Bab 2 Dipukul Preman London Bridge

Elizabeth marah dengan suaminya, dia balas menampar Jhonson sambil berteriak " itu anak kita, kamu memukul putramu sendiri " katanya dengan kalap.

Seketika Jhonson sadar dari mabuknya, dia tidak percaya bahwa dia telah menganiaya Dampsey, sambil menangis dan memeluk Jhonson meminta maaf " maafkan ayah nak...maafkan ayah " katanya sambil terisak.

Dampsey tahu ayahnya sedang tertekan, dia tidak menyalahkan ayahnya, dia melihat di pelabuhan kemaren ayahnya seperti pengemis meminta perkerjaan, hanya takut ibunya terluka maka Dampsey merelakan tubuhnya di pukuli.

" Ayah tidak apa apa kok " balas Dampsey ikut menangis dan memeluk ayahnya, akhirnya ketiga orang itu berpelukan sambil menangis, betul betul kehidupan mempermainkan nasib mereka.

Hari itu Dampsey melangkah dengan ceria, ini hari pertamanya menyemir sepatu, dia akan melakukan dua perkerjaan sekaligus menjual koran dan menyemir, tempat yang terbaik tentu saja di London Bridge, jembatan ini selalu ramai dikunjungi.

Jembatan itu sangat ramai dikunjungi baik oleh pemuda maupun orangtua, banyak yang memacu kendaraan serta menjadi tempat ajang kumpul para pemuda. Dalam sekejap korannya hampir habis terjual, dia duduk di pingi jalan dan meletakan karton bertuliskan " 5 cen untuk semir sepatu sampai mengkilat "

Orang orang berdatangan dan menyemir sepatu mereka, sebenarnya mereka tertarik pada bocah yang tampan ini, walaupun bajunya robek di sana sini tapi tak menghilangkan kulitnya yang putih bersih.

Dampsey gembira dengan uang koin yang sudah penuh di sakunya, dia berencana akan membelikan adik adiknya roti yang enak sepulang dari menyemir nanti.

Segerombolan bocah nakal mendatangi Dampsey, bocah bocah nakal ini biasa nongkrong do London Bridge, mereka melihat Dampsey berjualan di daerah kekuasaan mereka dan tentu saja harus membayar uang takut.

" Serahkan uangmu, kamu harus membayar jika berjualan di tempat ini " kata salah satu bocah berambut gimbal, tapi Dampsey menolak, enak saja mereka aku susah berkerja mereka malah minta minta gumam hatinya.

Karena Dampsey menolak maka mereka mengeroyok bocah tampan itu dan merengut uangnya, Dampsey menghindari pukulan mereka, dengan badannya yang kecil dia membalas pukulan preman itu dengan tinju miliknya, perkelahian itu segera menjadi tontonan banyak orang.

Tak satupun yang melerai, mereka malah asik menonton seakan tak berasalah membiarkan anak kecil sedang dibuly dan dipukuli. Seorang preman roboh terkena pukulan Dampsey, tapi karena mereka ramai dengan cepat Dampsey sudah babak belur, bahkan koran yang tersisa sudah robek dan terkena tanah karena diinjak oleh mereka.

Puas memukuli bocah malang itu dan merampok uangnya, mereka meningalkan Dampsey yang terbaring di tanah sambil tertawa senang, senang karena mereka mendapatkan banyak uang dari bocah itu.

Dampsey bangkit dan berdiri dengan penuh luka dan pakaian compang camping, dia memungut koran yang beserakan, dengan langkah gontai dia berjalan menuju King's road menemui mister pemilik koran.

" Maafkan saya, hari ini saya tidak bisa membayar koran yang sudah terjual bahkan koran yang tersisa tidak bisa dijual karena sudah kotor" katanya dengan pandangan yang kosong.

Mister yang melihat keadaan Dampsey merasa kasihan dengan bocah itu, dia yakin bahwa premanlah yang memukuli bocah itu dan mengambil uang penjualan koran, dia tidak marah malah setitik airmatanya tergenang di pipi yang mulai keriput di makan usia.

" Pulanglah dan obati lukamu, soal koran jangan khawatirkan, jika sudah sehat, kembalilah kemari berjualan " katanya dengan lembut sambil memasukan beberapa cen ke saku Dampsey.

