahwa Sinta masih berpacaran dengan Devan.

"Maafkan aku Sinta, karena aku lancang masih mengharapkan mu. seharusnya aku tahu tidak akan terjadi apapun pada kita!"

Raihan mengacak-acak rambutnya frustasi. berulang kali mencoba buang perasaan itu namun selalu gagal. rasa cintanya bukan berkurang kini malah bertambah.

Pagi harinya matahari sudah terbit dengan terang. Raihan menggeliat kan tubuhnya yang terasa pegal.

"Pantes badan rasanya pegal-pegal, ternyata ketiduran di sofa."

Bel di pintu apartemen nya berbunyi, Raihan membukakan pintu.

"Eh Mel."

"Kamu baru bangun?"

Raihan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Aneh. biasanya kamu bangun duluan dari aku."

Amel duduk di sofa. ia sudah terbiasa masuk ke apartemen Raihan.

"Gua lelah."

Amel menyeritkan dahinya bingung.

"Kenapa?"

Raihan hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Ya sudah, ayo keluar cari makan sama yang lain."

"Lo duluan aja, Gua mau pesan nanti nyuruh pelayan bawa kesini."

"Oke deh. aku duluan ya kamu jangan lupa makan pokoknya."

Amel menepuk pundak Raihan dan berlalu pergi. Raihan kembali merebahkan tubuhnya di sofa.

"Ayolah Rai! lo harus bangkit!"

Amel sampai di lobi. di sana sudah menunggu Kim, Jeon dan Min.

"Hyung!"

"Amel, Raihan kemana?" tanya Min karena tidak melihat Raihan di belakang Amel.

"Di apartemen nya hyung. dia bilang gk mau ikut."

"Kenapa?"

Amel menggelengkan kepalanya bingung.

"Ya sudah kita berangkat cari makan. Jeon kamu yang nyetir."

"Baik Kim hyung."

Semuanya pun berangkat.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!