Rasa tenang

Ray yang sudah kembali sehat melangkah dengan cepat menuju kelas, dia melewati banyak anak tangga dan lika-liku tiap belokan menuju kelasnya.

“Ha…ha…ha…” Bunyi nafas besar Ray yang sudah kelelahan melewati anak tangga dari lantai 1 kelantai 2 hingga ia tiba di depan pintu kelas. “Akhirnya sampai juga” ucap Ray sambil membungkuk sejenak.

Ketika Ray ingin membuka pintu itu, ia mendengar pak Petra yang merupakan guru Biologi Ray sedang menjelaskan materi pembelajaran.

“Sepertinya masih ada waktu 1 jam agar pelajaran biologi ini selesai, baiklah! Aku akan menunggu beberapa menit lagi hingga bapak itu selesai menjelaskan, dan disaat itu pula aku akan masuk dan meminta izin untuk mengikuti pelajarannya.”

Ray yang menunggu, terduduk di anak tangga yang dekat dengan kelasnya, pada waktu ia duduk, Ray teringat satu hal yaitu dimana ia dulu pernah terlambat masuk kelas dan ketika duduk di kursi ia mendapati bahwa ada permen karet yang sudah menempel pada bokongnya.

‘Entah kenapa aku masih mengingat hal itu, walaupun sudah sembilan bulan berlalu tapi itu adalah hal yang  memalukan dimana aku berjalan dari lorong sekolah dengan keadaan permen karet yang masih menempel pada bokongku.’ ujar Ray dalam hati sambil menunduk kelelahan.

‘Yah memang sih bukan pertama kalinya tapi setelah 2 bulan aku masuk ke sekolah ini aku selalu dibully, dan hampir tiap saat juga mereka menggangguku dan mengejekku, yahh… seperti menyembunyikan sepatuku, menyuruhku membersihkan kelas sendiri, terkadang mereka juga memakan jajanku, walaupun aku sebenarnya jarang jajan dan bahkan hampir tidak pernah karna untuk jajan saja uang sakuku tidak akan cukup untuk ongkos pulang.’ Batin Ray menggerutu akan keadaan yang pernah ia alami.

“Baiklah sekarang saya ingin kalian semua membaca buku halaman 13 sampai halaman 20, dan juga kerjakan soal soal yang terdapat pada halaman itu.”

Ray yang mendengar ucapan pak Petra yang sudah mengakhiri penjelasan materi pembelajaran, seketika ia  mulai melangkah mendekati pintu kelas, hanya saja saat Ray ingin membuka pintu itu masih ada keraguan didalam hatinya. ‘Apakah nanti jika aku masuk kedalam kelas mereka akan mengolok-olok, karna kejadian tadi padi.’ Ucapnya dalam hati.

‘Ta…tapi aku harus masuk! Demi ilmu yang harus kukejar untuk mencapai cita-citaku.’ Batin Ray bersungguh-sungguh.

“Kriet…” bunyi pintu yang dibuka.

“Permisi pak”.

“Oh Ray Frinson, gimana keadaanmu?, apakah kamu sudah baikan sepenuhnya?.” Tanya pak Petra.

“Ia pak, saya sudah baikan dan sudah bisa mengikuti pembelajaran untuk hari ini.” Jawab Ray dengan raut wajahnya yang memerah akibat kejadian tadi pagi.

“Tapi bukannya lebih baik kamu gunakan waktu 40 menit ini untuk istirahat di UKS, yah maksud saya bukan ingin mengusir, melainkan saya kasihan saja kepadamu karena mungkin saja kamu masih kurang enakan dan juga kamu sudah ketinggalan jauh pembelajaran hari ini.” Ucap pak Petra pada Ray.

“Tidak pak, saya sudah sangat sehat untuk pembelajaran hari ini. Memang saya sudah sangat telat mengikutinya, ta…tapi walaupun begitu saya tetap ingin mengikuti kelas ini walau hanya tinggal beberapa menit lagi.” Ujar Ray dengan nada tegas meyakinkan bahwa ia masih ingin mengikuti pelajaran.

“Ternyata kamu sangat bersemangat, yasudah kalau begitu, duduk lah di kursi kosong yang dibelakang,  dan kerjakan tugas-tugas yang ada pada halaman 13 sampai 20.” ucapnya pada Ray.

“Baik pak, terimakasih atas perhatian bapak pada saya.”

Disaat Ray melangkah menuju kursinya, dengan sengaja ia di sandung oleh Jerk yang merupakan orang yang selalu ngebully Ray pada awal pertama Ray masuk sekolah.

“Ha ha ha ha …” Tawa para siswa yang menganggap Ray adalah sebuah lelucon yang pantas ditertawakan. “Hei hei hei…kenapa malah ditertawakan!, cepat bantu.” bentak pak Petra memenuhi seisi kelas.

“Tidak apa-apa pak saya bisa berdiri sendiri.” ucap Ray sambil menopang tubuhnya untuk kembali berdiri dan berjalan ketempat duduknya.

Setelah Ray duduk ia melihat ke arah lutut yang tergores ketika terjatuh tadi, ia mengusap lututnya yang berdarah dan langsung mengerjakan tugas yang disuruh oleh pak Petra tanpa memikirkan kejadian yang barusan menimpanya.

………….

Jarum jam menunjuk pukul 13.00 dimana waktunya SMA Parden untuk pulang.

“huh… akhirnya selesai juga.” Ucap Ray sambil meregangkan tubuhnya. ‘Untuk hari ini aku tidak terlalu tertekan juga, yahh… mungkin karena Jerk dan anggota-anggotanya tidak terlalu menjahiliku hari ini, sehingga aku bisa merasa aman dan juga aku sangat bersyukur, berkat pak Petra yang mengajakku datang kekantor untuk membantunya mengatur ulang kertas ujian yang berantakan.’ Gumam Ray gembira dalam hati.

“Saatnya pulang!.” Ray pun melangkah meninggalkan sekolah.

‘Huh… untung uangku pas untuk naik angkot pulang.”

Disela perjalanan, Ray sedikit termenung. ‘Kapan aku bisa menjadi orang sukses dan dapat hidup dengan kekayaan yang tiada habisnya yah.’ Gumam Ray sambil menatap keatas langit membayangkan sebuah harapan yang sulit ia raih.

Sesampainya di rumah, Ray langsung berganti pakaian dan sarapan. Setelah itu ia beristirahat sebentar karena merasa begitu kenyang.

‘Kapan ada hari dimana kami bisa hidup senang tanpa kekurangan uang yah?.’ Gumam Ray lagi memandangi awan biru.

Setelah Ray merasa tenaganya sudah kembali ia bergegas pergi ke kebun, dimana Ayah dan Ibu Ray bekerja membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. “Mah, Pah… Ray datang” ucap Ray sambil menyalam dan mencium tangan ke dua orang tuanya.

“Kenapa kamu tidak dirumah saja Ray.” ucap ibu Ray sambil meletakkan cangkul yang ia pegang.

“Tidak mah… Ray mau mambantu Mama sama Bapak kerja di kebun.” Ucap Ray sambil memegang cangkul bersiap membajak tanah.

“Bukannya banyak tugas sekolah yang harus kamu selesaikan?.” Tanya Ayah Ray sambil berjalan menuju tempat perteduhan untuk beristirahat.

“Tidak kok pah karena Ray sudah menyelesaikan semua tugas-tugas Ray di sekolah tadi, yahhh… agar Ray dapat membantu Ibu sama bapak bekerja diladang ini”.

Ayah dan ibu Ray hanya terdiam dan merasa terharu atas apa yang diucapkan oleh Putranya itu. Walaupun Ray adalah anak yang memiliki tubuh pendek sekitar 140 cm dan dengan otot tubuh yang lemah, tetapi Ray selalu bekerja keras baik itu disekolah maupun di kebun untuk membantu kedua orang tuanya.

Setelah setengah hari Ray bekerja diladang, ia tidak merasa bahwa hari sudah mulai gelap.

“Ray!, hari sudah mau gelap, sudah saatnya kita pulang.” Panggil ayah Ray dari seberang kebun yang sedang membantu sang istri mempersiapkan barang bawaan.

“Baik Pah, Ray akan datang sebentar lagi.” ucapnya yang berusaha menyelesaikan bagiannya yang tinggal sedikit lagi.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Ray akhirnya menyelesaikan seluruh bagiannya.

‘Hu… akhirnya selesai juga, saatnya pulang.’ Batin Ray.

Perjalanan yang Ray tempuh untuk sampai ke rumah bersama Ayah dan Ibunya memerlukan waktu 10 menit.

“Bagaimana Ray dengan sekolahmu hari ini , apakah menyenangkan?.” Tanya Ibu Ray di tengah perjalanan pulang.

“Menyenangkan kok mah.” Ucap Ray berbohong.

“Bagus lah… harapan kami  kamu bisa menjadi anak yang sukses dimasa depan nanti Ray.” ucap ibu Ray dengan senyuman di bibirnya.

Sesampainya dirumah, Ray beserta dengan kedua orang tuanya telah disambut oleh sang adik.

“Selamat datang Mama, Papa dan juga kakak” ucap Seni yaitu adik perempuan Ray.

“Kenapa Mama dan Papa pulangnya terlambat?.” Tanya Seni dengan nada khawatir sambil membantu membereskan barang bawaan oleh ayah dan kakaknya.

“Waktu diladang tadi masih ada sedikit lagi yang belum selesai, jadi… kami selesaikan deh agar Mama, sama Papa bisa istirahat besok dirumah.” Ucap Ray meyakinkan adiknya Sambil mencubit pipi adik perempuannya yang tembam.

“Ohhh…, kalau begitu Mama, Papa dan kakak langsung mandi aja biar Seni yang akan membereskan barang bawaan ini semua, nanti setelah beres semuanya  kita sarapan bareng. Seni sudah masakin makanan untuk kita, biar nanti habis makan Mama dan Papa langsung istirahat saja.” Ucap Seni dengan senyuman manis di bibirnya.

Keluarga itu menjalani malam yang penuh dengan keharmonisan. Suara tawa dari mereka membuat malam yang sunyi menjadi malam dengan keramaian yang begitu sederhana.

Episodes
1 Awal masuk sekolah
2 Rasa tenang
3 Pertemuan
4 Terulang kembali
5 Kenapa aku terlahir seperti ini!
6 Reinkarnasi
7 Pertarungan awal
8 Memikirkan sebuah rencana
9 Strategi pertarungan
10 Melaksanakan tahap strategi pertarungan
11 Penderitaan diatas pohon
12 Senjata yang hilang
13 Ray dengan tombak buatannya
14 Usaha yang sesungguhnya
15 Jawaban atas semua pertanyaan Ray
16 Maafkan aku Ray!
17 Panggil aku Riel
18 Aku bukan orang lemah!
19 Pasrah
20 Kisah anak ayam
21 Tidak ada yang berubah
22 Memudar
23 Awal masuk sekolah
24 Rasa tenang
25 Pertemuan
26 Terulang kembali
27 Mengapa aku terlahir seperti ini!
28 Reinkarnasi
29 Pertarungan awal
30 Memikirkan sebuah rencana
31 Strategi pertarungan
32 Melaksanakan tahap strategi pertarungan
33 Penderitaan diatas pohon
34 Senjata yang hilang
35 Ray dengan tombak buatannya
36 Usaha yang sesungguhnya
37 Jawaban atas semua pertanyaan Ray
38 Maafkan aku Ray!
39 Panggil aku Riel
40 Aku bukan orang yang lemah!
41 Pasrah
42 Kisah anak ayam
43 Tidak ada yang berubah
44 Hayalan
45 Pusaran waktu
46 Draft
47 Aku menyayangimu Kibou
48 Ray kecil
49 Portal
50 Kembali menyatu
51 Pertarungan yang sebenarnya (1)
52 Pertarungan yang sebenarnya (2)
53 Pertarungan yang sebenarnya (3)
54 Pertarungan yang sebenarnya (4)
55 Pertarungan yang sebenarnya (5)
56 pertarungan yang sebenarnya (6)
57 Pertarungan yang sebenarnya (7)
58 Pertarungan yang sebenarnya (8)
59 pertarungan yang sebenarnya (9)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Awal masuk sekolah
2
Rasa tenang
3
Pertemuan
4
Terulang kembali
5
Kenapa aku terlahir seperti ini!
6
Reinkarnasi
7
Pertarungan awal
8
Memikirkan sebuah rencana
9
Strategi pertarungan
10
Melaksanakan tahap strategi pertarungan
11
Penderitaan diatas pohon
12
Senjata yang hilang
13
Ray dengan tombak buatannya
14
Usaha yang sesungguhnya
15
Jawaban atas semua pertanyaan Ray
16
Maafkan aku Ray!
17
Panggil aku Riel
18
Aku bukan orang lemah!
19
Pasrah
20
Kisah anak ayam
21
Tidak ada yang berubah
22
Memudar
23
Awal masuk sekolah
24
Rasa tenang
25
Pertemuan
26
Terulang kembali
27
Mengapa aku terlahir seperti ini!
28
Reinkarnasi
29
Pertarungan awal
30
Memikirkan sebuah rencana
31
Strategi pertarungan
32
Melaksanakan tahap strategi pertarungan
33
Penderitaan diatas pohon
34
Senjata yang hilang
35
Ray dengan tombak buatannya
36
Usaha yang sesungguhnya
37
Jawaban atas semua pertanyaan Ray
38
Maafkan aku Ray!
39
Panggil aku Riel
40
Aku bukan orang yang lemah!
41
Pasrah
42
Kisah anak ayam
43
Tidak ada yang berubah
44
Hayalan
45
Pusaran waktu
46
Draft
47
Aku menyayangimu Kibou
48
Ray kecil
49
Portal
50
Kembali menyatu
51
Pertarungan yang sebenarnya (1)
52
Pertarungan yang sebenarnya (2)
53
Pertarungan yang sebenarnya (3)
54
Pertarungan yang sebenarnya (4)
55
Pertarungan yang sebenarnya (5)
56
pertarungan yang sebenarnya (6)
57
Pertarungan yang sebenarnya (7)
58
Pertarungan yang sebenarnya (8)
59
pertarungan yang sebenarnya (9)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!