Bocah itu berterima kasih dan berjanji tidak akan terulang kembali, dengan langkah gontai dan gemetaran dia berjalan pulang ke rumah.

Mister memberi bocah itu uang karena dia tahu bocah itu akan membeli susu buat adiknya, dia pernah melihat bocah itu membeli susu dan roti tapi tidak memakan untuk dirinya sendiri, dia menyimpan ke dalam sakunya untuk dibawa pulang ke rumah.

Sesampai di rumah setelah melihat kanan kiri dan tidak melihat ibunya, Dampsey segera masuk ke kamar, dia takut ibunya tahu dia terluka dan nanti melarang dirinya berjualan koran dan menyemir sepatu. Uang pemberian mister dia letakan di atas meja makan.

Badanya terasa sangat letih dan sakit, dalam sekejab dia tertidur dengan pulas, entah berapa lama dia tertidur, begitu membuka mata dia melihat ibunya yang menangis sambil mengengam erat kedua tangannya.

Elizabeth begitu khawatir ketika memangil Dampsey untuk makan anak itu tidak keluar dari kamarnya, dengan segera dia masuk dan berencana membagunkan bocah untuk makan malam.

Tapi begitu melihat anaknya tertidur pulas dengan wajah babak belur hatinya hancur, dia sudah bisa menduga apa yang di alami oleh Dampsey, Elizabet mengambil air panas dan obat untuk membersihkan dan mengobati tubuh Dampsey, dia tertidur selama dua hari penuh.

" Ibu aku sangat lapar " ujarnya begitu bangun dari tidur, dengan cepat Elizabeth segera membawa makanan ke kamar Dampsey, dia melihat bocah itu makan dengan lahapnya.

Elizabeth tidak mau mengungkit masalah luka yang di dapatkan putranya, tapi Dampsey tahu ibunya khawatir dengan keadaannya, dia menceritakan semua kejadian kepada ibunya dan berjanji masalah ini tidak akan terulang kembali.

Dampsey akan mencari daerah lain untuk berjualan koran dan menyemir sepatu, dia tidak mau melihat ibunya khawatir dan gelisah, dia bisa melihat lingkaran hitam di mata ibunya pertanda kurang tidur menjaga dirinya.

Elizabeth hanya menganguk, memeluk anaknya dan membelai rambutnya dengan kasih sayang, hatinya terluka tapi tak berdaya, hatinya terluka tapi tak berdarah, sementara suaminya masih belum mendapatkan perkerjaan.

Dampsey sudah pulih dia kembali ke King' s road menemui mister pemilik koran, melihat kedatangannya yang penuh semangat, mister juga ikut tersenyum, sudah dua hari dia tidak melihat bocah itu dan seyumannya yang indah, dia tahu bahwa bocah ini pasti jatuh sakit dan sekarang sudah sembuh kembali.

Dampsey sudah bertekad tidak akan kembali ke London Bridge, lebih baik dia berjualan di pelabuhan dan jalan umum disekitar rumahnya.

Dia melihat keramaian di sasana tinju, banyak orang berdasi berkumpul di sasan itu, dengan cepat dia masuk kesana dan menawarkan koran serta jasa menyemir sepatu, beberapa orang yang kasihan melihat bocah ini membeli koran dan menyemir sepatu mereka.

Sambil menyemir Dampsey melihat orang sedang bertarung di ring, hanya tinju yang boleh digunakan sedangkan kaki dilarang dalam pertarungan, dia melihat seorang pria berkulit hitam dan berotot sedang memukuli lawan.

Gerakan kakinya sangat aneh, Dampsey segera merekam gerakan itu kedalam otaknya, dia juga melihat berbagai macam pukulan dari yang namanya jab, huck, dan juga straigth, gerakan dan pukulan yang dilakukan oleh pria berkulit hitam itu sangat indah dipandang dan sekaligus mematikan.

Terpopuler

Comments

nur kholifah

nur kholifah

gas's polll Thor crazy up pokoke

2022-09-08

1

nur kholifah

nur kholifah

wah habis ya thor

2022-09-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!