"Menarik." gumamnya lalu ia pun masuk ke ruang komputer di salah satu kantor yang ada di hotel itu dan mengetikkan sesuatu pada komputer yang ada.
"Gotcha." ucapnya tenang lalu tersenyum tipis lagi.
Yang dilakukan Aaron sedari tadi adalah mencari dan mendapatkan nomor ponsel Shella dan tentu saja dari panggilan terakhir yang ada di ponselnya yang tertulis "Private Number" dimana seharusnya nomor itu tidak akan terlihat namun Aaron meretas sistemnya untuk mencari nomor Shella.
&&&
Keesokan harinya...
Alangkah terkejutnya Shella ketika hal pertama yang ia temukan di kantornya adalah...
Mesin kopi yang sama persis dengan coffeeshop yang biasanya ia beli kopinya itu ditambah ada seorang barista dan waiter yang tampak siap ditempat kapan saja.
"Tuan Kendrik yang membelikannya nona, jadi kedepannya nona tidak perlu ke coffeeshop itu atau memesan dari sana lagi. Tuan juga membeli barista dari coffeeshop itu jadi nona tidak perlu khawatir akan rasanya." ucap Chloe, asisten pribadi Shella dan berbeda dengan Grace yang merupakan manager Shella namun Chloe adalah seseorang yang akan selalu berada di sisi Shella apabila ia berada di kantornya. Jika berada diluar, yang bersama dengan Shella adalah Grace karena Grace memiliki kemampuan dan tubuh yang terbilang kuat untuk seorang wanita dan cocok menjadi seorang bodyguard.
"Dad.. tidak marah atas kejadian itu?" tanya Shella sambil menoleh ke arah Chloe berharap-harap menemukan jawaban yang membuatnya lega.
"Tentu tidak nona, karena ini kesalahan coffeehop itu. Dan saya sendiri akan memastikan untuk kedepannya apakah kopinya sudah sesuai dengan pesanan nona agar tidak terjadi kesalahan seperti kemarin lagi." ucap Chloe lalu mendekat ke coffeeshop mini itu.
"Cold Brew." ucapnya pada waitress dan ia pun berbalik dan menghadap ke Shella. "Nona, mari ke ruangan anda." ucap Chloe dan mengantarkan Shella ke ruangannya.
"Chloe, berikan aku laporan keseluruhan kemarin karena terjadi kesalahan saat aku mengeceknya tadi pagi." ucap Shella dan ia pun masuk dalam mode focusnya.
Walaupun Shella tidak langsung berlatih untuk menjadi penerus Chow Family namun ketanggapan dan keseriusannya dalam apa yang ia kerjakan sudah terlihat bahwa Shella mampu menjadi penerus Chow Family di usianya yang muda tanpa harus dilakukan pelatihan. Berbeda dengan Naomi, adik sepupunya yang masih kecil tentunya.
Shella sendiri yang walaupun posisinya hanya designer di perusahaan itu, namun seluruhnya sangat hormat dan kagum dengan Shella bukan karena orang tuanya pemilik perusahaan itu melainkan kemampuannya dalam pekerjaannya itu.
Shella merupakan seorang gadis berkulit putih kekuningan bertubuh petite dengan rambut sedikit bergelombang sepanjang bahu yang memiliki sikap perfeksionis dan dewasa namun terkadang dikarenakan beberapa hal sikapnya bisa menjadi layaknya seorang gadis remaja pada umumnya.
&&&
"Selidiki pria itu." ucap Kendrik dalam ponselnya ketika ia sedang menghadap ke jendela dan di belakangnya ada Grace yang sempat ia panggil untuk menjelaskan laporan yang ada tadinya.
"Mengenai Shella yang bertemu lagi dengan pria itu. Aku takut dia memiliki motif jahat kepada Chow Family jadi Grace, awasi Shella kemanapun ia berada." ucap Kendrik yang lebih mirip seperti perintah.
"Baik tuan." ucapnya lalu mohon undur diri.
Tiba-tiba saja Kendrik teringat dengan Shella yang menjelaskan bahwa Tan Family sepertinya melakukan penggelapan yang dimana saat itu Kendrik tidak mempercayainya karena Chow Family tidak menemukan keganjalan yang ada pada Tan Family kecuali sikap putranya yang kurang ajar itu.
"Boya, selidiki Tan Family. Lacak apakah mereka melakukan penggelapan dengan negara lain." Walaupun awalnya tidak percaya dengan ucapan Shella yang tidak memiliki bukti apa-apa namun pada akhirnya ia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut lagi terkait Tan Family karena Shella bukan gadis manja yang sembarangan berbicara hanya karena hampir dilecehkan.
&&&
"Aku masih ga menyangka kalau Dad sampe segitunya." gumam Shella ketika ia sudah tiba di kamarnya. Ayahnya memang overprotective namun tidak sampai berlebihan, akan tetapi mengingat kejadian di kantor tadi pagi membuat Shella sadar bahwa sepertinya ayahnya itu tidak ingin membiarkan high heels mahalnya itu menginjak jalan raya di Singapore seperti orang-orang yang menyebrang dan lainnya. Shella memang lebih banyak berjalan keluar dari perusahaannya untuk membeli kopi saja, untuk makan siang sudah disiapkan pihak dapur.
Drrrtt...
Ponsel Shella bergetar, ketika ia sedang tertidur dan kini dengan malasnya mengambil ponselnya.
"Yo." Hanya itu pesan yang didapatkan Shella dan karena mengantuk, Shella pun tertidur membiarkan ponselnya yang masih aktif.
"Nona! Nona!" ucap Merlin, pelayan Shella sambil mengetuk pintu di depan kamar Shella.
"Iya! Ada apa?" jawab Shella dengan nada malas sekaligus kesal karena dirinya dibangunkan secara paksa.
"Saatnya makan malam nona, nyonya sudah menunggu." ucap Merlin lagi dan mau tidak mau Shella pun bangun dari posisi berbaringnya dan segera menuju ke walk in closetnya untuk mengambil pakaian dan menggantinya di depan cermin.
Walaupun berasal dari keluarga konglomerat, Shella tidak pernah mengizinkan pelayannya atau siapapun masuk ke kamarnya baik itu untuk membersihkan kamarnya karena ia sendiri yang hafal letak barangnya di kamarnya sendiri. Kecuali ada acara besar, mau tidak mau beberapa pelayan harus membantunya bersiap.
&&&
"Jadi selanjutnya Jian Family?" tanya Mari bersemangat kepada Kendrik di dalam ruang makan. Shella samar-samar mendengarkan hal itu ketika sedang turun dari tangga.
"Apa! Tidak! Kenapa kalian sangat terobsesi untuk mencarikanku kencan buta?" teriak Shella dengan ketus sambil berlari ke arah ruang makan.
"Jaga sikapmu Shella!" ucap Mari dengan nada tajam namun tetap terlihat elegan.
"Duduk." ucap Kendrik seperti titah dan mau tidak mau Shella langsung duduk di meja makan dan mereka pun makan dalam diam.
Kendrik yang pertama kali berdiri dan Shella pun mengerti maksud ayahnya itu untuk membicarakan hal itu di ruang bacanya.
&&&
Tibalah mereka di ruang baca...
"Tapi kenapa dad? Aku sudah pergi kencan buta kemarin. Kenapa harus pergi lagi?" tanya Shella mulai gelisah, tentu saja. Ia masih trauma dengan kejadian itu tentunya dan walaupun Shella tidak bisa menyalahkan orang tuanya tetap saja Shella tidak berkeinginan untuk segera mendapat pasangan.
"Mom sudah pastikan Jian Family itu keluarga baik-baik tidak seperti Tan." ucap Mari menjelaskan sambil menenangkan Shella yang memberontak.
"Apa kamu sudah punya orang lain Shella? Kalau sudah beritahu kami." ucap Kendrik dengan ekspresi menantang sembari menghadap ke arah Shella dan melipat tangannya.
Sial! Shella paling tidak suka ditantang, dia akan menunjukkannya. Dan ketika Dadnya mengatakan tentang orang lain, laki-laki lain yang ada di otaknya hanyalah.... Aaron.
"I'm sorry Aaron, aku akan pakai kamu sebentar." ucap Shella dalam hati namun tiba-tiba ia ragu dan otaknya mulai berputar mengingat ada pesan yang ia terima kemarin dengan isi "Yo." Aha! Shella memiliki ide yang bagus sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments