"Bu aku titip Ray, Hari ini nyonya Vika memintaku untuk datang lebih awal." tutur Mica.
"Kamu gak papa Nak?" tanya Sekar yang masih tampak kuatir dengan Mica pasca kejadian malam tadi.
"Aku gak papa Bu, jangan cemaskan aku. Aku sudah terbiasa dengan gertakan dan kemarahan mereka. Tenang saja semuanya akan baik-baik saja." jawab Mica sambil mengukir senyum dengan paksa.
Ia pun bergegas berangkat, meninggalkan Ray yang masih terlalap dalam tidurnya. Sebenarnya Mica ingin selalu bersama dengan Ray, bahkan jika bisa ia ingin membawa Ray agar bisa selalu di sisinya, Namun semuanya tidak mungkin. Tak ada yang tau tentang Ray selain dirinya dan juga keluarganya.
Akhirnya Mica pun sampai di Mansion Morganion dan segera saja bersiap untuk mengurus majikannya yang mungkin masih tidur.
Mica membuka kamar Gion dengan kunci cadangan yang diberikan Vika saat ia tiba, dan saat masuk tanpa sengaja kakinya menginjak pecahan kaca yang langsung menembus kulit kakinya.
"Aaauuuhhhh." Mica mengaduh kesakitan dan segera mencabut pecahan kaca itu dari kakinya. Darah segar langsung mengalir keluar dari luka yang menganga.
Mica pun akhirnya menyadari jika ruangan majikannya sangat berantakan, pecahan kaca dan pot keramik bertebaran di lantai kamar Gion.
'Kenapa kamar tuan Gion sangat berantakan. Apakan baru terjadi perang dunia ketiga?' gumam Mica menerka-nerka.
Mica pun mengurungkan niatnya untuk tetap masuk dan kembali menutup pintu. Dengan langkah tertatih Mica ingin mengambil sapu dan pengki sebelum kembali ke kamar Gion untuk membersikan kamarnya.
Eeemmm...
"Mau kemana kamu dengan kaki terluka?" tegur Zen yang sedari tadi memperhatikan Mica.
Mica segera menoleh ke belakang, dan mendapati Zen ada di belakangnya.
"Saya mau mengambil sapu." jawab singkat Mica dan ingin melanjutkan langkahnya.
"Obati dulu kakimu sebelum bekerja, lihatlah lantai bersih ini jadi ternoda karena luka di kakimu yang mengeluarkan darah." Tegur Zen dan Mica langsung menunduk melihat kebawah dan benar saja, darah di kakinya sudah mengotori lantai.
"Maafkan aku tuan, aku akan segera membersikannya."
Zen menghampiri dan menarik lengan Mica membawanya menuruni anak tangga.
"Apa yang anda lakukan tuan." protes Mica dengan sikap Zen yang memaksa.
"Diam dan duduklah di sini." titah Zen saat mendudukkan Mica di kursi. Zen segera mengambil p3k.
"Apa kamu tidak tau, terkena pecahan kaca itu berbahaya dan bisa bikin infeksi. Jika itu terjadi, siapa yang akan mengurus Gion nanti." ucap Zen sambil terus membersihkan luka yang ada di kaki Mica.
'Tanda ini! kenapa dia memilikinya? Apa dia?' Zen mendongak keatas untuk memperhatikan wajah Mica.
(Saat mengobati kaki Mica, Zen mendapati Mica memiliki tato di atas mata kaki, tato yang sama yang pernah Zen lihat sebelumnya.)
'Tidak mungkin, pasti bukan dia.' Zen pun segera menepis pikirannya.
"Aaauuuhhhh, perih." Pekik Mica, membuat Zen tersadar dan segera melanjutkan mengobati kaki Mica yang terhenti karena memperhatikan tato yang Mica miliki.
"Tahan sebentar, aku akan memberikan salep dulu biar lukanya cepat sembuh. Nah sudah beres." Setelah selesai Zen pun bangkit berdiri.
"Sekarang bersihkan lantai yang terkena noda, baru kamu bisa membersihkan kamar Gion." Titah Zen lalu pergi.
Mica hanya mengangguk dan melangkah pergi untuk membersihkan lantai yang terkena noda darah, sebelum majikannya mengetahuinya. Mica pun segera membersihkan kamar Gion dan merapikan kembali kamar yang berantakan.
"Selamat pagi tuan." Sapa Mica.
Gion mengangguk dan mengedarkan pandangannya memperhatikan Kamarnya sudah kembali rapi.
