part 5 Bibi sakit mas

"Alhamdulillah tuhan terimakasih atas rejeki mu hari ini" ucap Ayu penuh syukur.

"wah uang ibu banyak banget" ucap Dila.

"Alhamdulillah nak ini rejeki dari Allah dengan perantara Tante Sinta"

"Tante Sinta baik banget ya Bu?"

"iya sayang, kamu harus belajar dari Tante Sinta saling berbagi dengan sesama itu mendapatkan pahala loh dan Allah sangat sayang dengan umatnya yang saling membantu"

"ohh begitu, aku akan meniru perilaku Tante Sinta Bu biar dapat pahala dari Allah"

Ayu hanya tersenyum melihat Dila, Ayu menatap Dila dalam diam.

"nak ibu bisa kuat menjalani hidup ini karena kamu dan Bibi adalah penyemangat hidup ibu" batin Ayu.

"Bu uangnya jangan kasih ke Ayah lagi pasti kalau ayah tau ibu ada uang sebanyak ini akan di ambil paksa oleh ayah seperti waktu itu" ucap Dila mengenang peristiwa saat ibunya mendapatkan bantuan dari pemerintah tetapi di ambil paksa oleh ayahnya untuk berjudi.

"iya sayang uangnya akan ibu simpan kok, uang ini untuk kita beli beras, susu Bibi dan biaya makan dan juga jajan sekolah kamu ya nak?"

"asikkk akhirnya aku bisa jajan seperti teman yang lain" ucapan Dila sangat menusuk hati, Ayu merasa hatinya sakit bukan karena Dila mau jajan tapi karena sangat kasihan kepada Dila karena selama ini Dila jarang jajan saat di sekolah.

"sabar ya nak ibu akan berusaha sekuat mungkin untuk membahagiakan kalian berdua, ibu berjanji demi tuhan" ucap Ayu dalam hati.

saat sedang berbicara dengan Dila ayu terkaget-kaget saat memegang kening Bibi sangat panas bibir Bibi pun nampak pucat. tubuh Bibi terasa sangat panas. seketika Ayu panik dengan keadaan Bibi.

"yaallah nak kok bisa sepanas ini?" ucap ayu dengan panik.

"adik kenapa Bu?"

"adik mu tiba-tiba panas nak, sepertinya Bibi demam"

"Bu ayo bawa Bibi berobat kasian adik kesakitan" ucap Dila yang juga ikut panik melihat adiknya terlihat lemas.

"ayo sayang kita ke puskesmas terdekat" ajak Ayu kepada Dila.

Dengan segera Ayu dan Dila membawa Bibi ke puskesmas terdekat untuk memeriksa keadaan Bibi.

"anak ibu hanya demam biasa, ini obatnya nanti di minum sehari 3 kali ya?"

"oh iya terimakasih pak" ucap Ayu.

setelah Bibi mendapatkan suntikan di lengannya panas Bibi agak berkurang. kepanikan Ayu dan Dila pun berkurang. Dila memandang cemas kepada adik satu-satunya itu. Dila sangat menyayangi adiknya.

"Bu kasih tau ayah kalau Bibi sakit, kasihan Bibi lagi sakit ayah ngak ada" ucap Dila kepada Ayu agar memberitahu Bram soal Bibi.

"iya nak nanti sore kita kasih tau ayah"

setelah sampai ke rumah Ayu menidurkan Bibi supaya beristirahat lebih banyak.

"nak kamu jaga adik mu sebentar ya ibu mau ke tokoh beli beras ucap Ayu kepada Dila.

"ibu Bu" balas Dila.

Ayu segera pergi ke tokoh mbak Devi untuk membeli beras dan membayar hutang yang belum di bayar. kedatangan Ayu di sambut sinis oleh mbak Devi karena takut di hutangi oleh Ayu.

"mau apa Yu kan hutang yang kemarin belum dibayar, jangan hutang lagi lah bisa bangkrut aku dapet pelanggan kayak kamu" ucap Mbak Devi di hadapan orang banyak.

Ayu merasa malu dipermalukan seperti itu. tapi untunglah Ayu berniat membeli beras dan membayar hutang.

"aku datang ke sini bukan untuk berhutang kok mbak aku mau bayar hutang sekaligus membeli beras"

"bagus lah kalau mau bayar hutang, kamu mau beras dengan merek apa Yu" seketika wajah mbak Devi yang tadinya cemberut berubah menjadi wajah yang sangat ramah.

"yang ini aja mbak" ucap Ayu sambil menunjuk salah satu merek beras.

"oh yang ini ya? mau beli apa lagi yu?

"minyak kelapa satu, telur ayam 10 dan garam satu bungkus mbak" ucap Ayu

"udah itu aja yu?"

"iya mbak itu aja, oh iya kue kering nya satu" sambil menunjuk kue kering yang tersusun di rak.

"jadi totalnya 250 ribu yu"

"ini mbak uangnya"

"coba dong gini dari dulu yu kan sama-sama enak" ucap Mbak Devi saat menghitung uang yang di berikan oleh Ayu. Ayu hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan mbak Devi.

setelah selesai membeli beras Ayu segera pulang dengan menenteng kertas berisi telur dan bahan yang lain dan karung beras di tangan. di dalam hati Ayu terselip kebahagiaan. hutang yang selama ini menjadi alasan mbak Devi bersikap sinis kini telah terbayarkan.

saat akan melangkah ke dalam rumah Ayu di kejutkan dengan suara Dila yang memanggilnya.

