TINGGALKAN LIKE DAN KOMENTAR TERBAIK KALIAN!
Sesampainya Sasa disekolah, jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan dan yah kalian tahu apa artinya, kini Sasa berdiri dilapangan karena dihukum oleh sosok guru Killer ketika disekolah, suaminya sendiri.
Sasa berdiri dengan wajah penuh kekesalan mengeratkan topinya dan berharap bel istirahat segera berdering, sampai Andra datang menghampirinya dan meledeknya.
"Panas yah? Nikmati saja, seperti yang kamu bilang kemarin," bisik Andra yang membuat Sasa kesal setengah mati.
"Awas aja minta jatah," ancam Sasa.
"Awas aja minta jajan," balik Andra melipat kedua tangannya.
"Suami tuh harus bahagiain istri," ujar Sasa berkacak pinggang.
"Istri tuh harus nyenengin suami," balas Andra.
"Eh mana bisa gitu," teriak Sasa kesal.
"Eh bisa gitu yah," balas Andra kalem.
Sasa memilih Diam, kalau sudah begini tidak ada cara lain untuk melawan reverse dari suaminya yang punya 1001 cara untuk melawan semua kalimatnya.
"Kamu masuk ke kelas, bentar lagi ada ulangan harian," ujar Andra berjalan masuk ke kelas meninggalkan Sasa yang berjalan gontai dibelakangnya.
-----
Kini Sasa sudah duduk manis dibangku kesayangannya setelah hampir sejam full dia dijemur dibawa sinar matahari, sedangkan Andra belum cukup puas untuk mempermainkan istri kecilnya itu.
"Sebelum memulai ulangan kali ini, bapak akan memberikan beberapa soal matimatika, sebagai bahan test kalian untuk semester ini dan harus dikerjakan dipapan tulis, yang namanya saya tunjuk, siap gak siap harus maju," ujar Andra yang memang menjabat sebagai guru matimatika.
"Siap, Pak!" jawab mereka semua serentak kecuali Sasa yang hanya menatap malas guru sekaligus suaminya itu.
Andra tersenyum kemudian mulai menuliskan beberapa soal yang sama sekali tidak diketahui oleh Sasa, soal yang bahkan tidak akan pernah masuk ke pikiran Sasa, dan Sasa berharap bukan namanya yang ditunjuk.
"Yulia Sachinta! Kerjakan!" panggil Andra yang membuat Sasa menelan ludah.
Tatapan Andra begitu dalam dan penuh dengan penekanan untuk mengintimidasi Sasa dikelas itu, seolah semua soal sulit memang ditujukan untuk Sasa sendiri.
"Suami bangst," keluh Sasa berjalan maju kepapan tulis bermodal niat dan kepercayaan diri.
"Doain, aku selamat yah!" bisik Sasa pada Ria sahabatnya.
"Doaku menyertaimu bestie!" bisik Ria balik.
Sasa kini berhadapan dengan papan tulis yang berisi satu soalnya dengan jawaban beranak, ia mengambil spidol dari tangan Andra yang sedang tersenyum puas, Sasa hanya menatap datar suaminya itu.
Hampir sepuluh menit Sasa hanya memainkan spidol dan melihat soal itu tanpa berniat mengerjakannya, bukannya malas atau bagaimana, tapi itu perlu otak yang lebih cerdas lagi dan kapasitas otak Sasa belum mampu untuk itu.
"Bisa gak?" tanya Andra berjalan ke arahnya sehingga jarak mereka kini hanya terpaut beberapa senti.
Melihat situasi ini Sasa teringat sesuatu untuk membalas perlakuan Andra padanya dan jika ingin membalas itu, Sasa hanya perlu melakukannya dengan satu gerakan.
Sasa segera membalikkan tubuhnya sehingga mau tidak mau wajahnya dan wajah Andra saling bertubrukan dan secara tidak langsung mereka berciuman, semua siswa yang melihat ini tertegun, ada beberapa diantaranya kaget dan beberapa manusia otak sengklek lainnya menganggap adegan ini sweet seperti dinovel-novel.
Andra yang sadar akan situasi hendak melepas ciumannya tapi Sasa menahannya sehingga ciuman tersebut makin dalam dan membuat Sasa tersenyum penuh kemenangan.
"Pak Andra!" teriak Gani, kepala sekolah.
Sasa segera melepas ciuman tersebut dan berdiri tanpa dosa disamping Andra yang sedang kikuk sekarang.
"Ikut saya keruangan saya, Sasa, kamu juga," lanjut Gani berjalan meninggalkan kelas itu.
Satu poin untuk Sasa, dia menang telak hari ini.
- TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Ally Ana
diih jadi ingin😀😀😀😂😂😂
2022-02-19
1
annisa
kocak🤣🤣
2022-01-22
0
Mara
Baru Hadir
2022-01-07
0