"Maafkan aku tuan, lancang masuk kamar tuan tanpa minta izin lagi. Tapi ini perintah dari Nyonya Vika, aku hanya menjalankan tugasnya." Ucap Mica dengan kepala menunduk tak berani menatap mata majikannya secara langsung.
"Lakukan seperti apa yang di perintahkan mama,"Jawab Gion dan segera memindahkan tubuhnya yang lumpuh ke kursi roda.
Mica melebarkan ke dua bola matanya, saat mendapati kedua tangan Gion terluka.
"Tuan tanganmu terluka" Ucap Mica sambil menunjuk tangan Gion.
Gion hanya melihat kedua tangannya yang di maksud dan mendapati kedua tangannya yang terluka dan darah yang mulai mengering mengelilingi lukanya.
"Tidak papa. Lanjutkan pekerjaanmu."
"Tidak tuan, tangan tuan harus segera di obati." Mica segera mengambil p3k lalu mengobati kedua tangan Gion.
"Kenapa tangan tuan sampai terluka begini? Ini pasti sakit sekali. Kalau aku yang kena mungkin akan menangis seharian. Sebagian tubuh tuan tidak berfungsi, jangan di tambah lagi dengan melukai tangan tuan. Apakah tuan akan selalu mengharapkan bantuan orang lain? tapi gak selamanya orang akan menolong tuan dengan ikhlas." Ucap Mica sambil memperban tangan Gion.
"Apa sudah selesai? Kamu itu bekerja untuk mengurusku bukan untuk menceramahi ku. Tanpa kamu tegur aku tau apa yang aku lakukan."
"Yap sudah. Maafkan aku tuan kalau salah bicara."
Mica pun segera mengurus majikannya dengan telaten, dan Gion pun menurut saja dengan semua yang disiapkan Mica.
Walaupun tak ada senyum yang terukir di wajah Gion, tapi Mica mulai merasa jika majikannya itu sebenarnya sangat baik dan perhatian.
"Mica." panggil Vika.
"Iya Nyonya." Sautnya, "Tuan di sini dulu, jangan kemana-mana, nanti aku bingung mencari tuan. Nyonya sedang memanggilku dan aku harus menemuinya sekarang." Mica pun segera meninggalkan Gion sendirian di teras.
Senyum tipis pun terukir di wajah Gion sebentar. Gion merasa perhatian Mica begitu tulus, dan ia merasakan sosok yang ia rindukan ada dalam diri Mica.
'Jika dia masih ada, mungkin dia akan sepertinya. Maafkan kakak Nai, yang gagal menyelamatkanmu. Ini adalah hukuman berat yang harus kakak terima.' Gion pun kembali ke kamar dan tak menghiraukan pesan Mica untuk tetap menunggunya di teras.
Saat Mica kembali, ia sudah tidak mendapati Gion ada di teras, yang tertinggal hanya gelas dan juga beberapa buah yang masih ada di atas meja.
"Loh, kemana perginya tuan Gion. Bukannya aku tadi memintanya menunggu di sini. Ah Mungkin tuan kembali ke kamar karena bosan menunggu."
Saat hendak kembali masuk untuk memastikan keberadaan Gion, ponsel Mica berdering dan terlihat dari layar ponselnya dengan nama ibu.
'Ibu, ada apa ibu menghubungiku jam segini. Apa ada sesuatu dengan ray' gumam Mica dan segera mengangkatnya.
📱
"Iya ibu ada apa?" tanya Mica, namun Mica segera membulatkan kedua bola matanya saat mendengar suara tangisan dari ibu dan juga putranya.
"Ibu-. Ibu kenapa? Apa yang terjadi Bu?katakan, jangan buat Mica kuatir." Tanya Mica berulang kali, namun tidak ada jawaban, hanya suara tangisan yang terdengar.
Pikirkan Mica langsung kacau, dan terus bertanya apa yang terjadi. Namun tak ada jawaban sama sekali, sampai akhirnya terdengar seseorang bicara yang membuat Mica lemas dan langsung terduduk.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
⒋ⷨ͢⚤ samirenᏦ͢ᮉ᳟
tuhkan ,,si Zen kan ya Thor ayah nya Rey,,papa nya mica egois skli ,ank sudah di buang gak di perdulikan saat dia butuh dukungan🙄
sekrg di pungut kmbli dan mau di jdhkan demi perusahaan😪
2022-12-08
0
Riskejully
orgil yang menyamar menjadi bokapnya
2022-11-02
0
Louisa Janis
orang gila bikin rusuh
2022-10-10
0