02 - Really?

Katanya aku begini, katanya aku begitu, tapi itu semua masih katanya. Jika aku orang cerdas yang diberikan anggapan 'katanya' untuk memulai percakapan, sebelum lanjut pembahasan aku akan menanyakan satu hal pada orang tersebut. Really? —*R**in*.

...*****...

"Guys, gue punya berita baru!" seru seorang gadis yang baru saja mendudukkan diri di kursi taman.

Ketiga gadis lain yang sudah datang di sana lebih awal mendongakkan kepala mereka. "Apa?" tanya salah satu dari ketiganya.

"Jadi pas gue dateng, gue nyamperin gengnya si Jessica bentar. Mereka bilang bakal ada anak baru. Kemaren salah satu dari anggota gengnya, si Dita, ngeliat cewek seragam SMA Holder keluar dari ruang kepsek. Gila aja ya, padahal baru ngeliat dari belakang, si Dita sampe insecure! Kalian tau artinya? Pasti si anak baru tuh cantik banget! Dita yang terkenal gak mau ngakuin orang lain cantik aja sampe segitunya!" seru gadis dengan ujung rambut bergelombang hasil catokan itu.

Teman perempuannya yang memiliki wajah jutek alami berdecak pelan. "Gak penting." Gadis itu kemudian melanjutkan aktivitas awalnya yang tertunda, main ponsel.

"Memangnya anak baru itu masuk kelas mana nanti? Maksud aku, kelas berapa?" tanya seorang gadis berambut coklat alami dengan suara lemah, lembutnya.

Gadis ini memang menggunakan aku-kamu, dengan suara lembutnya yang enak didengar. Dijamin deh, siapa aja yang denger dia ngomong, pasti terpana sama suaranya.

"I don't know, tapi denger-denger, sih kelas 11. Gatau pasti kelas 11 apa. Mudahan kelas 11 IPA 1 deh! Gue pengen dia join sama kita," ucap Audey, si pembawa informasi tadi dengan senyum manis yang tak lupa diperlihatkan.

"Asal ajak aja lo Dey," kata satu temannya lagi sambil mengibas angin di depan wajahnya. "Kalau pun nanti sekelas, dia juga belum tentu mau bareng kita."

Gadis yang memiliki rambut hitam legam sepunggung, berkilau indah memanjakan mata itu kembali melanjutkan menonton salah satu MV dari boyband Kpop ternama favoritnya. Gadis itu tidak tertarik lagi dengan pembahasan Audey.

"Hell ya—" Audey memutar matanya malas. "—lo gak denger apa yang anak-anak lain bicarain soal cewek baru itu Meg? Katanya nih ya, selain cantik, pas diliat-liat si anak baru ini mirip sama si cewek famous di SMA Holder. Si ceria otak encer. Tau kan lo dia siapa?"

Megan mem-pause video tujuh laki-laki tampan yang sedang duduk di sofa dengan seorang perempuan berambut merah, lantas menoleh pada Audey.

"Nope."

"Gak asik lo ah!" Audey merajuk.

"Emm, memangnya siapa?" tanya Cellin, si manis yang feminin.

Audey menyengir lebar hingga matanya menyipit. "Gak tau juga gue. Tapi intinya, karena dia dapet gelar otak encer juga, bagus dong kalau gabung sama kita. Cewek cakep sekelas si anak baru ini, yang udah famous bahkan sebelum memperlihatkan wajahnya, wajib banget masuk geng kita yang isinya para cecan incaran inti Deverald! Selain itu, dia juga pinter, mayan lah ya buat belajar bareng."

"Aku setuju," kata Cellin membuat Audey tersenyum manis. Gadis itu kemudian menatap Megan yang duduk di sebelahnya. "Kalau lo Meg, gimana?"

"Tergantung, sih ya. Kalau kelakuannya gak elit banget, males gue temenan, tapi kalo pembawaannya berkelas, boleh lah," kata Megan dengan bibir bawah yang dimajukan sambil mengangguk kecil.

"Nah gini dong, firasat gue bilang si anak baru ini bakal cocok banget sama kita!" ucap Audey sambil memeluk Megan dari samping. Tangannya sedikit dipanjangkan untuk menoel bahu sahabatnya yang sejak tadi diam memainkan handphone.

Ruth mengangkat kepalanya ketika dirasa semua memerhatikan dia. "Kenapa?" tanyanya pada Audey yang senyum-senyum tidak jelas.

Audey berdecak. "Lo tuh ya, bukannya dengerin gue ngomong juga! Jadiiii, gue mau ngajak si anak baru ini gabung geng kita."

Ruth mengangguk beberapa kali. "Terserah."

"Aww gak sabar punya temen baru," kata Audey yang semakin mengeratkan pelukannya pada Megan dengan gregetan.

"Ih Odeyyyy, jangan erat-erat meluknya! Napas gue habis ntar gimana? Nanti Enchim gak punya masa depan lagi!"

"Dih? Kayak mau-mau aja tuh oppa sama lo, Meg. Siapa namanya? Jimun?"

"Oh my gosh, you really annoying. His name Jimin, I called him Jimina. Tidak ada yang namanya Jimun. Udah, ah, jangan meluk-meluk gue, alergi ntar!!" Megan menjauh dari jangakauan Audey, gadis itu merajuk.

"Jangan ngambek dong, Meg, gue beneran gatau namanya yang bener siapa."

"Tiap hari kan gue sebut, masa lo lupa? Itu, sih mikirin kak—"

"Shut up! Jangan sebut nama dia," ucap Audey menyela. Ruth spontan mengangkat pandangan. "Ada masalah lagi? Sering banget lo berdua berentem. Gue doain semoga langgeng."

Audey mengernyit tak suka. "Kok lo gitu, sih Ruth? Gue salah apa njir sama lo?"

"Hah?"

"Maksud lo doain gue langgeng ama dia."

"Lah, emang gak boleh?" tanya Ruth bingung bercampur kesal juga.

"Gak boleh, lah! Lo ngira hubungan gue sama dia lagi di ujung tanduk, kan? Jangan doain gitu lagi, gue gak mau. Hubungan kita baik-baik aja, cuma gue lagi bete ama dianya."

Ruth memutar matanya. "Ya udah, gue doain moga kalian putus."

"IH RUTHHHHHH!!! KOK GITU, SIH?!!" pekik Audey.

"Apanya, sih, Dey? Doain langgeng gak boleh. Putus juga gak boleh. Gak usah di doain aja kali ya ni anak satu," kata Ruth greget.

"Gak usah ah, lo mah mulutnya jelek."

"Iya, kayak muka lo."

Megan berdecak pelan begitu Audey kembali memekik. "Dey, diem deh. Lo ngapain, sih teriak-teriak?"

"Si Ruth tuh, bisa-bisanya ngomong muka gue jelek."

"Enggak tuh. Malah lo ngaku sendiri."

"IHHHH RUTHHHHHHHHH!!!!!!!!"

Megan mendengkus, ia melirik Ruth tajam. "Gak udah ladenin aja udah," ucapnya tanpa suara yang dibalas Ruth dengan memutar mata, tapi tetap mengangguk pelan sebagai persetujuan.

"Up to you, Dey, I don't care about you again."

...*****...

Seorang gadis cantik merebahkan dirinya di atas kasur queen size-nya. Pandangan gadis itu menerawang ke langit-langit kamar, memikirkan banyak hal.

"Starlight highschool. Mama pindahin kamu ke sana."

Kata-kata mamanya terus terngiang, membuat gadis dengan bulu mata lentik itu seakan berkali-kali ditampar kecemasan. Tidak sedikitpun terbayang, SMA inilah yang akan jadi tempat menempuh pendidikannya yang baru nanti.

Gadis itu menghembuskan napas kasar. Ini mah main api duluan!

Tapi kalau boleh jujur, ia sama sekali tidak berniat memainkan api lebih dulu. Ini murni kehendak mamanya yang mau dia bersekolah di SMA Starlight.

Masa bodolah. Toh identitasnya tidak ada yang tahu juga. Lagian, dia mungkin akan menepi dari keramaian, bersembunyi di dalam kelas atau perpustakaan. Pokoknya harus jadi orang asing di Starlight.

"Okay, I'm ready for tomorrow."

Episodes
1 Prologue
2 01 - Deverald
3 02 - Really?
4 03 - Starlight Highschool
5 04 - Ekskul
6 05 - Penyusup
7 06 - Friends
8 07 - Tidak Asing
9 08 - Stalk
10 09 - Ice Princess
11 10 - Deverald vs Alvaska
12 11 - Rin, the Mysterious Girl
13 12 - Chat
14 13 - Rencana
15 14 - Mendekat
16 15 - Ragu
17 16 - Little Thing
18 17 - Sarapan
19 18 - Him
20 19 - Iridescent
21 20 - Her Smile
22 21 - She's Not Fine
23 22 - Tidak Sejalan
24 23 - Vegasus Street
25 24 - Traitor
26 25 - Basmi
27 26 - Khawatir
28 27 - Malu-malu tapi Mau
29 28 - Blushing
30 29 - Don't Care About Him
31 30 - Mulai Menjauh
32 31 - Respect
33 32 - Dangerous Situation
34 33 - Zegior, Musuh Dibalik Layar
35 34 - The Games
36 35 - Perasaan Berbeda
37 36 - Berdamai dengan Diri Sendiri
38 37 - Butterflies
39 38 - Interested?
40 39 - A Choice
41 40 - He Changed
42 41 - Girls Time
43 42 - Jealous atau Salting?
44 43 - Weekend
45 44 - Peka
46 45 - Dinner?
47 46 - Meet in Person with His Parents
48 47 - Orang Penting?
49 48 - Ekskul Berkuda
50 49 - I don't Know
51 50 - Be Yourself
52 51 - First Choice
53 52 - Basketball
54 53 - The Piano
55 54 - Feeling
56 55 - Simple Thing
57 56 - Sebuah Perbedaan
58 57 - Not Both
59 58 - Her
60 59 - Enchanted
61 60 - Great Feeling
62 61 - Raka Sialan!
63 62 - Nothing To Do
64 63 - Belajar Bareng
65 64 - The Watch
66 65 - Date?
67 66 - A Promise
68 67 - The Fact
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prologue
2
01 - Deverald
3
02 - Really?
4
03 - Starlight Highschool
5
04 - Ekskul
6
05 - Penyusup
7
06 - Friends
8
07 - Tidak Asing
9
08 - Stalk
10
09 - Ice Princess
11
10 - Deverald vs Alvaska
12
11 - Rin, the Mysterious Girl
13
12 - Chat
14
13 - Rencana
15
14 - Mendekat
16
15 - Ragu
17
16 - Little Thing
18
17 - Sarapan
19
18 - Him
20
19 - Iridescent
21
20 - Her Smile
22
21 - She's Not Fine
23
22 - Tidak Sejalan
24
23 - Vegasus Street
25
24 - Traitor
26
25 - Basmi
27
26 - Khawatir
28
27 - Malu-malu tapi Mau
29
28 - Blushing
30
29 - Don't Care About Him
31
30 - Mulai Menjauh
32
31 - Respect
33
32 - Dangerous Situation
34
33 - Zegior, Musuh Dibalik Layar
35
34 - The Games
36
35 - Perasaan Berbeda
37
36 - Berdamai dengan Diri Sendiri
38
37 - Butterflies
39
38 - Interested?
40
39 - A Choice
41
40 - He Changed
42
41 - Girls Time
43
42 - Jealous atau Salting?
44
43 - Weekend
45
44 - Peka
46
45 - Dinner?
47
46 - Meet in Person with His Parents
48
47 - Orang Penting?
49
48 - Ekskul Berkuda
50
49 - I don't Know
51
50 - Be Yourself
52
51 - First Choice
53
52 - Basketball
54
53 - The Piano
55
54 - Feeling
56
55 - Simple Thing
57
56 - Sebuah Perbedaan
58
57 - Not Both
59
58 - Her
60
59 - Enchanted
61
60 - Great Feeling
62
61 - Raka Sialan!
63
62 - Nothing To Do
64
63 - Belajar Bareng
65
64 - The Watch
66
65 - Date?
67
66 - A Promise
68
67 - The Fact

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!