Pagi harinya mereka bertiga berangkat sekolah dengan seperti biasa Sofia berada di boncengan Basri. Motor mereka sampai di parkiran sekolah dan mereka bertiga pun langsung turun dari atas motor.
"Akhirnya gak jadi telat." lega Sofia karena tadi dia bangunnya kesiangan dan kedua sahabatnya itu menunggu dia dengan lama.
"Lagian lo sih, kan gw udah bilang jangan baca novel sampai malam, jadi kesiangan kan bangunnya." omel Basri.
"Ya kan gw kalo udah baca novel tuh gak ingat waktu, jadi ya tau tau udah malam aja." balas Sofia tak mau di salahkan.
"Iya lah, chat gw aja di anggurin."
Sedangkan Beno yang ada di sana pun merasa keberadaannya tidak di anggap. Beno pun akhirnya memilih pergi dari sana daripada harus merasakan sakit hati.
"Lah Beno kok udah gak ada?" tanya Sofia pada Basri saat tidak menemukan keberadaan Beno di sisinya.
"Lo sih kebanyakan ngoceh jadi Benonya pergi dulu kan." balas Basri menyalahkan Sofia.
"Lah kok cuma gw yang di salahin. Kan lo juga ikut ikutan tadi." tak terima Sofia.
"Ya udah ayo kita susul dia ke kelas." ajak Basri.
Mereka berdua pun pergi menuju kelas mereka yang berada di lantai dua.
Mereka bertiga satu kelas di kelas dua belas IPA 2. Di saat kebanyakan anak anak IPA itu murid yang teladan mereka itu sangat berbeda dengan yang lain.
Mereka bertiga sudah seperti anak IPS yang suka urakan dan suka bermalas malasan kalau di kelas. Tapi kalau sudah di berikan tugas beda lagi, mereka akan sangat bersemangat mengerjakan tugas itu.
Apalagi kalau ada guru yang memberikan materi praktek, mereka adalah orang pertama yang akan lari menuju laboratorium sekolah untuk mengerjakan praktek yang guru mereka berikan.
Entahlah kenapa mereka suka begitu, yang pasti mereka lebih suka terjun langsung dari pada harus di kasih penjelasan panjang lebar yang nantinya akan membuat otak semakin pusing saja.
"Lo kok ninggalin kita sih?" tanya Sofia menghampiri Beno dan sudah duduk anteng di bangkunya.
"Kalian tadi terlalu asik ngobrolnya, jadi gw gak enak mau ganggu kalian." balas Beno seperti tidak terjadi apa apa.
"Oooh gw kira tadi lo kenapa kenapa. Kita minta maaf ya udah abaikan lo tadi, habisnya Basri ngajak ribut mulu sih." ucap Sofia yang merasa tidak enak pada Beno.
"Iya santai aja, kayak sama siapa aja." balas Beno.
"Ehh Ben, PR lo udah belum, kalau udah gw nyontek dong gw belum soalnya." ucap Basri meminta contekan pada Beno.
"Gw juga dong, gw semalam lupa mau ngerjain." timpal Sofia.
"Udah kok, nih ambil aja di tas." Beno menyodorkan tasnya kepada kedua sahabatnya.
Basri dan Sofia pun dengan senang hati menyalin PR milik Beno sebelum guru datang.
Ya seperti itulah kebiasaan mereka kalau lupa mengerjakan PR di antara mereka ada yang menyalin dari mereka yang sudah mengerjakan PR. Tapi lebih sering ke Basri dan Sofia sih yang suka menyalin milik Beno.
Kalau soal otak mah mereka sama aja, sama sama pintar tapi dengan keahlian mereka masing-masing.
Beno mempunyai keahlian di bidang kimia dan fisika, Basri di bidang biologi dan kimia, sedangkan Sofia di berada di bidang biologi dan bahasa. Tapi sayang dia tidak mengambil jurusan bahasa, jadi dia hanya mempelajarinya secara otodidak saja.
Tak tak tak.
Suara langkah kaki mendekati kelas mereka.
"Woy pak bowo datang." teriak murid yang bertugas menjaga di depan pintu untuk melihat guru.
Dengan cepat para murid kembali ke tempat duduk masing-masing. Begitu juga Sofia dan Basri yang kembali ke tempat duduk mereka. Untung saja tadi mereka sudah menyelesaikan menyalin PR milik Beno.
"Selamat pagi anak anak."sapa pak Bowo yang baru memasuki kelas.
"Pagi pak." jawab para murid.
"Baik kalian bisa mengerjakan tugas yang akan saya berikan karena saya akan ada urusan sebentar. Dan untuk PR yang saya berikan Minggu lalu silahkan di kumpulkan." ucap pak Bowo.
"Huuuu...." sorak semua murid murid yang mengeluh karena di berikan tugas terus menerus oleh pak Bowo.
Tapi beda lagi dengan ketiga murid yang suka malas malasan itu, mereka bertiga malah tersenyum senang mendengar perintah pak Bowo. Karena bagi mereka mengerjakan tugas itu lebih menyenangkan daripada harus mendengarkan ceramah para guru.
"Baik silahkan kalian kerjakan apa yang sudah saya tulis di depan, saya tunggu sampai jam pelajaran berakhir di ruangan saya. Yula tolong nanti kamu bawakan ke ruangan saya. Dan untuk kalian semua silahkan mengumpulkan tugas ke Yula." ucap pak Bowo sebelum meninggalkan kelas IPA 2.
"Kita bagi tugas aja gimana?" bisik Sofia kepada kedua sahabatnya yang duduk di samping kiri dan kanannya.
"Yuk lah boleh biar cepat selesai." setuju Beno dan Basri.
"Oke karena tugasnya ada sepuluh nomor, jadi kita bagi tiga tiga, dan untuk yang satunya lagi nanti kita kerjakan sama sama." jelas Sofia dan di angguki mereka berdua.
Mereka semua pun sibuk mengerjakan tugas mereka agar cepat selesai dan segera di kumpulkan.
Di saat yang lain masih pada mengerjakan nomor enam atau lima, ketiga murid yang suka malas malasan itu malah sudah selesai mengerjakan tugas mereka.
"Nih punya kita, awas aja nanti kalau sampai gak lo kumpulin ke pak Bowo, abis Lo." ucap Basri mengumpulkan tiga buku milik dirinya, Beno dan juga Sofia.
"Iya iya, lo bertiga kok cepet banget sih ngerjainnya?" tanya Yula heran sekaligus curiga.
"Ya iyalah, kita kan murid teladan gak kayak kalian yang suka malas malasan." balas Sofia yang bertolak belakang dengan fakta.
Nyatanya mereka bertiga lah yang lebih malas di bandingkan yang lainnya.
"Ya elah gitu aja sombong, nih lihat gw habis ini mau selesai." balas Yula memperlihatkan bukunya pada Sofia.
"Masih mau kan belum selesai juga?" balas Sofia dengan senyum mengejek.
"Cih, sombong amat."
"Bodo amat, emang gw peduli yang penting gw udah selesai." Sofia pun kembali kepada tempat duduknya menghampiri kedua sahabatnya yang sudah duduk anteng di tempat mereka.
"Udah biarin aja gak usah ribut gitu, buang buang tenaga aja." ucap Beno setelah Sofia duduk di tempatnya.
"Habisnya dia bikin kesel duluan." balas Sofia kesal.
"Ya kan bisa gak usah lo ladenin dia, dia mah sirik sama kita yang udah selesai duluan." balas Basri.
"Bener tuh kata Basri, mendingan lo duduk anteng sambil lanjutin baca novel Lo." usul Beno.
"Nah bener juga Lo." setuju Sofia.
Akhirnya Sofia pun mengambil novel yang ada di dalam tasnya dan mulai membacanya lagi.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments