Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah Ayu melepaskan lelah dengan bermain dengan Bibi yang kini berusia 3 tahun. sepenat apapun Ayu dalam mengerjakan pekerjaan rumah akan terobati ketika melihat anak-anaknya. hanya itulah hiburan Ayu selama ini.
Ayu tidak pernah keluar rumah karena Bram melarang. Alasan ayu di larang adalah karena Bram tidak ingin orang lain tau kalau Ayu adalah istrinya. Bram merasa malu karena Ayu tidak pandai merawat diri tidak seperti istri para tetangga yang enak di pandang.
Ayu akan keluar hanya pada saat membeli keperluan dapur saja dan keperluan yang sekiranya Ayu benar-benar harus keluar rumah. sebenarnya Ayu merasa tertipu pada saat awal pernikahan Bram sangat menyayangi Ayu tapi seiring berjalannya waktu Bram berubah setelah menginjak usia pernikahan 1 tahun.
"ibu Dila pulang" ucap Dila yang baru saja pulang sekolah.
"eh anak ibu udah pulang, gimana tadi sekolahnya?" tanya Ayu.
"seru banget Bu tadi aku ikut pelajaran seni, kami di suruh menggambar orang dengan tema pahlawan. aku bikin gambar ibu deh" ucap Dila sambil mengeluarkan buku gambar yang ada di dalam tasnya.
Ayu sangat bahagia lalu tersenyum kepada Dila ternyata anaknya menganggap dia adalah pahlawan. Ayu sangat terharu dengan sikap Dila. Ayu merasa sangat di hargai sebagai seorang ibu.
"wah bagus sekali sayang gambarnya, nanti buatkan gambar juga ya" pinta Ayu.
"Dila ngak mau, ayah bukan pahlawan ayah orang jahat" Dila menolak permintaan ibunya.
"Dila ngak boleh ngomong gitu, kalau ngak ada ayah Ayu ngak bisa sekolah loh"
"tetap aja Bu bagi Dila ayah itu orang jahat. Dila benci Ayah"
"Dila sayang dengerin ibu ya, ingat Dila ngak boleh begitu sama ayah. emangnya Dila mau jadi anak durhaka? Dila tau kan anak durhaka nanti masuk neraka" ucap Ayu sambil mengelus kepala putrinya.
Dila hanya diam tanpa bersuara. sepertinya Dila menyimpan dendam kepada ayahnya sendiri.
"ibu aku lapar aku mau makan"
"itu ibu sudah masak ikan lempah kuning (masakan khas Bangka Belitung) ayok sana makan, tapi ayam goreng baladonya jangan dimakan ya nak itu punya ayahmu" ucap Ayu.
Dila langsung kekamar untuk mengganti baju lalu makan di dapur tanpa mengiyakan ibunya.
"kenapa ibu selalu membuat makanan enak untuk ayah sedangkan aku selalu makanan sederhana, aku kan juga mau makan ayam goreng balado, aku tukeran aja sama lauk ayah" batin Dila.
dengan lahap Dila makan dengan lauk ayam balado yang telah ibunya siapkan untuk Ayahnya. Ayu tidak mengetahui kalau Dila telah menukar menu makanannya dengan ayahnya. Ayu sedang berbaring menyusui Bibi .
Setalah satu malam Bram tidak pulang kerumah akhirnya siang ini Bram pulang kerumah dengan membawa perut kosong. tanpa mengucap salam Bram melangkah ke dapur melihat tudung saji yang tertutup.
"Ayu sini kamu" ucap Bram dengan kasar.
"loh kapan mas pulangnya kok ngak ucap salam dulu" tanya Ayu.
"salam ngak salam terserah akulah kenapa kamu yang sewot. Panggil kamu karena ayam goreng balado yang aku pesan ke kamu ngak ada di meja makan" ujar Bram dengan mata melotot.
"pagi tadi sudah aku buatkan kok mas" ucap Ayu meyakinkan Bram.
"ini buktinya mana?" Bram membuka tudung saji dan memang ayam goreng balado sudah tidak ada hanya ada semangkuk ikan lempah kuning.
Bram langsung membanting tudung jadi yang dipegang olehnya. seketika Ayu terkejut dan menyenggol gelas kaca yang berada di sisi meja makan. berhamburan lah Bering kaca bekas pecahan gelas itu.
Dila ternyata mendengar suara pecahan itu lalu langsung berlari menghampiri ibu dan ayahnya. di kalah itu Dila sedang bermain boneka di rumah tetangga.
"ibu kenapa gelas itu pecah" Dila bertanya tentang apa yang telah terjadi.
"ibu bodoh mu ini menjatuhkan gelas" ucap Bram kepada Dila.
"maaf mas aku tidak sengaja" Ayu menjawab sambil memungut pecahan beling.
"cepat bersihkan itu semua dan aku tidak mau tau ayam goreng balado yang aku mau harus ada dalam waktu 5 menit lagi. aku sudah sangat lapar"
"ayah maafkan aku, akulah yang telah menghabiskan ayam goreng balado yang ayah mau, aku hanya kesal ibu selalu masak makanan enak hanya untuk ayah sedangkan aku tidak begitu" Dila memberi tahu tentang sebab hilangnya ayam goreng balado itu.
"Dila bukankah ibu sudah bilang kalau ayam goreng balado itu milik ayahmu"
bram bukannya mengerti tentang itu semua malah semakin memojokkan Ayu.
"itu semua karena kamu yu, kamu tidak bisa mengatur uang sampai-sampai Dila mengambil ayam goreng Balado ku" dengan penuh amarah Bram terus menuduh Ayu tidak becus mengatur keuangan.
"aku tidak mau tau dalam 5 menit lagi ayam goreng balado itu harus ada di meja makan, kalau tidak kamu akan menanggung akibatnya" ucap Bram mengancam Ayu.
Karena tidak ingin melihat ibunya di pukul, Dila mengeluarkan uang tabungannya lalu bergegas ke warung Padang untuk membeli apa yang ayahnya mau. dengan cepat Dila pulang dan memberikan ayam itu kepada ibunya.
"ibu maafkan aku. ini aku telah membeli ayam goreng balado yang ayah mau cepat ibu kasih ke ayah aku ngak mau liat ibu di pukul ayah lagi" ucap Dila setengah berbisik kepada ibunya yang masih memungut pecahan beling.
"kamu dapat uang dari mana sayang, ibu ngak mau kalau kamu mencuri ya"
"aku ngak mencuri Bu ini uang tabunganku jadi ibu ngak perlu kuatir ya"
"maafkan ibu ya nak, nanti kalau ibu sudah punya uang ibu akan ganti" ucap Ayu.
"ibu ngak perlu ganti aku ikhlas kok" Ucap Dila menolak.
setelah selesai memungut pecahan beling Ayu menyiapkan makanan untuk Bram yang telah di beli oleh Dila.
"mas ayok makan ini ayam goreng baladonya susah ada" ajak Ayu kepada Bram.
"gara-gara kamu tidak becus ayam goreng balado yang ku minta sampai di makan oleh Dila, andai kamu dapat mengatur keuangan yang aku beri tidak mungkin sampai Dila makan bagian ku memang istri tidak berguna"
Bram masih saja menyalakan Ayu tentang ayam goreng balado itu. Ayu hanya bisa menahan diri dengan bersabar. melawan pun percuma tidak ada gunanya.
"maafkan aku mas, yaudah mas makan dulu ya" ucap Ayu yang menahan kesedihan.
Bram berlalu ke dapur meninggalkan Ayu sendiri di kamar. saat Bram sedang makan Ayu dengan tidak sengaja melihat ponsel Bram berbunyi ternyata ada pesan dari seseorang wanita.
"mas malam ini temenin aku bobok lagi ya kayak semalam, aku suka servisan mas sangat memuaskan. malam ini aku kasih gratisan deh"
seketika Ayu merasakan sesak di dalam dadanya. perasaannya sangat kacau hatinya terasa remuk. ternyata Bram tidak hanya gila judi tetapi juga sekarang gila perempuan.
air mata Ayu menetes tanpa mengeluarkan suara.
setelah Bram selesai makan Ayu langsung menanyakan soal pesan itu kepada Bram.
"mas aku mau tanya Siska itu siapa" dengan suara tertahan Ayu berucap.
"oh dia temanku memangnya kenapa?" Dangan sinis Bram menatap Ayu.
"kamu tega mas sama aku, semalam kamu tidur dengan wanita murahan itu kan?" air mata pun tak dapat Ayu bendung lalu tumpah di kedua pipinya.
"oh jadi kamu sudah tau soal itu? ya semalam aku tidur dengan Siska kenapa kamu tidak suka? harusnya kamu sadar kenapa aku lebih memilih perempuan lain? kamu itu tidak bisa merawat diri! lihat penampilan mu sangat kusut seperti pembantu. badan mu sangat bau hanya tercium aroma air kencing Bibi. tidak seperti Siska yang wangi aroma badannya saja menggoda birahiku. jadi jangan salahkan aku, kalau jajan di luar"
tanpa rasa bersalah Bram ingin membenarkan apa yang telah dia lakukan. Ayu tidak terima kalau dia telah di hianati oleh suaminya sendiri.
"wajar aku tampak kusut dan bau badan aroma kencing Bibi. uang yang kamu berikan untuk keperluan dapur saja tidak cukup bagaimana aku bisa merawat diri" ucap Ayu mengungkapkan isi hatinya.
"alasan saja, banyak yang lebih dari kita tapi mereka masih mampu mengurus diri dan keluarga tidak seperti kamu, aku menyesal menikah dengan perempuan gembel seperti kamu"
ucapan Bram sangat menusuk hati Ayu. pengorbanan Ayu selama ini tidak dihargai sedikitpun. Bram lupa kalau dulu Ayu adalah wanita yang sangat dia puja-puja. kini setelah Ayu menjadi istrinya Ayu di campakkan dengan menghadirkan wanita lain dalam pernikahan mereka.
"mas ternyata busuk hatimu, kenapa aku baru tau semua sifat mu, seharusnya aku yang mengatakan itu"
"apa katamu beraninya kamu berkata aku busuk hati"
Plakkk...
tamparan keras mendarat di wajah Ayu. lagi-lagi Ayu mendapatkan kekerasan dari Bram. setelah menampar Ayu, Bram langsung keluar menancap gas motornya.
"Ibu,ayah pukul ibu lagi ya" tanya Dila
"ngak kok sayang, sudah Jangan di bahas lebih baik Ayu Main lagi tu sama Ica di luar, kan lagi main boneka. masa temannya di tinggal" Ayu mengalihkan pembicaraan.
"ibu aku sudah liat dan dengar semua ini. ibu aku mau ibu cerai dengan ayah aku ngak mau punya ayah jahat" tiba-tiba Dila meminta ibunya untuk bercerai.
Ayu sangat terkejut dengan permintaan anaknya. Ayu tidak menyangka kalau Dila akan mengerti soal perceraian. Ayu merasa bersalah dan merasa gagal menjadi ibu, seharunya Dila belum mengerti yang namanya perceraian. dan tidak sepantasnya kekerasan rumah tangga ini menjadi tontonan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments