Zura menatap pamannya.
“Paman tak perlu khawatir. Saya takkan mengingkari janji saya untuk menikah dalam 10 hari ke depan. Hanya saja, mungkin saya tidak menikah dengan Andre. Saya harap paman akan datang kapanpun saya meminta. Mungkin juga saya akan memintanya mendadak.”
“Apa dia orang yang telah menghamili kamu?” tanya paman Dhika.
“Ayah!!” lagi-lagi Selen merengek, dia percaya berita itu palsu. Paman Dhika pun menatapnya tajam, membuatnya diam seketika.
Zura menghembuskan nafasnya.
Keluarga? Tentu mereka keluarga. Zura tahu pamannya khawatir dan peduli. Tapi kadang, tetap saja sikapnya kurang tepat dalam menyayanginya. Jika keluarga, bukankah mereka harus percaya sedikit saja padanya?
'Terimakasih telah mempercayai aku, Selen.' Batin Zura.
Sayang, kebenaran tidak berpihak padanya. Paman Dhika percaya bahwa Zura telah melakukan semua hal tak bermoral itu. Selingkuh, hamil di luar nikah, bahkan aborsi. Tapi, entah kenapa Zura tak ingin membela diri.
“Dia orang yang akan bertanggungjawab terhadap saya dan hidup saya. Dia orang yang bersedia menikah dan menghabiskan hari bersama saya. Saya akan segera menghubungi paman saat kami menikah. Jadi, saya harap paman akan menjawab panggilan saya kapan pun." Ucap Zura.
"Apa kamu pikir menikah dengannya menyelesaikan semua ini?! Dia pasti hanya bajingan berandalan!!"
"Sayang, jangan terlalu keras." Bujuk bibi.
Aktris itu masih berdiri dengan tenang, mampu menahan diri dengan baik.
"Saya sudah mengikuti perintah paman saat paman meminta saya menikah dengan Andre. Dan pernikahan itu juga sudah gagal. Jadi, saya harap paman akan menghormati pilihan saya kali ini. Lagipula saya yang akan menikah. Dan sebagai gantinya, saya akan berhenti dari dunia hiburan. Bukankah itu yang paman inginkan?” Tanya Zura.
Sejak dulu, paman Dhika membenci fakta bahwa dia memasuki dunia hiburan. Dunia itu selalu dipandang buruk olehnya. Namun dengan berat hati ia setuju. Dan kekhawatirannya benar-benar terjadi. Keponakannya telah melakukan kesalahan besar.
Paman Dhika memicingkan matanya.
“Baiklah. 10 hari, sesuai kesepakatan kita. Jika kamu belum menikah sampai saat itu, kamu harus tetap berhenti dari dunia hiburan, menuruti semua kata-kataku, dan menikah dengan siapa pun yang ku pilihkan.” Ucap paman Dhika tegas.
Zura menatapnya.
“Saya mengerti.” Ucapnya singkat. Ia lantas menundukkan kepalanya sekilas sebagai tanda hormat sebelum ia melangkah keluar.
...**...
Luci masih setia menunggu di depan, wajahnya sangat cemas. Ia terus menatap pintu, lantas segera bergegas mendatangi Zura begitu sosok wanita itu terlihat keluar dari kediaman Ansana.
“Kamu dipanggil oleh kantor ceo agensi.” Ucap Luci singkat.
"Baiklah. Ayo ke sana." jawab Zura, sama singkatnya.
"Kamu baik-baik saja?"
"Tentu, Luci. Terimakasih."
Hal yang terjadi selanjutnya dapat ditebak. Tanpa diberi kesempatan, Zura telah dikeluarkan oleh Wiarra Group. Kontrak kerjanya dibatalkan karena ia dianggap melanggar kontrak, mencemarkan nama baik agensi.
Padahal, dialah yang sebelumnya menaikkan citra agensi itu ke atas.
"Sungguh agensi yang tak bertanggung jawab. Setidaknya mereka harus mengawal ku keluar." gerutu Zura.
Dia harus mengahadapi kerumunan wartawan sendirian, seolah menunjukkan bahwa dia memang sudah dibuang oleh agensi. Jika bukan karena bakatnya, dia tak mungkin bisa keluar dengan baik.
Zura berhasil merias dirinya sampai tampak jelek dengan bintik hitam di wajah dan mengenakan pakaian pekerja. Sama sekali tak menyerupai dirinya. Begitulah dia keluar.
Meski begitu, masalah tak selesai semudah itu. Zura harus menanggung hal berat lain. Semua kontrak kerjanya dibatalkan. Beberapa kontrak yang sudah mulai berjalan meminta biaya ganti rugi. Zura harus menanggung semua itu sendirian.
"Sekarang, kemana aku harus pergi? Aku tak bisa kembali ke apartemen. Dan aku tak memiliki tempat lain untuk pulang. Luci, di mana tempat yang aman bagiku sekarang?"
Luci menangkap kesedihan sahabatnya. Dia tampak sangat tegar dan menjalaninya dengan santai. Namun, Zura juga manusia. Zura tak sekuat itu.
“Kemana kamu akan pergi?! Bagaimana jika tinggal di rumahku untuk sementara?” tanya Luci.
“Rumahmu? Aku tak enak pada bibi.”
“Ck.. Ayolah.. Ibuku bahkan meneleponku berkali-kali karena khawatir. Dia sama sekali tak percaya rumor itu. Keluargaku tak mempercayainya.” hibur Luci. Zura pun tersenyum.
“Baiklah. Terimakasih dan maaf karena aku akan merepotkan kalian.” Ucapnya kemudian.
...**...
Sementara itu, seorang lelaki tengah duduk di sebuah kursi panjang di depan kolam renang rumahnya. Dia memiliki kulit yang coklat eksotis, tidak terlalu gelap dan tampak cerah menawan. Wajahnya sangat tampan dengan garis alis tegas, hidung mancung, dan bibir yang seksi. Tubuhnya sangat terawat. Sungguh ciptaan yang sempurna.
Laki-laki itu adalah Sang Raja Aktor, Aiden Azam.
Aiden menatap layar ponselnya, sesekali menggulir berita-berita yang tengah marak itu. Dia membaca dengan ekspresi bosan dalam wajahnya. hampir semua berita membahas hal yang sama.
“Pfft..” Aiden menahan tawanya dengan satu alis terangkat, seolah menghina.
“Lucu sekali. Selingkuh? Hamil? Aborsi? Siapa yang mereka bicarakan? Tidak mengejutkan jika yang tertulis berita aku memiliki anak tersembunyi. Tapi, Saffir Azura?” Aiden mengerutkan dahi, wajahnya tampak mengejek. Padahal tidak ada orang lain di sana.
Wajah yang sebelumnya menahan tawa itu dalam sekejap seolah menggelap, menunjukkan ekspresi benci dan marah.
“Siapa yang berani-beraninya, melakukan hal ini?” desisnya pelan.
Prak!!
Aiden membanting ponselnya. Tidak peduli sepenting apa data di dalam ponsel milik penerus Antares Group itu.
“Sayang sekali.. padahal aku sudah menyiapkan rencana indah untuk menghancurkan pesta pernikahanmu, Azura.” Ucapnya kemudian.
Itu benar. Aiden berniat membuat masalah saat pernikahan berlangsung. Dia bahkan telah merencanakan dengan sangat matang.
Aiden sudah mengumpulkan semua bukti perilaku kotor dan buruk Andre. Lalu, ia akan menunjukkannya di depan publik sebagai hadiah pernikahan.
Tapi apa mau dikata? Semua terlanjur menjadi seperti ini.
"Sisi baiknya, pernikahan Zura benar-benar batal.
Zura, gadis sialan itu!!" Aiden berdecak kesal.
Sejak Zura memasuki dunia peran, dia menolak semua peran yang berhubungan dengan Aiden. Bahkan saat Aiden masuk lewat jalur belakang hanya demi gadis itu, Zura justru memilih membatalkan kontrak dan membayar penalti.
Keterlibatan mereka sangat jarang. Meski mereka adalah top aktor dan aktris. Zura dengan cerdik bisa saja menghindar. Dan gadis itu sengaja melakukannya, membuat Aiden merasa frustasi.
'Awas saja, akan ku buat kamu berlutut padaku!'
...**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments