Sudah sepekan dari kepergian ayahnya Gia tidak masuk sekolah, hari ini Gia sudah bersiap untuk kembali sekolah.
Gia dan Nora menuruni tangga untuk ke meja makan, Kemal yang sudah duduk di meja makan memperhatikan Gia, " Gia memang gadis yang cantik pasti di sekolah dia sangat populer," gumam kemal dalam hati.
Entah kenapa memikirkan bagaimana gia di sekolah pasti banyak yang suka, hati kemal menjadi sedikit gusar.
"Gia sini sayang, ayo belajar melayani suami mu," ucap mamah Alice sambil melambaikan tangannya pada Gia.
"Belajar bagaimana mah ?" Tanya Gia
"Duduklah disebelah Kemal, sekarang ayo siapkan makanan ke piring suami mu,"
"Owhh,.iya mah," jawab Gia sambil melakukan apa yang Alice perintahkan, walaupun sebenarnya dia sangat malu.
"Cie..cie..kayanya kak kemal mau disuapin juga tuh Gia," seru Nora menggoda Gia sahabatnya
Gia langsung melotot pada nora,
"Sudah,,sudah nora jangan ganggu,mamah lagi ngasih privat istri yang baik nih," protes Alice pada nora
"Ini kak," ucap Gia malu-malu saat menyodorkan sarapan Kemal
"Terimakasih," kemal tersenyum pada Gia,
"Cukup menarik juga punya istri," bisik kemal dalam hati.
"Nah gtuh, sekarang harus dibiasakan begitu ya sayang," lanjut Alice
Gia hanya menggangguk malu.
Sedang Ghani tidak mau memperhatikan mereka karena hanya akan membuat nya sakit saja.
"Gia, kamu aku yang antar ke sekolah," ucap Kemal
"Iyah kak,"
"Aku juga kak?," tanya Nora
"Kamu sama ghani," jawab kemal
"pagi-pagi udah mau berduan ajah,mau kemana dulu sih?" Goda Nora pada kakak nya itu.
"Anak kecil segala mau tau urusan orang dewasa,"
"Apa...?!, emang kakak pikir yang disebelah kakak itu sudah dewasa?, Gia seumuran aku ka, malah lebih tua aku 2 bulan,"
Kemal langsung merutuki kebodohan nya bicara seperti itu, untung saja mamah Alice segera membantu putera nya itu.
"Sudah-sudah sayang jangan ganggu terus pengantin baru, kalo mau berduaan ya kamu jangan ganggu, atau kamu mau nikah muda juga?,"
"Big No,. Makasih mah," jawab Nora padat dan jelas
Diperjalanan kemal terus memperhatikan Gia, entah apa yang dia pikirkan, Gia sudah dibuat salah tingkah oleh kelakuan nya, "apa sih kak kemal ini, kenapa liatin terus," pikir Gia dalam hati.
" kak, ada apa ? Apa ada yang salah yaa sama Gia?," tanya Gia memberanikan diri karena tidak nyaman diperhatikan terus oleh suaminya.
"Ahh,,engga ko, aku cuma sedang gak percaya ajah,"
"Gak percaya kenapa kak?,"
"Gak percaya aku udah punya istri sekarang dan istriku seorang gadis kecil," jawab kemal sambil tersenyum.
"Maafin Gia yaa kak," ucap Gia dengan wajah sedih, membuat kemal bingung kenapa tiba-tiba gadis itu berkata seperti itu.
"Maaf,! Maaf kenapa?,"
"Maaf karena kakak tiba-tiba terpaksa harus nikahin Gia, mungkin kak kemal ada gadis yang di cintai atau kak kemal udah punya pacar, Gia jadi merasa bersalah,"
"Gia janji kak, gia ga akan ganggu masalah pribadi kakak,"
"Kamu sudah gila, masa kamu rela berbagi suami, apa segitu ga ada artinya aku untuk mu Gia?,"
"Bukan Gia mau berbagi suami kak, tapi gia merasa bersalah ajah,"
"Kebetulan kamu berbicara seperti ini aku mau jujur, aku memang memiliki kekasih, tapi kalo soal cinta, belum ada wanita yang aku cintai, hubungan ku hanya sebatas saling menguntungkan saja,"
Gia merasa hatinya sesak mendengar Kemal sudah punya kekasih padahal tadi dia bilang tidak akan mengganggu masalah pribadi kemal.
"Aku akan memutuskan hubunganku dengannya,"
Gia tidak tau harus mengatakan apa, dia sungguh bingung.
"Gia, apapun alasan pernikahan kita, kita sudah suami istri sekarang, pernikahan ini suci, aku tidak akan menyakitimu, tidak ada yang namanya perselingkuhan,"
"begitu pun kamu Gia, selama kamu menjadi istriku, kamu tidak boleh dekat dengan lelaki manapun, kamu harus menjaga kehormatanmu dan juga suamimu," lanjut kemal
"Apa kamu mengerti?,atau kamu juga memiliki pacar?,"
"Gia ngerti kak, gia ga pernah punya pacar kak," jawab gia cepat.
Kemal tersenyum melihat tingkah istrinya itu.
"Sudah sampai,"
"Gia sekolah dulu yaa kak, asalamualaikum," ucap gia sambil meraih tangan kemal dan mencium nya.
Kemal kaget dibuatnya, ada sensasi aneh dihatinya dengan perlakuan gia itu.
"Waalaikumsalam," jawabnya setelah Gia keluar dari mobil
Dikelas semua teman-teman Gia saling bergantian mengucapkan bela sungkawa pada Gia, tak terkecuali Ray, anak baru yang dulu belum sempat bertemu Gia.
"Hai, kamu Gia, kenalkan aku Ray, aku turut berduka yaa Gia,"
"Kamu,..."
"Owhh iyah maaf kita belum pernah ketemu sebelumnya, aku anak baru disini,"
"Owhh, terimakasih," Gia kemudian ingat bertepatan dengan ayahnya meninggal, memang dia mendengar akan ada siswa baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments