Pertemuan

Disaat Ray masih tertidur pulas, ia mendapatkan sebuah mimpi yang sangat aneh ‘Aku akan bersamamu dan menemanimu hinga akhir.’ ucap seorang gadis dalam mimpi Ray yang membuatnya terbangun lebih awal dari yang lain.

“Si...siapa!” Teriak Ray dalam kamar sambil terduduk. ‘Hah… ternyata aku hanya bermimpi, tapi jika itu mimpi mengapa seperti kenyataan? dan wanita itu siapa?, mengapa ia masuk kedalam tubuhku. kulit putih beserta cahaya terang yang mengelilingi nya itu sangat membuatku penasaran.’ Batin Ray bermonolog bertanya Tanya.

‘Huh… ya sudah lah itu hanya mimpi juga dan mana mungkin mimpi seperti itu akan menjadi kenyataan.’ Ray yang menyimpulkan dalam hati.

‘Ternyata sudah jam 5 pagi, lebih baik aku memasak makanan dan langsung bergegas berganti pakaian, agar aku dapat datang ke sekolah dengan cepat tanpa harus berlari seperti kemarin.’ Batin Ray.

Ray yang bangun lebih awal langsung bergegas untuk memasak sarapan pagi, ia menyempatkan diri untuk menoleh kearah jam. “Ternyata sudah jam 06.35 lebih baik aku membangunkan adikku untuk mempersiapkan makanan ini.” ucap Ray dengan pelan agar tidak membangunkan Ayah dan Ibunya.

“Seni… bangun Seni sudah jam 06.35.” Ray berhusip pelan membangunkan adiknya yang sedang tertidur pulas sambil membuka jendela kamar Seni agar ia cepat terbangun.

Akhirnya seni terbangun karena merasa kedinginan. “Huam…aku akan memasak makanan dulu kak, kakak mandi saja sana.” Ucap Seni sambil melipat selimut yang masih menempel ditubuhnya.

“Kamu tidak perlu memasak lagi adikku sayang, karna kakak sudah memasak sarapan kita untuk pagi sampai siang nanti.” Ucap Ray dengan nada lembut.

“Kakak sudah memasak sarapan ?, emang kakak tadi pagi bangun jam berapa?.” Tanya sang adik dengan mata terbelalak.

“Ia… kakak sudah memasaknya tadi pagi, karena kakak tadi terbangun lebih awal jadi nggak ada salahnya jugakan untuk membantu pekerjaan pagimu di rumah ini.” Ucap Ray dan mengelus kepala adiknya.

“Iya juga sih kak, tapi masalahnya kok kakak tumben bangun lebih awal dari Seni, biasanya kakak itu masih ngorok di tempat tidur sampai jam 7 bukan?.” Seni yang mengungkapkan sisi buruk sang kakak langsung dihadapan orangnya dengan nada bertanya.

“Lebih baik kamu persiapkan makanan saja sanah, biar kakak mandi dulu, nanti siap Seni sudah siapin makanan langsung bangunin Mama sama Papa biar kita sarapan bareng.” Ujar Ray mengalihkan pertanyaan adiknya itu sambil mengambil perlengkapan mandinya.

“Ok kak, siap…!” tangan seni yang terangkat keatas memberi hormat pada Ray.

“Dingin…” ucap Ray sambil membasuh tubuhnya. ‘Semoga nanti disekolah mereka tidak menggangguku, tapi kalau mereka ingin menggangguku sih… aku bisa kapan saja pergi ke UKS untuk bersembunyi atau memberikan bantuan ke guru yang mengajar nanti agar aku dapat membantunya di kantor, yah hitung-hitung mendapatkan nilai sikap juga sih.’ Batin Ray menyusun rencana jikalau Jerk dan teman komplotannya ingin membulinya lagi.

“Kakak… sudah selesai mandinya, cepat kak nanti nasinya jadi keburu dingin.” Teriak Seni dari ruang makan memanggil Ray.

“Ah…  iya iya aku datang.” Ucap Ray yang masih mengeringkan rambut menggunakan handuk.

“Kakak mandinya lama banget, Mamah sama Papa sudah menunggu dari tadi loh, dan juga kakak bukannya mau cepat ke sekolah yah?.” Tanya Seni sambil menyendok nasi ke piring dan menuangkan teh kedalam gelas.

“Maaf tadi airnya terlalu dingin jadi aku perlahan lahan menumpahkan airnya ke tubuhku, ah… yang penting airnya dingin.” Jawab Ray sembari duduk disebelah adiknya.

“SELAMAT MAKAN” Serempak sambil mulai memakan hidangan yang telah tersedia di atas meja.

Setelah semua selesai makan, Ray membantu Seni membereskan dapur sedangkan kedua orang tua Ray  pergi keluar rumah untuk berjemur dan menghirup udara pagi.

“Semuanya sudah bereskan, kalau begitu aku bersiap-siap dulu untuk berangkat ke sekolah.” Ray yang melangkah kedalam kamar untuk berganti pakaian.

“Ok, semua sudah lengkap dan sekarang aku tinggal berangkat.” Sembari membawa sepatunya ke depan rumah.

“Kakak sudah mau berangkat?.” Tanya adik Ray melangkah ke depan rumah menghampiri kakaknya.

“Iyah, ehhh… ngomong-ngomong kenapa kamu belum berganti pakaian?.” Tanya Ray juga kepada Seni yang duduk disampingnya yang sedang memasang sepatu.

“Ohhh… kalau sekolahku kak sedang mengadakan MOS atau sering disebut Masa Orientasi Siswa, kakak pahamkan arti Masa Orientasi Siswa?.”

“Iya kakak paham, Seni pikir kakak nggak pernah MOS apa!.” Ucap Ray sambil mengikat tali sepatunya. “emang kalian berapa hari libur sekolahnya?.” Tanya Ray.

“Empat hari kak, jadi… selama empat hari ini aku akan sibuk dirumah, yahh… makan, tidur.” ucap Seni dengan nada menjahili Ray yang sudah siap berangkat ke sekolah.

Ray hanya dapat memandang Seni dengan ekspresi suram “Dasar pemalas.” Ujar Ray dengan datar.

“Enggak-enggak aku cuman bercanda kok, lagipula aku juga akan membantu Mama sama Papa ke kebun, kan Mah… Pah…” Sambil memeluk kedua orang tuanya.

“Ya sudah kalau begitu aku berangkat sekolah dulu.” Ray yang melangkah mendekat ke kedua orangtuanya sambil berpamitan dengan mencium tangan Ayah dan Ibunya. “Ray pergi dulu mah… Ray pergi dulu pah…”

“Lah tangan ku kok nggak dicium?.” Ucap Seni bercanda sambil menyodorkan tangan kanannya ke hadapan kakaknya itu.

“Plak!” suara tangan Ray yang menepis tangan Seni dengan pelan. “Kejam ih.” Ucap Seni dengan wajah cemberut.

“Ya sudah kalau begitu aku akan pergi, dada adikku yang manis.” ucap Ray kedua kalinya sambil mencubit wajah adiknya yang lucu.

Ray yang sudah meninggalkan rumah berjalan dengan santai ke sekolah, bukan seperti kemarin, sekarang  ia berangkat lebih pagi karena takut terlambat dan menghemat uang sakunya.

‘Ternyata berjalan dengan santai ke sekolah sangat mengasikkan, bukan seperti kemarin aku harus berlari dengan kencang agar sampai, dan juga itu semua karena kesalahan ku sih, yahh… karena komik yang baru aku beli dari toko buku didekat Rel kereta api.” Gumam Ray menggerutu.

Setelah setengah Jam berjalan Ray yang akhirnya tiba di sekolah, ia langsung masuk ke gedung sekolah untuk menyimpan Jaket yang ia bawa kedalam loker. “Ternyata datang lebih awal dari yang lain sangatlah seru, tapi… kalau sendiri di sekolah juga ternyata sangat menakutkan seperti ada yang memperhatikanku dari tiap sudut ruangan.” Ucap Ray dengan nada ringan dan gemetar.

“Lebih baik aku masuk keruang kelas dan menunggu yang lain datang.” Ray yang berjalan ke ruang kelasnya dan langsung duduk di kursi sembari memandangi dari dalam jendela ke arah gerbang sekolah untuk melihat siswa yang datang.

‘Ternyata banyak siswa yang berangkat bersama teman mereka dan ada juga siswa yang diantar orang tua mereka, yah… biasanya anak-anak sekolahan yang diantar ke sekolah adalah anak orang kaya sih, hah… enaknya punya orang tua kaya raya.’ Gumam Ray yang dari tadi memandang ke arah luar jendela.

Episodes
1 Awal masuk sekolah
2 Rasa tenang
3 Pertemuan
4 Terulang kembali
5 Kenapa aku terlahir seperti ini!
6 Reinkarnasi
7 Pertarungan awal
8 Memikirkan sebuah rencana
9 Strategi pertarungan
10 Melaksanakan tahap strategi pertarungan
11 Penderitaan diatas pohon
12 Senjata yang hilang
13 Ray dengan tombak buatannya
14 Usaha yang sesungguhnya
15 Jawaban atas semua pertanyaan Ray
16 Maafkan aku Ray!
17 Panggil aku Riel
18 Aku bukan orang lemah!
19 Pasrah
20 Kisah anak ayam
21 Tidak ada yang berubah
22 Memudar
23 Awal masuk sekolah
24 Rasa tenang
25 Pertemuan
26 Terulang kembali
27 Mengapa aku terlahir seperti ini!
28 Reinkarnasi
29 Pertarungan awal
30 Memikirkan sebuah rencana
31 Strategi pertarungan
32 Melaksanakan tahap strategi pertarungan
33 Penderitaan diatas pohon
34 Senjata yang hilang
35 Ray dengan tombak buatannya
36 Usaha yang sesungguhnya
37 Jawaban atas semua pertanyaan Ray
38 Maafkan aku Ray!
39 Panggil aku Riel
40 Aku bukan orang yang lemah!
41 Pasrah
42 Kisah anak ayam
43 Tidak ada yang berubah
44 Hayalan
45 Pusaran waktu
46 Draft
47 Aku menyayangimu Kibou
48 Ray kecil
49 Portal
50 Kembali menyatu
51 Pertarungan yang sebenarnya (1)
52 Pertarungan yang sebenarnya (2)
53 Pertarungan yang sebenarnya (3)
54 Pertarungan yang sebenarnya (4)
55 Pertarungan yang sebenarnya (5)
56 pertarungan yang sebenarnya (6)
57 Pertarungan yang sebenarnya (7)
58 Pertarungan yang sebenarnya (8)
59 pertarungan yang sebenarnya (9)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Awal masuk sekolah
2
Rasa tenang
3
Pertemuan
4
Terulang kembali
5
Kenapa aku terlahir seperti ini!
6
Reinkarnasi
7
Pertarungan awal
8
Memikirkan sebuah rencana
9
Strategi pertarungan
10
Melaksanakan tahap strategi pertarungan
11
Penderitaan diatas pohon
12
Senjata yang hilang
13
Ray dengan tombak buatannya
14
Usaha yang sesungguhnya
15
Jawaban atas semua pertanyaan Ray
16
Maafkan aku Ray!
17
Panggil aku Riel
18
Aku bukan orang lemah!
19
Pasrah
20
Kisah anak ayam
21
Tidak ada yang berubah
22
Memudar
23
Awal masuk sekolah
24
Rasa tenang
25
Pertemuan
26
Terulang kembali
27
Mengapa aku terlahir seperti ini!
28
Reinkarnasi
29
Pertarungan awal
30
Memikirkan sebuah rencana
31
Strategi pertarungan
32
Melaksanakan tahap strategi pertarungan
33
Penderitaan diatas pohon
34
Senjata yang hilang
35
Ray dengan tombak buatannya
36
Usaha yang sesungguhnya
37
Jawaban atas semua pertanyaan Ray
38
Maafkan aku Ray!
39
Panggil aku Riel
40
Aku bukan orang yang lemah!
41
Pasrah
42
Kisah anak ayam
43
Tidak ada yang berubah
44
Hayalan
45
Pusaran waktu
46
Draft
47
Aku menyayangimu Kibou
48
Ray kecil
49
Portal
50
Kembali menyatu
51
Pertarungan yang sebenarnya (1)
52
Pertarungan yang sebenarnya (2)
53
Pertarungan yang sebenarnya (3)
54
Pertarungan yang sebenarnya (4)
55
Pertarungan yang sebenarnya (5)
56
pertarungan yang sebenarnya (6)
57
Pertarungan yang sebenarnya (7)
58
Pertarungan yang sebenarnya (8)
59
pertarungan yang sebenarnya (9)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!