"ibu sini cepat, lihat Bibi Bu" ucap Dila sambil menarik lengan Ayu.

"Bibi kenapa nak" tanya Ayu dengan cemas.

Ayu melepaskan semua yang telah di belinya tadi di atas meja lalu langsung masuk kekamar melihat Bibi. alangkah terkejutnya Ayu melihat Bibi yang kejang-kejang. Ayu dengan segera membawa Bibi keluar rumah untuk meminta tolong.

"nak bawakan ponsel ibu" ucap Ayu kepada Dila.

"iya Bu"

Ayu segera keluar rumah dan meminta tolong kepada pak RT untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Untuk sampai kerumah pak RT Ayu harus berjalan setengah berlari karena jarak rumahnya dengan rumah pak RT agak jauh.

tok..tok..tok..

pintu pun terbuka ternyata Bobi anaknya pak RT yang membukakan pintu.

"Bob Ayahmu mana ibu mau minta sama ayahmu" Bobi yang melihat Ayu sedang menggendong Bibi yang terlihat kejang-kejang segera memanggil Ayahnya.

"sebentar mbak" ucap Bobi. Bobi segera memanggil Ayahnya dan memberikan tahu kalau Bibi sedang kejang-kejang.

"Bibi kenapa mbak Ayu" tanya pak RT.

"ngak tau pak tiba-tiba sudah begini"

"udah ayok kita bawa Bibi kerumah sakit" ajak pak RT.

Ayu yang di temani oleh Dila. Bobi pun ikut mengantarkan Bibi kerumah sakit untuk melihat keadaan Bibi.

"kok bisa begini mbak?" tanya Bobi kepada Ayu yang tidak henti-hentinya mengelus rambut Bibi.

"tadi itu Bibi sempat panas tinggi lalu saya bawa ke puskesmas terdekat, setelah di suntik panasnya Bibi menurunkan. tapi saat saya tinggal ke warung sebentar ternyata Bibi telah kejang-kejang"

"oh takutnya Bibi kena malaria mbak, kan sekarang lagi musim penyakit malaria" ucap Bobi.

Ayu semakin cemas takut Bibi benar-benar terkena malaria. Dila terus memegang kaki adiknya yang terasa panas. sedangkan pak RT fokus menyetir.

setelah setengah jam perjalanan Ayu beserta rombongan telah sampai ke rumah sakit umum di Pangkal Pinang.

Bibi segera di bawa keruangan untuk di periksa dan benar saja Bibi terkena penyakit Malaria.

Ayu hanya bisa tertunduk lemas melihat Bibi yang sedang terbaring di ruang ICU.

pak RT yang heran melihat Ayu hanya sendiri membawa Bibi pun lantas bertanya dimana keberadaan Bram sebagai suami Ayu dan ayah dari Bibi.

"Yu suami mu mana kok ngak ada di saat anaknya sakit?"

"Mas Bram lagi kerja pak" ucap Ayu berbohong.

"oh nanti kalau Bram sudah pulang cepat kasih tau kalau Bibi di rawat di rumah sakit, kasihan Bibi perlu ada ayah di sampingnya"

"iya pak" jawab Ayu singkat.

"kalau begitu kami pamit dulu ya soalnya pekerjaan saya masih banyak"

"iya mbak kami pulang dulu" ucap Bobi

"iya pak, nak Bobi terima kasih telah mau mengantarkan kami"

"iya sama-sama Bu" jawab pak RT

setelah pak RT dan Bobi pulang Ayu segera menelepon Bram untuk memberitahu kalau Bibi sakit. setelah berkali-kali Ayu menelepon tanpa jawaban kali ini Bram mengangkat telepon dari Ayu.

"ada apa lagi sih Yu jangan ganggu aku lagi seneng-seneng sama Siska ni"

"maaf kalau aku mengganggu tapi aku hanya mau bilang kalau Bibi masuk rumah sakit karena Bibi terkena malaria"

"hah? Bibi terkena malaria? ini pasti ulah mu yang tidak bisa merawat Bibi dasar perempuan bodoh! kamu sekarang berada di rumah sakit mana?"

"rumah sakit umum, ruang ICU"

setelah mendengar dimana Bibi di rawat Bram langsung mengakhiri pembicaraan.

Ayu sekarang tidak memikirkan Bram yang sedang asik bercumbu dengan Siska yang terpenting bagi Ayu sekarang adalah keselamatan Bibi. walau di lubuk hati Ayu merasakan sakit yang sangat mendalam karena penghianatan sang suami.

sambil menunggu kehadiran Bram Ayu juga menelpon Sinta untuk memberitahu kalau Bibi sedang sakit dan di rawat di rumah sakit.

"Yu maaf ya aku belum bisa datang, tapi insyaallah malam nanti aku akan datang"

"iya Ta ngapapa aku ngerti kok kalau kamu sangat sibuk"

"iya Yu sekali lagi maaf ya"

"iya Ta eh udah dulu ya mas Bram udah datang nih" Ayu segera mematikan pembicaraannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!