CDP#05

"Ehh... sorry sorry." ucap Sofia yang malu di tatap seperti itu oleh teman teman sekelasnya.

Mereka semua pun kembali fokus kepada kegiatan mereka lagi dan Sofia pun bernafas lega.

"Hufft... akhirnya." lega Sofia.

Sofia menatap kedua temannya dengan tajam, "Ini semua gara gara kalian." ucap Sofia kepada mereka berdua.

"Heran dah, perasaan kita berdua salah mulu." balas Beno.

"Hooh tenan." timpal Basri.

"Woy gurunya datang." teriak murid yang memang berjaga di depan pintu kalau suwaktu waktu guru datang seperti sekarang.

Mereka semua yang mendengar itu pun merapikan tempat duduk mereka kembali tempat semula. Dan bersikap tenang seolah tidak ada kegaduhan yang mereka lakukan.

"Siang anak anak," ucap ibu guru yang baru saja datang.

"Siang juga Bu." balas para murid.

"Oke hari ini kita ada praktek jadi langsung saja kita pergi ke lap sekolah." ucap ibu guru memberitahukan kegiatan mereka sehabis ini.

"Horee... bebas dari ngantuk." sorak mereka seperti anak TK yang di beri pengumuman libur dua Minggu yang berujung 2 tahun.

"Yes akhirnya hari ini kita free semua." bisik Sofia kepada kedua sahabatnya.

"Bener, bosen gw dengerin ceramah mulu. Kalau ginikan enak." setuju Beno.

"Bener, ayo kita cepat ke sana biar kita dapat tempat yang pas." ajak Basri kepada kedua sahabatnya.

"Hayuk lah." mereka bertiga pun pergi menyusul teman sekelas mereka yang sudah berangkat duluan pergi ke lab.

-

Sofia sudah berada di dalam kamarnya, tadi dia pulang sekolah sama seperti biasanya di antar oleh kedua sahabatnya tapi dia di bonceng Basri.

"Huh capeknya." Sofia merebahkan tubuhnya yang sudah wangi sehabis mandi ke atas ranjang miliknya.

"Oh iya tadi kan Beno ada kasih aku sesuatu." Sofia pun langsung mengambil tas sekolahnya dan membuka tasnya untuk melihat apa yang Beno berikan kepadanya.

"Hah ini beneran." syok Sofia saat melihat apa yang ada di dalam tasnya.

Sofia pun langsung mengeluarkan barang itu dan segera membuka bungkus plastik yang melindungi benda itu.

"Beno tahu aja apa yang gw pingin." gumamnya senang.

"Fix sih berarti nanti gw harus begadang selesaiin ini cerita." lanjutnya.

Ya, Beno memberikan novel yang kemaren Sofia inginkan dan tidak di belikan oleh Basri. Bukan hanya satu novel saja, tapi Beno membelikannya dua sekaligus. Satu yang paling Sofia inginkan yang berisi teka teki dan yang satunya lagi yang romans.

Sofia pun langsung mencari keberadaan handphonenya untuk menelfon Beno guna mengucapkan terimakasih.

'Halo Ben.' sapa Sofia setelah sambungan telefon tersambung.

'Iya Fia ada apa?' balas Beno.

'Makasih ya buat dua novelnya, lo tahu aja kalau gw lagi kepengen beli ini.' ucap Sofia.

'Syukurlah kalau lo suka, nanti kalau lo kepingin apa apa lo bisa kasih tahu gw biar gw beliin.' ucap Beno.

'Iya Ben, sekali lagi terimakasih banyak ya. Nanti bakal gw baca langsung kedua novel ini.'

'Iya, tapi harus ingat jangan begadang lagi besok lo harus sekolah. Gw gak mau denger kabar kalau kita besok telat masuk sekolah ya. Awas aja kalau sampai besok lo masih bangun kesiangan, gw ambil lagi novelnya.' ancam Beno.

'Eehh... jangan dong, masak iya udah di kasih mau di ambil lagi.'

'Ya asal lo gak begadang gak bakal gw ambil lagi lah.'

'Iya iya nanti gw gak akan begadang. Udah ya gw matiin dulu mau langsung baca soalnya.'

'Iya, awas nanti kalau sampai begadang.'

'Siap komanda.'

Panggilan telefon pun berakhir, Sofia langsung membaca salah satu novel yang Beno berikan agar nanti dia tidak kemalaman.

-

Sedangkan Beno sehabis telfonan sama Sofia pun hatinya merasa sangat bahagia. Karena Beno sangat jarang telfonan hanya berdua saja sama Sofia. Biasanya kalau dia telfonan sama Sofia nanti Sofia bakal menambahkan Basri. Tapi tadi Sofia tidak menambahkan kontak Basri jadi dia merasa sangat senang.

"Berarti gw harus lebih sering lagi beliin Sofia sesuatu biar Sofia seneng." ucap Beno.

"Tapi beliin apa lagi ya." lanjutnya.

Beno memikirkan apa yang akan dia berikan kepada Sofia lagi. Beno mencari di internet apa saja yang biasanya cowok buat kado cewek. Dan Beno pun semakin pusing karena jawaban di internet itu sangatlah banyak.

"Ini kenapa banyak banget sih, Sofia sukanya apa lagi ya selain novel." bingung Beno.

Kelamaan berfikir membuat Beno ngantuk dan akhirnya dia tertidur.

...**...

Tok tok tok.

Kamar Sofia di ketuk oleh seseorang membuat Sofia bangkit dari tidurnya.

"Iya sebentar." ucap Sofia dan berjalan menghampiri pintu kamarnya untuk melihat siapa yang sudah mengganggu dirinya.

Ceklek.

"Loh, mama. Mama kenapa?" tanya Sofia panik saat melihat mamanya menangis.

"Hiks hiks papa kamu Fia hiks hiks." ucap mama Sofia sambil menangis.

"Sini ma masuk, kita bicara di kamar Sofia aja." ajak Sofia membawa mamanya masuk ke dalam kamarnya.

"Hiks hiks hiks." tangis mama Sofia.

"Ssttt... udah ma jangan nangis, mama bisa cerita sama Fia ada apa sama papa." ucap Sofia menenangkan mamanya.

"Papa kamu selingkuh Fia hiks hiks." jawab mama Sofia.

"Papa selingkuh? Kayaknya gak mungkin deh ma, mungkin mama salah kali. Papakan cinta banget sama mama." tak percaya Sofia.

"Mama gak salah Fia, mama lihat sendiri dengan mata kepala mama saat papa kamu ketemuan sama selingkuhannya." jelas mama Sofia.

"Mama gak bohong kan?"

"Mama tidak mungkin berbohong sama kamu Fia, hiks hiks mama kecewa sama papa kamu hiks." tangis mama Sofia.

"Sabar ma jangan nangis terus Fia jadi ikutan sedih. Mending nanti kita tanyakan dulu sama papa apa yang sebenarnya terjadi."

"Papa kamu pasti gak bakalan ngaku sama kita Fia karena kita gak ada bukti, pokoknya mama mau cerai sama papa kamu. Mama sudah sangat kecewa sama papa kamu Fia." ucap mama Sofia sambil menangis tersedu-sedu.

"Sabar ma jangan gegabah, bisa saja ini hanya salah faham." Sofia berusaha menenangkan mamanya agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

Sofia ikutan sedih melihat mamanya menangis, tapi dia juga tidak setuju kalau papa dan mamanya harus berpisah. Sofia tidak menyukai perpisahan karena baginya perpisahan itu sangatlah menyakitkan.

"Sebenarnya bukan hanya sekali mama tahu papa kamu selingkuh, setiap tengah malam mama selalu mendengar papa kamu telfonan sama perempuan di dalam kamar mandi. Mama pikir papa kamu akan berubah, tapi mama salah. Malah mama tadi lihat secara langsung kalau mereka berdua bertemu." jelas mama Sofia yang membuat hati Sofia ikutan sedih.

"Mama tahu siapa perempuan itu?" tanya Sofia.

"Iya mama tahu, mama ada fotonya." mama Sofia pun membuka handphonenya dan mencari foto selingkuhan suaminya dan melihatkan pada Sofia.

...*** ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!