Kalau ada yang santai, tidak terlalu menguras tenaga, kenapa harus pilih yang banyak kegiatan? —Rin.
...*****...
Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Biasanya Megan, Audey, Ruth dan Cellin sudah duduk manis di bangku kantin. Menyantap makan siang, dengan ditemani cerita random keempatnya.
Berbeda dengan sekarang, mereka berempat kini masih duduk melingkar di meja Rin, gadis itu masih sibuk berkutat dengan buku seakan enggan beranjak dari kursi.
"Rin, lama banget, sih lo. Laper nih udah gue," ucap Audey dengan wajah tertekuk.
Rin menoleh, gadis itu mengangguk sekali lalu segera membereskan buku-bukunya. Padahal niat awal, Rin hanya ingin tetap di kelas saja, sambil mengerjakan latihan soal. Melihat Audey yang sepertinya lapar, dan keempat gadis di sekelilingnya itu menunggu dia, mau tidak mau Rin mengalah dan segera bangkit dari kursi.
Cellin mendekat lalu menggandeng lengan Rin, keduanya mulai melangkah, diikuti Megan dan Audey yang melangkah beriringan, serta Ruth yang jalan di belakang sendiri. Mereka berlima kini mulai keluar dari kelas dan berjalan ke kantin. Dengan satu catatan, semua mata memandang mereka. Menjadi pusat perhatian, bukan hal asing lagi bagi kelimanya.
Dengan seragam yang beda sendiri, wajah cantik di atas rata-rata, serta tatapan tajam miliknya itu, sudah mampu membuat seluruh pasang mata yang menatap Rin jatuh dalam pesona gadis itu. Auranya paling kuat, mendominasi di antara empat temannya.
Memasuki pintu kantin, siswa-siswi yang semula sibuk pada makanannya masing-masing kini mengalihkan pandangan mereka pada lima gadis cantik kelas sebelas itu. "Kayaknya gak ada kursi kosong ya?" tanya Megan sembari memerhatikan sekeliling kantin.
"Kelamaan, sihhh! Lagian lo Rin, ngapain segala baca buku? Istirahat itu buat makan, nyantai, bukan belajar!" omel Audey.
Ruth mendengkus di belakang, "Ya udah, sih, lo kenapa rempong banget?" Megan mengangguk menyetujui. "Baru kenal juga, udah marah-marah aja."
"Gue gak marah-marah ya! Lo ngadi-ngadi banget, sih Meg??" Audey kemudian menoleh pada Rin. "Rin, gue gak marah-marah lohhh."
Rin hanya mengangguk sebagai balasan. Tenang, dia bukan tipe orang baperan kok. Malah lebih ke bodo amatan orangnya.
"Beneran kan Rin?"
"Hm."
Audey merengut. "Kok jawabnya singkat, sih Rin?"
"Emang gitu kan? Mau gimana lagi?" Megan balik bertanya, kemudian gadis itu kembali berucap, "Udah keliatan kok, Rin itu tipe orang yang irit ngomong."
Rin menoleh pada Megan, gadis itu tersenyum tipis—sangat tipis. Seolah berkata lewat tatapan mata, bahwa kata-kata Megan benar.
"Iya juga, sih," cengir Audey.
Cellin yang sejak tadi tidak bersuara, hanya memerhatikan seisi kantin tiba-tiba menepuk-nepuk pelan bahu Rin. "Itu ada kursi kosong," ucapnya seraya menunjuk salah satu meja yang baru saja ditinggal oleh beberapa siswi dari kelas lain.
Sontak keempat gadis cantik itu mengikuti arah tunjuk Cellin. Kelimanya segera melangkah agar tidak keduluan yang lain.
"Ada yang mau nemenin mesen gak?" tanya Megan menatap satu-satu temannya yang sudah duduk manis di kursi.
"Aku Megan," kata Cellin sembari bangkit dari duduknya. "Kalian pada pesen apaan?"
"Bulgogi aja deh, yang lain samain juga. Biar gak ribet kalian mesennya," kata Audey yang diangguki semua, kecuali Rin.
"Eh, lo makan bulgogi gak?" tanya Audey seraya menoleh ke arah Rin. Gadis dengan bulu mata lentik itu mengangguk kecil sebagai balasan.
Cellin tersenyum seraya mengangkat sebelah tangannya, telunjuk dan jempolnya membentuk huruf 'o' lalu berkata, "Ya udah, aku pesen dulu." Gadis itu kemudian melangkah ke salah satu warung penjual. Disusul Megan yang berlari kecil menyusul Cellin.
Hening beberapa saat, sampai akhirnya Megan dan Cellin kembali membawa pesanan mereka. "Nih, selamat makan," ucap Megan sambil tersenyum.
Aroma buah-buahan yang segar membuat candu, rasanya ingin terus di dekat gadis itu saking wanginya. Bikin tenang gitu. Rin akui, Megan tuh wangiii banget. Padahal Rin gak ada lihat Megan menyemprot parfum.
Se-wangi itu memang Megan.
"Thank's a lot babe," ucap Audey sambil mengambil alih nampan bawaan berisi makanan dari Megan.
"Glad to help."
"By the way Rin, lo harus milih ekskul, terlepas dari kelas tambahan yang lo ambil, ekskul juga wajib dipilih," ujar Audey membuka topik.
Memang benar jika Rin memilih kelas tambahan, empat kelas lagi! Kelas Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Bayanginnya aja udah bikin kepala Megan sama Audey nyut-nyutan!
Bukan masalah manage waktunya, tapi gak kasian sama otak?
Sekadar informasi, dua hari yang lalu—tepatnya hari senin, Rin memang sudah meminta untuk dimasukkan ke kelas tambahan. Katanya, sih buat ngisi waktu luang.
Emang ya, hobi orang cerdas sama yang suka halu itu beda jauh!
Kalau Megan melototin video bias-nya, Rin lebih nyaman dengan belajar.
"Saran?" tanya Rin singkat. Masalahnya dia gak tahu mau milih apa!
"UKS bareng gue, mau?" tawar Megan.
Gadis itu masuk ekskul UKS pasti kebanyakan sudah tahu alasannya, kan? Iyap! Karena dia cuma mau santai-santai aja kalo misal ada kegiatan atau event gitu. Kenapa gak modern dance? Tanpa dilatih khusus, Megan udah bisa, dari kelas 5 SD malah.
"OSIS aja yuk, bareng sama aku," ajak Cellin sambil tersenyum.
Kalau buat Cellin, si cewek teladan nan feminin masuk OSIS. Alasannya, sih simpel, biar kalau ada galang dana atau informasi gitu, dia bisa masuk ke setiap kelas di SMA Starlight. Termasuk kelas salah satu inti Deverald. Walau capek juga ngitari satu sekolah yang besarnya gak tanggung-tanggung.
"Gak milih?" Rin kembali bertanya. Ribet tahu gak, nambahin beban hidup dia aja.
"Ya gak bisa lah! Join modern dance aja, cewek cakep sekelas lo itu bakal langsung diterima! Gue jamin," kata Audey mantap.
Megan melirik Audey. "Itu, sih maunya lo."
"Iyalah! Biar gue ada temen juga gitu, masa sendirian doang, cantik gini juga."
Ruth memutar matanya malas. "Mending basket aja. Kalo lo gak bisa gue ajarin," kata gadis itu sambil menoleh pada Rin.
Rin berpikir keras, ekskul apa yang tidak membuatnya kerepotan, bisa santai-santai, dan tidak kena marah oleh senior. Cukup absen saja. "Gue pilih UKS." putus Rin membuat ketiga gadis cantik di meja itu menatapnya sedikit tidak percaya. Sementara Ruth, mengangguk paham, sudah menduga ujung-ujungnya Rin akan pilih itu.
"Itu sibuk loh setiap hari senin, banyak yang pingsan, sakit perut dan macam-macam," kata Cellin, tidak sadar bahwa ekskul yang dia pilih bahkan sibuk setiap hari.
"Udah deh Cellin, kamu jangan hasut Rin buat masuk OSIS ya, tu ekskul lebih parah," sahut Megan. Gadis ini memang menggunakan gue-lo, tapi akan menggunakan aku-kamu kalau orang lain juga menggunakan itu.
Cellin tercengir lebar, niatnya ketahuan ternyata.
"Kenapa gak modern dance aja, sih Rin?"
"Gapapa."
"Udah jelas kan kalo UKS itu gak berat banget dari yang kalian tawarin. Lagian ya, ni ekskul paling santai dan gak banyak kerjaan apa-apa," ucap Megan bangga.
Audey berdecak. "Bukannya gak ada kerjaan, lo-nya yang numpang nama doang!"
Megan tercengir lebar. "Gak cuma gue kok, banyak yang kayak gitu. Rin juga pasti niatnya sama. Ya kan?" Tembaknya langsung.
"Iya." Karena, apa yang dikatakan Megan memang benar. Rin tuh, cuma pengen namanya terdata di salah satu ekskul, bisa absen, gak peduli mau dapat A, B atau C, intinya dia gak perlu repot kena panggil gara-gara gak milih.
"Modern dance aja deh Rin," bujuk Audey. "Napsu banget, sih? Rin kan gak mau yang lain, maunya UKS. Udah, sih biarin aja. Ribet banget lo Deyy," ucap Megan yang dihadiahi pelototan tajam dari Audey.
"Udah deh makan, gak usah ngebacot!" bentak Ruth yang sejak tadi sudah jengkel pada keduanya.
"Abisan si Odey ngeyel, sih," kata Megan mencebikkan bibirnya.
"Lo juga ladenin," tukas Ruth tajam.
"Tau tuh, gajelas lo Meg," ledek Audey sambil menjulurkan lidah bermaksud mengejek Megan.
"Megan imoet masdep Jimin diem aja lah ya," ucapnya sambil mengibas pelan rambut indahnya.
Ruth memutar matanya malas. "Oh, girls, shut up!"
Rin yang sudah pusing sendiri mendengar keributan, akhirnya angkat bicara. "Udah. Lanjut makan, bisa?"
Mendengar nada suara sedingin es kutub itu, Megan dan Audey bungkam seketika.
Geez, dingin banget!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments