1

Chow Family adalah keluarga konglomerat kelas atas di Singapore, bisnis yang mereka jalankan seluruhnya bersih. Berbeda dengan bisnis yang dilakukan oleh seorang Aaron Diego Linden yang sering kali menjadi buronan ******* dan kriminal kelas atas karena apa yang ia jual akan digunakan untuk mereka.

&&&

"Thanks, ma'am." ucap Shella La Chow kepada kepala pelayan di mansion Chow.

Shella pun masuk ke mobil dan diantarkan oleh supirnya ke salah satu perusahaan milik Chow Family. Karena tertarik di bidang fashion designer, ayahnya mengijinkan Shella untuk mendalami bidang yang diinginkannya.

Sampai suatu hari ketika ia seharusnya memesan Cold Brew, namun yang datang adalah Macchiato sehingga membuat Shella panas dingin dan memutuskan untuk pergi ke Coffee Shop dan mengajukan complain.

Damn! Shella dengan ekspresi kesalnya berjalan dengan cepat tanpa melihat siapapun dengan membabi buta sambil menekan layar ponselnya. Mengabari managernya karena jika ia tiba-tiba menghilang seperti tadi maka managernya akan menggila. As you know, satu-satunya putri dari Chow Family.

*BRUKK

Handphone yang digenggam Shella terbang dan jatuh mengenai trotoar sedangkan Macchiato nya masih dalam genggamannya namun separuh tumpah dan parahnya mengenai pakaian seseorang.

Sangat tinggi hingga Shella harus menghadapkan kepalanya ke atas. "****! I'm so sorry." ucap Shella sambil mengarahkan kepalanya untuk menengok sosok yang ditabraknya.

"Hmm.." ucap sosok itu lalu melewatinya tanpa mengatakan suatu apapun. "Tu-tunggu!" Shella tidak mampu menahan volume suaranya hingga sekarang ia dan sosok tinggi itu menjadi pusat perhatian.

"Ini." ucap Shella lalu segera berjalan menuju ke sosok tersebut dan mengeluarkan kartu namanya dan menyodorkannya kepada sosok itu. "Telepon aku untuk biaya laundrynya dan aku akan membayarnya." ucap Shella dan masih menunggu agar kartunya diterima.

"No need." ucap sosok itu dan.. karena Shella tau ia seharusnya bertanggung jawab. Shella pun menarik tangan pria tersebut.

"Hai, aku Shella. Kita akan ke mall sekarang. Ikuti saya." ucap Shella dengan bahasa formal karena ketika pria itu membalasnya, ia menggunakan bahasa dengan logat yang tentunya bukan singlish jadi Shella sebagai warga Singapore harus menjaga nama baik warga Singapore.

Anehnya pria itu mengikuti Shella ketika Shella menariknya, "dan kamu?" tanya Shella balik.

"Aaron." jawabnya singkat. Pria bernama Aaron itu menarik senyuman tipis melihat gadis didepannya yang bernama Shella ini tampak tidak mengetahui siapa dirinya dan tampaknya tidak takut dengan wajah menyeramkannya itu.

Awalnya Shella heran dengan tatapan di sekitarnya namun ia mencoba mengabaikannya karena bisa saja mereka aneh melihatnya menarik pria bernama Aaron ini dan ditambah tumpahan kopi itu.

"Oke. Kita kesini ya." ucap Shella dan mereka pun tiba di salah satu toko jas mewah dalam mall itu.

"Permisi.. Ah! Nona Shella! Apa yang membawamu kemar---" ucapan sang karyawan pun dipotong oleh Shella dengan terburu-buru.

"Hai! Aku butuh jas yang mirip dengan yang ia kenakan sekarang." ucap Shella, sebenarnya ia kurang nyaman karena karyawan itu mengenalnya sehingga ia memutuskan untuk buru-buru memotong ucapan karyawan itu.

"Baik, nona. Mohon tunggu sebentar ya." ucapnya langsung peka terhadap keadaan dan lalu meninggalkan Shella dan Aaron. Shella pun mengajak Aaron untuk duduk di ruangan VIP dan dirinya pun mengambil tisu lalu mengelap tangannya yang masih lengket akibat Macchiato.

Shella pun kemudian ikut duduk, hendak berbicara kepada Aaron namun ia teringat sesuatu dan merongoh jasnya. Mencari handphonenya. Barulah ia sadar bahwa handphonenya tadi sudah melayang dengan mulus di trotoar.

"Damn!" umpatnya dengan nada kecil. Dan Aaron yang sedari tadi duduk dan melihat sekitar ruangan pun menatap ke Shella. Aaron sadari ia seperti pria bodoh yang mengikuti seorang wanita namun ia tidak benci situasi ini karena Aaron yang biasanya berdiri di depan memimpin anak buahnya, berada di tengah dan menjadi pemimpin kini mengikuti seorang wanita yang berbaik hati membayarkan jasnya yang terkena kopi.

"Ah maaf, aku tidak mengumpatimu. Aku mengumpati diriku." ucap Shella dan mengalihkan tatapannya ke arah Aaron. Barulah ia sadar pria bernama Aaron yang duduk di sampingnya itu memiliki muka sanggar namun tampan dan tampak berwibawa. Shella yakin Aaron bukan orang Singapore, karena ciri khas wajahnya. Ketika masih menatap wajah Aaron, seorang manajer pun masuk dan membawakan rak jas gantung dengan beberapa jenis yang sama.

"Nona, ini pesananmu." ucap Madam Rose sambil mengerahkan asistennya untuk membantu mengambilkan salah satu jas.

"Sir... Aaron, jasmu.." belum selesai Shella mengucapkan itu, Aaron sudah otomatis membuka jasnya. Penurut sekali. Begitu pikir Shella. Walaupun sebenarnya Aaron sedari tadi tersenyum tipis memantau seluruhnya.

"Coba yang ini." ucap Shella lalu pelayan itu pun dengan segera mendekati Aaron namun ia terhenti karena muka sanggar Aaron yang sangat mengintimidasi.

Menyadari hal itu, Shella dengan segera mengambil jas itu dari pelayan dan membantunya memberikan kepada Aaron. Aaron pun dengan penurutnya memakai jas itu.

"Bagaimana? Apa anda suka? Atau ganti yang lain?" tanya Shella dengan ekspresi khawatir. Menurutnya Aaron sudah cocok bahkan lebih cocok dari jas sebelumnya namun sayangnya coraknya berbeda.

Karena Aaron tidak menjawab, Shella pun dengan segera berbalik dan berencana meminta Madam Rose untuk membuat custom jas yang mirip dengan punya Aaron sebelumnya namun sebelum ia bisa membuka mulutnya Aaron sudah menjawab.

"Suka." jawabnya singkat tanpa tersenyum masih dengan ekspresi datarnya.

&&&

"Bagaimana? Apa anda suka? Atau ganti yang lain?" Awalnya ia tersenyum miring namun ketika pertanyaan itu dikeluarkan oleh Shella dan bergema di pikiran Aaron tadinya karena dirinya tidak terbiasa dijaga oleh orang lain. Sebagai seorang ketua gangster, ia melakukan semuanya sendiri. Walaupun ia terkadang bermain dengan wanita namun itu semua hanyalah hiburan dan mereka pun menganggap demikian. Aaron tidak memiliki wanita yang menjaganya, lebih tepatnya ia menolak karena tau bahwa siapapun yang bersamanya akan berada dalam bahaya.

Akhirnya ketika sudah sadar, ia pun menjawab "Suka" tanpa sadar dan dirinya juga terkejut. Sudah lama sekali ia tidak menggunakan kata itu. Tentunya sebagai seorang gangster yang garang dan kejam tidak akan menggunakan kata suka dan disini ia menggunakannya pada wanita yang baru ditemuinya.

"Okey Madam, kami ambil yang ini." ucap Shella lalu menyodorkan black cardnya kepada Madam Rose.

Ketika melihat itu, Aaron sadar bahwa tampaknya Shella bukanlah wanita sembarangan dan itu membuatnya tersenyum semakin mendalam. Tentu saja seluruh senyumannya itu tidak ia tunjukkan di depan Shella.

"Untuk jas lamanya.. Apa kamu masih mau?" tanya Shella lagi. "Iya.. eh tidak." ucap Aaron karena dirinya sempat terpikat pada Shella yang sama sekali tidak terganggu dengan tampang garangnya. Sedangkan Madam Rose dan pelayannya sedari tadi tampak menghindarinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!