Sementara itu, Heru sudah menyusun rencana untuk menjauhkan Nadine dari Kian. Ia tak rela jika Kian mendapatkan Nadine. Entahlah, Heru merasa Kian akan bahagia jika bersama Nadine. Dan ia tak mau Kian merasakan itu. Jika bisa, Heru tak ingin Kian lebih dari dirinya.
Heru sebenarnya tak ingin menjadikan Kian sebagai saingannya. Namun, sayangnya kehadiran Kian, terutama di tempat kerja, mengusik ketenangannya. Iya, tak lama setelah ia masuk bekerja di tempat yang sama dengan Heru, ia sudah mencuri perhatian, yang sebelumnya hanya fokus pada Heru, kini tertuju juga pada Kian.
Kian memiliki ide-ide yang unik dan selalu berhasil. Sedangkan Heru, hanya mengandalkan tampilan fisiknya yang memang lebih rupawan daripada Kian serta kepandaiannya dalam bersosialisasi. Heru dikenal grapyak, ramah, dan memiliki tutur kata yang baik. Sedangkan Kian cenderung ceplas ceplos terutama saat menjumpai hal yang tak sesuai dengan pandangannya, pemikiran maupun idealismenya. Sikap Kian yang begini, tak jarang membuat orang tak betah dekat-dekat dengannya.
Heru senang mengetahui sikap Kian yang seperti ini, yang mana menurut Heru adalah suatu kelemahan. Andai Kian bukan tipe ceplas ceplos, maka bisa dibilang dia begitu perfect. Ini tentu menjadi ancaman besar bagi Heru. Ini akan membuat Heru tersingkir secara mutlak. Ia akan tenggelam atau hilang popularitas. Entahlah, mungkin pekerjaan yang cocok untuk Heru seharusnya di dunia entertain saja.
Kebalikan dari Kian, Heru memang sangat mementingkan popularitas. Ia suka menjadi pusat perhatian. Bagi Heru, menjadi pusat perhatian menjadikannya lebih percaya diri. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, ia merasa sanggup melakukan apa pun bahkan mungkin mampu menaklukan dunia.
Akan tetapi, meskipun Heru merasa Kian adalah saingannya namun ini tak ditunjukkan oleh Heru. Ia berupaya agar ketidaksukaannya pada Kian tidak kentara. Karena kalau kentara, tentu ia makin susah untuk mengalahkan Kian. Karena dengan menjadi teman, ia bisa tahu kelemahan Kian dan benar saja ia pun akhirnya menemukan kelemahan Kian. Salah satu kelemahannya yakni Nadine.
Jauh-jauh hari, Heru sadar bahwa Kian menaruh rasa pada kekasihnya Nadine. Beberapa kali Heru mendapati Kian mencuri-curi pandang pada Nadine. Beberapa kali juga Heru mendapati ekspresi sumringah di wajah Kian saat berinteraksi dengan Nadine. Lalu ekspresi bahagia Kian pun akan sirna manakala Heru berbincang hingga bercanda dengan Nadine. Dan Heru benar-benar menikmati momen tersebut.
"Hahaha, rasain lo, emang enak" batin Heru. Ia amat senang tiap kali melihat ekspresi muram wajah Kian saat ia berinteraksi dengan Nadine.
Di hari lain.
Saat tengah rapat organisasi terkait pelaksanan demo hari Buruh. Waktu itu, Heru sengaja mengajak Nadine yang bukan anggota organisasi ikut rapat. Niat Heru tentu saja ingin mengacaukan rapat yang dipimpin oleh Kian. Dan ya, benar saja, Kian jadi tak konsentrasi memimpin rapat. Berkali kali ia melakukan kesalahan, seperti salah pemahaman, salah membuat kesimpulan, bahkan beberapa kali ia meminta mengulang presentasi atau penjelasan dari anggota rapat. Melihat ini, Heru girang setengah mati.
"Yan, gue pastiin, elo nggak bakal bisa milikin Nadine" gumam Heru dalam hati.
Nah, sebagai langkah awal dari strategi yang ia buat untuk menghalau Kian mendekati Nadine yakni berbicara dengan istrinya, Ria.
"Sayang, aku kasihan sama Nadine, dia pasti syok dengan pernikahanku sama kamu" kata Kian sembari memainkan rambut istrinya.
"Iya, Mas"
"Kalau sekiranya aku menemaninya sampai dia move on dari aku, gimana? Nggak apa-apa kan?" Tanya Heru santai.
"Iya, Mas,nggak apa-apa, aku juga ngerasa bersalah sama Nadine"
"Loh, koq gitu ?"
"Nggak tahu, Mas. Aku ngerasa ngambil kamu dari dia" Jawab Ria sembari menatap langit langit kamarnya.
"Nggak, kamu nggak ngerebut aku dari dia, kan aku yang milih kamu, jadi tolong jangan merasa bersalah seperti itu, oke?"
Ujar Heru. Ria mengangguk.
"Terima kasih ya, ya sudah aku mau telfon Nadine dulu. Aku mau menanyakan keadaannya, kamu tidur duluan aja" pinta Heru. Ia pun lalu beranjak keluar rumah meninggalkan istrinya untuk menelfon mantan kekasihnya di malam kedua pernikahan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Zhree
like lagi
2020-08-28
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Halah bilang aja Heru masih cinta ama Nadine, dasar fucek boy
2020-08-21
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Dih bang Heru pen saingan jadinya ama Abwang Kian, sikat Thor, si Heru tenggelemin aja, gemes loh baru baca 4 bab aja
2020-08-21
1