TENG-NENG-TENG-NENG
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, seluruh siswa-siswi dibuat heboh dengan berita bahwa Kenichi tidak jadi ke Korea dan juga perusahaan TC yang merupakan perusahaan milik keluarga Harada sudah turun saham sebanyak 75%.
Dalam sekejap semua sudah membuat hidup Kenichi berubah, Yuriko tidak mengerti dengan keadaan sekarang ini.
Siapa sebenarnya Yashuhiro?
Kenapa Kepala sekolah sangat takut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus terpikir oleh Yuriko sepanjang perjalanan menuju halte bus, dan saat ini juga ia beruntung karena Ryuzaki tidak menjemput di depan sekolah.
Ini membuat Yuriko sedikit tenang.
Tapi semua ketenangan itu sirna, seorang lelaki yang paling menyebalkan bagi Yuriko berada di depannya sambil melambaikan tangannya.
Dengan melihat wajah Ryuzaki saja, seketika Yuriko teringat kecupan yang diberikan Ryuzaki siang tadi dan itu sangat memalukan.
“ Aku menjemputmu disini karena kalau di depan gerbang, satpam sekolahmu akan menyerbuku lagi. “ kata Ryuzaki berjalan mendekati Yuriko. “ Kamu mau bekerja? Aku temani. “
Perkataan Ryuzaki hanya dihiraukan oleh Yuriko, ia tidak ingin dipermainkan lagi dengan perilaku kanak-kanak Ryuzaki tadi siang. Candaan Ryuzaki benar-benar sudah terlewat batas, Yuriko tidak menyukainya.
Sesampainya di perpustakaan, mereka sama sekali tidak berinteraksi sedikit pun. Yuriko bahkan tidak menjawab sedikitpun pertanyaan dari Ryuzaki sama sekali dan itu membuat Ryuzaki kesal.
“ Tunggu. “ tahan Ryuzaki di depan pintu perpustakaan. “ Kenapa kamu mengacuhkan ku? “
Tidak ada jawaban lagi.
“ Apa karena soal tadi siang? “
“ Hati-hati. “ ucap Yuriko dengan nada rendah.
“ Apa? tidak terdengar. “ Ryuzaki tidak mendengar ucapan Yuriko dan dari belakangnya seseorang tidak sengaja membuka pintu yang membuat kepala Ryuzaki terbentur oleh pintu.
“ Maaf, maaf. “ ucap seorang perempuan merasa bersalah, sesaat Ryuzaki mengalihkan matanya Yuriko sudah pergi memasuki perpustakaan.
“ Yuriko! “ panggil Ryuzaki yang tertahan lengannya oleh seorang perempuan yang tadi tidak sengaja menabrak kepalanya dengan pintu.
“ Tidak apa-apa, tenang saja! “ jawab Ryuzaki melepaskan tangan perempuan itu dari lengannya.
Baru saja beberapa menit tertinggal, Yuriko sudah berada di depan meja kerjanya dan beberapa siswa-siswi, mahasiswa sudah mengerumuninya untuk meminjam buku sehingga Ryuzaki tidak bisa mendekat sedikit pun.
Setelah 30 menit berlalu, meja kerja Yuriko sudah terlihat sepi dan ini adalah waktunya untuk Ryuzaki beraksi. Tapi ponselnya berdering dengan sangat kencang yang membuat seluruh pengunjung perpustakaan langsung menatap kearahnya.
“ Hallo. “ jawab Ryuzaki sambil berjalan keluar perpustakaan.
Dan Ryuzaki tidak kembali lagi setelah menjawab teleponnya tersebut.
9:00 p.m
Jam waktunya Yuriko selesai bekerja, ia melangkahkan kakinya keluar perpustakaan untuk pulang ke rumah. Menurutnya, hari ini sangat melelahkan lebih lelah dari sebelumnya.
Selama 8 tahun ini, Yuriko tidak pernah merasa begitu lelah sampai ingin rasanya langsung tidur.
“ Aku lelah sekali. “ keluh Yuriko meminum botol di perjalanan pulang.
Ketika Yuriko sudah sampai, hal yang membuatnya terkejut adalah Ryuzaki berada di depan rumahnya sambil meminum cola-cola.
“ Kenapa lama sekali pulangnya? Aku sudah menunggu selama 2 jam, dan saat ini aku benar-benar sangat lelah. “ ucap Ryuzaki dengan wajah yang lagi-lagi terlihat babak belur.
Entah alasan apa yang membuat Ryuzaki meninggalkan perpustakaan dan wajahnya terlihat sangat dipenuhi lebam bekas luka yang sebelumnya tidak ada.
“ Masuk. “ Yuriko membuka pintu dan mempersilahkan Ryuzaki untuk masuk ke dalam rumah kecilnya itu.
Rumah yang dipenuhi oleh kenangan kedua orang tuanya.
“ Aku mau tidur. “ Ryuzaki langsung berbaring di kasur kamar Yuriko seenaknya.
“ Hoi! “ seru Yuriko.
Padahal hari ini Yuriko benar-benar ingin istirahat di kasur, tetapi lelaki menyebalkan ini datang dan merusak ketenangan Yuriko.
“ Sudahlah. “ Yuriko mengalah karena melihat wajah Ryuzaki yang benar-benar terlelap.
Melihat Ryuzaki yang saat ini membuat Yuriko teringat oleh Ayahnya, dulu ketika Ayahnya pulang kerja ia selalu langsung tidur di ranjang tanpa makan malam terlebih dahulu dan Ibu Yuriko selalu mengelap tubuh Ayahnya yang terlihat kotor.
Tanpa berpikir panjang, Yuriko mengambil air dan mengelap tangan dan wajah Ryuzaki yang terlihat sangat kotor. Lebam-lebam di wajah Ryuzaki juga dipakaikan salep oleh Yuriko sehingga rasa sakitnya mungkin tidak terasa lagi.
“ Sebenarnya apa yang membuat aku menjadi peduli denganmu? “ gumam Yuriko memperhatikan wajah Ryuzaki yang tertidur. “ Dengan ini aku lunas ya karena kamu sudah membantuku, dan aku juga sudah membantumu. “
“ Besok aku akan kembali dengan sikapku semula, dan sikap lembut ku kepadamu hanya karena kamu sudah menolongku. Jadi tolong jangan salah artikan, aku tidak ingin hubungan yang tidak jelas ini berlanjut. “
“ Meskipun kamu tahu segalanya tentangku, dan kemungkinan karena kamu tahu segalanya lah yang membuat kamu membantuku. Tapi maaf aku tidak perlu dibantu olehmu, jadi kembali dengan kehidupan masing-masing lagi itu lebih bagus. “ lanjut Yuriko sambil berdiri dan keluar dari kamarnya.
Perlahan mata Ryuzaki terbuka, ia tidak tertidur. Ryuzaki hanya berpura-pura untuk tertidur agar mendengar seluruh perkataannya, tangan Ryuzaki terkepal menahan lukanya.
30 menit sudah berlalu, mata Yuriko sudah hampir tertidur karena rasa kantuk yang tidak tertahan. Tetapi pekerjaan sekolahnya belum sama sekali selesai, dan tugas ini harus selesai besok.
Bodohnya Yuriko sampai lupa kalau besok ia ada tugas matematika, tidak biasanya Yuriko lupa dengan tugas. Kemungkinan karena kejadian-kejadian yang tidak terduga yang membuat Yuriko lupa.
Semakin lama Yuriko menahan rasa kantuk, semakin rasa kantuknya menghujam nya. Sesaat menutup mata sebentar saja Yuriko sudah tertidur dan untung kepalanya tersandar di bahu Ryuzaki sehingga kepalanya tidak terjatuh begitu saja.
“ Kamu ini bodoh. “ Ryuzaki yang jantungnya hampir copot karena melihat kepala Yuriko yang hampir terjatuh kearah kiri.
Wajah Yuriko yang terlihat lelah membuat Ryuzaki sedikit kesal, bagaimana bisa seorang perempuan usia 17 tahun sudah bekerja begitu keras.
“ Dunia benar-benar sangat kejam. “ ujar Ryuzaki mengusap lembut pipi Yuriko.
“ Maaf aku tidak bisa membiarkanmu menjauh, jadi sekali lagi maaf kalau aku menggangumu. “
....
7:00 a.m
Cahaya matahari yang terpantul oleh jendela rumah membuat Yuriko membuka matanya perlahan, lehernya sangat pegal dan juga sakit.
“ Apa aku salah tidur? “ ucap Yuriko.
“ Selamat pagi. “ sapa Ryuzaki yang dari semalam tidak tidur dan terus membiarkan Yuriko tidur di bahunya.
“ Kamu bukannya di kamar? “ Yuriko kaget.
“ Tanganku benar-benar kaku, ada seseorang yang tidur dengan lelap di bahuku tanpa sadar. “ sindir Ryuzaki berdiri sambil meregangkan tubuhnya.
“ Aku tidur di bahumu? “ tanya Yuriko kebingungan, seingatnya kemarin malam di sampingnya tidak ada siapapun.
“ Iya, kamu mau sarapan? Aku buatkan. “
“ Ryuzaki.. “ ujar Yuriko dengan nada perlahan dan pandangan kebawah. “ Tolong jangan seperti ini lagi.. “
“ Kenapa? Aku pacarmu. “ jawab spontan dari Ryuzaki.
“ Bukankah ini hanya hubungan sepihak saja? Kamu yang menganggap kalau kamu pacarku, sedangkan aku tidak. “
“ Jadi? Kamu ingin kita tidak memiliki hubungan apapun? “
“ Iya. “
“ Tidak bisa. “ tolak Ryuzaki yang seketika membuat kepala Yuriko mendongak kearahnya. “ Kenapa? Kenapa kamu memaksaku! “ tegas Yuriko
Ryuzaki membungkukkan tubuhnya, menatap tajam Yuriko dan mencubit dagu Yuriko. “ Jangan mengingkari perjanjian Yuriko! “
Ucapan yang terdengar menakutkan membuat bibir Yuriko terkatup tidak bisa apa-apa. “ Kamu sikat gigi dan tunggu sarapan yang aku buat. “ ujar Ryuzaki mengusap kepala Yuriko perlahan.
Setelah selesai sarapan dan berganti baju, Yuriko bersama Ryuzaki berjalan bersama menuju sekolah masing-masing. Perasaan takut di hati Yuriko masih terasa, tatapan tajam yang sama dengan pria yang sudah membunuh kedua orang tuanya.
Menakutkan.
Perjalanan yang dipenuhi keheningan akhirnya berakhir dengan Yuriko sampai terlebih dahulu di depan gerbang sekolah.
“ Yuriko, maafkan aku tadi sedikit kasar. “ kata Ryuzaki melangkahkan kakinya meninggalkan Yuriko.
Sedangkan Yuriko hanya mengacuhkan Ryuzaki dan memasuki gedung sekolah dengan pandangan tertunduk.
TENG-NENG-TENG-NENG
Bel masuk sekolah berbunyi menggema di gedung sekolah, seluruh siswa-siswi sudah mulai berlarian untuk memasuki kelas. Dan para guru-guru sudah memasuki kelas masing-masing dalam beberapa menit.
Kelas 2-2, hari ini melakukan pelajaran Bahasa Inggris dengan guru yang merupakan wali kelas mereka yaitu Sayuri-sensei.
“ Good morning. “ sapa Sayuri memasuki kelas.
“ Berdiri. “ tegas Ketua kelas yang membuat seluruh murid berdiri. “ Hormat. “
Dan para siswa-siswi membungkukkan tubuhnya sedikit sebagai tanda hormat, lalu kembali duduk seperti biasa.
“ Kebetulan kalian hari ini ada 2 murid baru, dan sensei akan perkenalkan mereka. “ kata Sayuri yang membuat heboh kelas 2-2.
“ Katanya cowok ya? “
“ Iya, kayanya tampan. “
“ Hah? Bukan cewek? “
“ Membosankan “
Bisik-bisik para siswa-siswi di dalam kelas 2-2, berbeda dengan anak kelas Yuriko hanya tidak perduli dengan anak baru, ia hanya terus menatap jendela dengan tangan terlipat seperti sedang berdoa.
“ Silahkan masuk. “ perintah Sayuri.
Kedua murid baru tersebut langsung memasuki kelas dan membuat kelas sangat berisik, heboh serta kaget.
Karena murid baru tersebut adalah, Tanaka Ryuzaki dan juga Tanaka Yashuhiro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
@lies
wehhh g nyangka ternyata Ade kk
2020-07-14
1