Setelah melakukan diskusi dengan Ayah dan Ibu tirinya, Elvita melangkah kelamarnya dengan langkah gontainya.
Ia telah memutuskan, jika akan menerima pernikahan itu. Dan siap menggantikan posisi adik tirinya menjadi pengantin penggantinya.
ia menghela nafas panjang, saat melangkahkan kakinya memasuki kamar pribadinya. Tiba tiba saja, air matanya meleleh. Ia merasa sakit, kasihan dan hancur harus menghadapi semua kenyataan yang ada.
"Maafkan aku Ar, semoga kamu bisa menerima kenyataan ini, hiks hiks," tangisnya terdengar sangat memilukan.
tak lama berselang, Ponsel milik Elvitapun berbunyi dan dengan segera, gadis cantik itu segera mengangkatnya.
"halo, Ar ada apa,?" tanya Elvita dengan nada bergetar menahan tangisnya.
Hal itu membuat Arvino di seberang sana, mengernyitkan dahi karena merasa heran dengan calon tunangany Itu.
"kamu kenapa yank,?" kok manyanya gitu, dan lagi ini kenapa lagi kamu kayak orang yang abis nangis,?" tanya Arvino dengan wajah heranya.
Elvita yang mendengarnya, semakin tak kuasa menahan tangis. Akhirnya, gadis itu menangis dalam diam.
Ia merasa hancur saat akan mengatakan yang sesungguhnya pada Arvino laki laki yang telah ia pacari hanpir tiga tahun. dan rencananya, enam bulan lagi, Arvino dan dirinya, akan menikah.
Namun semua harus gagal saat mendapati kabar buruk ini.
"Yank, kamu masih di sana kan,?" tanya Arvino pada sang kekasih.
"eh, iya Ar aku masih ada di sini. Emm kita bisa ketemu nggak,?" tanya Elvita dengan nada pelannya.
Hal.itu membuat Arvino seketika tertawa lepas. "hahaha kamu itu kenapa, kok malah minta izin segala, kan biasanya juga kamu langsung ngajak aku ketemuan,?"tanya Arvino denganasih tertawa kecil.
"Ar, " tegur Elvita dengan nada tegasnya. Hal itu membuat Arvino segera menghentikan tawanya.
"iya iya sayang, ada apa kamu ngajak.aku ketemu,? tanya Arvino telah berubah menjadi tampak serius.
"ada hal penting yang ingin aku katakan sama kamu, bisa kita ketemuan,?" tanya Elvita.
"oke kita ketemu di tempat biasa, apa mau aky jemput,?" tanya Arvino.
Karena biasanya, gadis kesayangannya itu, meminta bahkan sering meminta jemput. Dan bahkan terkadang, merajuk saat Arvino lupa menjemputnya.
"engak usah Ar, aku berangkat sendiri aja," ucapnya kemudian mengakhiri panggilanya.
*******
Sementara itu, di kediamannya, tampak seorang laki laki tengah terduduk di kursinya dengan tersenyum tipis.
"apa kau yakin, semua akan berjalan lancar,?" tanyanya dengan tersenyum sinis pada sebuah fot di tanganya.
"kau tensng saja sayang, semua pasti akan berjalan lancar," jawabnya dari seberang sana.
"baiklah sayang, aku akan menunggu itu agar semua berjalan lancar," jawab laki laki itu tersenyum penuh dengan kemenangan
Setelah semua selesai, laki laki itu segera berlalu dari sana.
Seraya mengembangkan ssnyumanya. "sebentar lagi. Sebentar lagix kamu akan menjadi miliku dan setelah aku puas denganmu, skan ku campakan kau," gumamnya dengan meremas sebuah foto milik seseorang wanita.
Kemudian berjalan keluar meninggalkan ruangan itu.
*********
Sementara itu, di tempat lain, seorang gadis cantik tengah terduduk di sebuah kursi didalam restaurant.
ia tampak sedang menunggu seseorang dengan perasaan tidak tenangnya.
terlihat dengan psisi duduknya yang selalu berubah ubah.
Menandakan, jika gadis itu sedang takut, khawatir dan cemas yang menjadi satu
tak lama, pundakya terasa di tepuk oleh seseorang dari belakang. Hal itu, tentu saja membuat samg gadis menoleh.
"sayang, udah lama nunggu,?" tanya Arvino.dengan segera duduk di depanya
Elvita yang mendengarnya, hanya mengangguk dan berusaha tersenyum. Walaupun, gadis itu merasa sangat berat.
"ada apa,?"tanya laki laki itu memasang wajah serius karana melihat ekspresi wajah kekasihnya.
Elvita yang mendengar pertanyaan dari laki laki yang ada di depanya itu, tak kuasa menahan tangisnya. Hal itu tentu saja, membuat Arvino menjadi semakin khawatir dan kebingungan.
"Maafkan aku Ar,," ucapnya lirih dengan menundukan kepalanya. Serasa ia tak sanggup jika harus mengatakan yang sebenarnya.
"sayang, apa yang sebenarnya terjadi,?" tanya Arvino dengan menggenggam tangan sang kekasih.
"kita putus!!" satu kata itu berhasil keluar dari mulut Elvita. hal itu tentu saja, membuat Arvino menjadi sedikit kebingungan.
"sayang, bisakah kamu berbicara dengan jelas, aku nggak ngerti dengan apa yang kamu maksud," pinta Arvino pada kekasihnya itu.
" aku mau kita putus Ar, aku akan menikah besok," ucap Elvita dengan wajah seriusnya.
Hal itu membuat laki laki itu terbahak. " hahaha kamu kalau mau ngerjain aku, jangan seperti ini sayang," ucapnya dengan menggenggam tangan Elvita.
"aku nggak lagi bercanda Ar, aku serius," ucapnya dengan air mata yang berderai.
"bagaimana bisa,?" tanya Arvino dengan menatap dalam.mata sang kekasih.
Dan dengan segera, gadis itu menceritakan semuanya pada sang kekasih dengan tangis yang memilukan.
Sontak saja, Arvino yang mendengarnya, mengepalkan tanganya kuat ia tak menyangka, jika nasib percintaanya, akan setragis ini.
"sekali lagi, aku meminta maaf untuk swmua yang telah aku perbuat. Mungkin selam Ini kamu merasa terbebani dengan sikap manjaku, aku mohon maaf," ucapnya seraya mengusap air matanya.
Arvino yang mendengsrmya, menatap lekat wajah sembab kekasihnya itu. " aku sebenarnya kecewa sama kamu. kenapa kamu tak menolak perjodohan ini,? tapi, aku tidak bisa menghalangi keputusanmu itu." ucapnya dengan nada datarnya.
Hal itu membuat Elvita sedikit terkejut. karena biasanya laki laki itu akan bersikap jenaka pada orang yang ia sayang.
Dan akan bersikap dingin pada orang yang di anggap asing olehmya. Apakah itu berarti, dirinya sudah termasuk orang asing,?
menyadari hal itu, dada Elvita semakin terasa sakit dadanya terasa di himpit batu besar.
"aku pergi dulu, semoga kau bahagia dengan pasanganmu." ucapnya seraya bangkit dari duduknya dan hendak melangkah pergi.
"jangan memusuhiku," ucap Elvita seraya ikut bangkit dari duduknya. Dan segera memeluk tubuh laki laki yang ada di depanya.
Arvino yang mendapatkan pelukan secara tiba tiba dari sang kekasih, merasa terkejut hingga membuat laki laki itu tertegun sesaat.
Karena selama,pacwran, Elvita tak pernah memeluk Arvino. Apalagi, di depan umum seperti ini.
Dan tindakan Elvita itu, membuat Arvino sedikit merasa senag dwn juga sedih. Senang karena Ervita akhirnya bisa memeluknya.
Sementara sedihnya, karena besok, cslon tunanganya akan menjadi milik orang lain.
"kamu harus bahagia agar aku bisa melepasmu dengan lega," ucapnya dengan mengelus kepala gadis dalam pelukannya itu.
Elvita yang mendengarnya, mendongak menatap manik hitam legam Arvino.
"jika aku tidak bahagia, apa yang akan kamu lakukan,?"tanya gadis itu.
"aku akan merebutmu kembali," bisik Arvino dengan nada lirih namun juga tegas.
Ervita yang mendengarnya, hanya tersenyum tipis. Ia berdoa agar pernikahanya berjalan bahagia. Walaupun itu tak akan mudah.
Karena Giovani adalah kekasih dari adik tirinya. Dan rasanya sangat sulit
Terimakasih telah mampir💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments