Tidak sekadar geng motor yang 'katanya' bikin resah masyarakat, kami juga punya sisi lain yang tidak perlu dipamerkan. —Raka.
...*****...
Gerombolan motor besar memenuhi jalan, membelah ramainya ibukota dengan tidak sabaran. Jalanan yang awalnya memang sudah ramai jadi seperti ada ketegangan ketika kumpulan laki-laki berjaket hitam kulit itu menyalip kendaraan yang menghalangi dengan kecepatan di atas rata-rata.
Mereka Deverald.
Kumpulan badboy anak motor yang anggotanya tersebar di setiap sekolah di Jakarta. Diakui dan disegani oleh hampir semua geng motor yang ada di Indonesia.
Pada tanggal 15 Mei 2020 adalah generasi ke-34, dipimpin oleh Arfano Raka Arion, si iblis pencabut nyawa yang memliki ketampanan layaknya dewa dalam mitologi Yunani. Begitu pantas menjadi pemimpin, terbukti ketika laki-laki itu mengambil alih, Deverald yang sudah diakui kehebatannya semakin berjaya di atas angin.
Untuk bisa bergabung bersama mereka, tentu tidak mudah atau asal-asal. Ada tiga aturan yang harus disanggupi dan sudah ditetapkan sejak Deverald berdiri, tepatnya dari generasi pertama, tahun 1986.
Deverald's rules :
Have a sense of solidarity.
Take care unity of fellow members.
No act without brain.
Mereka—calon anggota baru—akan melewati satu tes, untuk menguji seberapa tinggi rasa solidaritas ke sesama. Seperti rules Deverald yang pertama. Walau hanya satu, bagi mereka yang tingkat kepeduliannya rendah, tentu akan kesulitan, dan dapat dipastikan gagal.
Bagi mereka yang berhasil melewati tes itu, maka secara resmi akan dinyatakan sebagai bagian dari Deverald. Sebagai informasi, setiap tahun peminat atau orang yang ingin bergabung menjadi bagian Deverald semakin bertambah.
Terlepas dari kehebatan dalam adu fisik, tak terkalahkan, penuh intimidasi, taktik serta strategi penyerangan yang begitu ditakuti, Deverald juga—bisa dikatakan—menjadi tempat pulang, rumah bagi mereka yang ingin berkeluh kesah. Menerima siapa saja, asal bertanggung jawab atas sumpah yang diucapkan saat diresmikan, Don't die as a loser, fight to be a winner.
Bagi kalian yang merasa tidak dihargai, selalu terinjak, dari keluarga sederhana, atau mengalami tekanan dari berbagai pihak, Deverald siap menerima dengan tangan terbuka. Mau kaya, tidak, mau ganteng atau tidak, semua sama.
Satu rumah, yaitu Deverald. Satu tujuan, yaitu mempertahankan posisi rumah mereka tetap berada di puncak. Dan satu motto, come, fight, win!
Mereka yang masuk, mustahil akan berkhianat. Kecuali, orang-orang dengan niat yang buruk dari awal.
Raka yang merupakan ketua dari Deverald, sang pemilik manik hijau itu tentu tidak sendiri. Dia ditemani enam temannya yang termasuk sebagai anggota inti. Bukan hanya sebagai pajangan nama, keenam temannya yang lain juga punya kemampuan yang tidak bisa diremehkan, dan menjadi kunci kemenangan.
Dengan bersekolah di SMA Starlight, di mana setiap pagi sebuah sambutan memekakkan telinga selalu terdengar dari hampir seluruh siswi yang ada di sini. Buktinya, gadis-gadis berseragam putih-krem, dengan balutan jas berwarna nafi itu heboh sendiri kala melihat gerombolan motor besar memasuki area parkir SMA Starlight.
Dengan jaket kulit berwarna hitam, dilengkapi tulisan DEVERALD di bagian punggung itu berhasil membuat siapa saja enggan mengalihkan pandangan dari mereka. Seluruh perhatian kini terarah pada tujuh cowok yang baru saja memarkirkan motor itu.
Salah satu dari ketujuh laki-laki itu, melepas helm full face-nya, memperlihatkan wajah tampan dengan garis rahang tegas yang mampu memikat jutaan hati gadis remaja. Mata hijau tajamnya memerhatikan sekeliling, mengernyit samar saat sadar ramainya parkiran tidak seperti hari-hari lain. Walau sebenarnya—bagi orang biasa—ini saja sudah ramai sekali. Sangat.
Di sebelah cowok itu, seorang laki-laki bermata biru cerah menyisir rambutnya ke belakang, sedikit berantakan akibat helm yang ia kenakan. Cowok itu tersenyum saat teriakan para gadis terdengar di sekitarnya. Sambutan pagi, yang tak pernah absen.
Lalu, cowok di sebelah kiri Raka, dengan rambut sedikit ikal di bagian atas, mengedipkan sebelah matanya pada sang adik kelas cantik yang hendak melewatinya. Sontak, gadis itu mempercepat langkahnya. Tidak lama, pekikan heboh terdengar.
"Anjir!" seru laki-laki pemilik senyum menawan, menanggapi temannya yang baru saja menggoda adik kelas. Cowok itu kembali berucap, "Jadi kebelet kan tuh dekel lo senyumin!"
"Lang, Lang, ilangin dikit kek jiwa playboy lo. Dekel unyu yang lo gebet setahunan itu mau di kemanain?" tanya seorang laki-laki yang duduk di atas Harley kesayangannya.
"Biasalah, modus doang dia," sahut laki-laki dengan undercut hairstyle yang baru saja turun dari Lamborghini-nya. Tak lupa kacamata hitam yang bertengger di mata indah cowok itu.
Terakhir, ada laki-laki berwajah datar yang baru saja melepas helmnya, paling dingin, cuek, dan irit bicara. Banyak yang mengejarnya, sayang semua gadis hanya dibalas tatapan dingin menusuk dengan wajah sedatar tembok.
"KYAAA!! KAK RAKA!!!"
"HUAAA KAK RAKA GANTENGNYA GAK NGOTAK BANGET!!"
"KAK ARGA!!! MATA BIRUMU MELEMAHKAN KU KAK!!"
"Kampret! Galang makin ganteng aja!!! Kasian jantung gue woyy!!"
"SKSKSKSKS SENYUMNYA IQBAL MANISNYA GADA OBAT!!"
"KAK ALDEN!! Kakak gak senyum, diem gitu aja gantengnya udah kelewatan!"
"Buset si Arka mobil baru lagi nih?? Holkay mah emang beda, gue yang kentang ni cuma bisa geleng-geleng doang anjir!"
"Woi lo pada jangan genit deh sama Regan, punya gue juga!! Entar nih pulang sekolah dia bonceng gue pake Harley, yuhuu!!"
"Bodoamat anjir."
"Cape gue, asli, ni sekolah isinya cogan semua anjir!"
Teriakan demi teriakan terdengar, sahut-menyahut yang menimbulkan kerusuhan luar biasa di parkiran. Bagi para perempuan di SMA Starlight, bisa melihat pemandangan tujuh cowok tampan seperti ini setiap pagi benar-benar menyejukkan mata.
Raka turun dari motor, menoleh pada enam temannya yang lain lalu berujar dengan tegas, "Kelas."
"Ya elah, padahal masih mau ngeliat dekel," sahut Iqbal memberengut, laki-laki pecicilan itu sedikit tak rela tapi tetap menuruni motornya. "Kayak ada aja yang mau ngeliat lo," ucap Arga, si pemilik mata biru yang friendly abis menanggapi.
"Anjir, lo ngeraguin kegantengan gue?!" balas Iqbal tak terima, yang dibalas tatapan remeh dan senyum miring dari Arga.
"Ngeluluhin satu cewek aja gak bisa, sok-sokan mau ngegebet yang lain," ejek Regan. Arga menoleh pada cowok itu, keduanya lantas bertos ala laki-laki.
Iqbal mendengkus, tak lagi bersuara, karena apa yang Regan ucapkan benar.
Miris banget dah gue elah.
"Rak, gue denger bakal ada anak baru cakep, adek kelas," kata Galang, si playboy kelas atas, sambil berjalan mendekat dengan salah satu tangan menyisir rambutnya ke belakang.
Raka menoleh, mengedikkan bahu tak acuh lalu menjawab, "Di kelas banyak stok cewek cantik. Gak usah kayak cowok haus cewek lo."
"Anjir!" kata Arga sambil tertawa hingga kepalanya mendongak ke langit.
Galang berdecak kesal. "Yang haus cewek siapa, sih, gue cuma ngomong, kali aja lo suka. Soalnya tuh cewek beda dari yang lain. Dingin."
Satu sudut bibir Raka terangkat. "Siapa aja yang papasan sama gue, 100% gak bakal biasa aja tuh cewek," kata cowok itu dengan bibir bawah yang ia basahi.
"Nyenyenyenye," olok Iqbal dengan wajah menyebalkan, berbisik pada Arga. Keduanya tertawa mengejek dengan volume suara yang kecil. Regan yang tidak sengaja mendengarnya geleng-geleng. "Didenger Raka mampus lo bedua."
"Lo gak tau aja dia gimana."
"Ya."
"Tunggu anaknya dateng deh, si dekel putri es~" Arka mengulurkan kedua tangan ke depan dan menggerakkannya seperti rumput yang bergoyang. "Kalo dia cuek, gue ketawa ampe kayang! Udah di bilangin Galang juga," imbuhnya sambil tertawa renyah.
Raka mengedikkan bahunya tak acuh. Lalu berjalan diikuti enam temannya yang lain. Kerumunan gadis-gadis di sekitar bertambah heboh melihat ketujuhnya mulai melangkah.
Dipimpin oleh Raka yang berjalan paling depan, Galang yang hanya berjarak satu langkah dari cowok bermanik hijau itu, disusul Arka dan Alden, dan paling belakang tiga laki-laki perusuh yang tebar pesona sana-sini. Di sepanjang parkiran menuju kelas, jeritan dan pekikan histeris para kaum hawa menemani langkah ketujuhnya.
Pesona mereka memang sekuat itu, sih, tidak ada lawan pokoknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments