"Zo... Zoya..." sebelum kau selesai mengucapkan kata katamu...
Aku sudah lebih dulu berbicara.
"Tidak ada yang perlu dijelaskan Alex. Ini sudah tidak ada hubungannya denganku. Kita sudah putus, apa kamu sudah lupa? Aku bukanlah kekasihmu lagi. Ini hanya sebuah penjelasan yang terlambat Alex." Aku memberikan senyuman yang sedih padamu.
Aku melihat matamu berair.
'Apa kau merasa bersalah sekarang Alex?'
"Aku minta maaf." Alex berusaha berjalan mendekat ke arahku, tapi sebelum dia semakin dekat dan menyentuh wajahku...
'Bukk...!'
"Jangan menyentuh wanitaku." Ucap Axel memperingatkan Alex.
Aku melihat bagaimana Axel melakukan pukulan itu kepada kembarannya sendiri. Bahkan Almira sekarang tampak begitu panik.
"Ku mohon hentikan Axel."
Aku mencoba untuk menghentikan Axel.
Axel yang aku lihat sekarang sangat berubah drastis. Dia seperti siluman yang kehilangan kontrol dirinya. Dia tidak mendengarkan aku.
"Axel kumohon berhentilah."
Almira ingin menghentikan mereka, tapi Axel tidak mendengarkan ucapannya dan terus memukuli Alex.
Aku melihat Alex melawan dengan memukul balik Axel. Mereka saling memukuli satu sama lain. Aku tidak tahu harus melakukan apa.
"Apa yang kau lakukan? Cepat lakukan sesuatu untuk menghentikan mereka." Teriak Almira kepadaku.
'Mereka adalah saudara kembar, apa yang tengah mereka lakukan?'
Aku mencoba menarik tubuh Axel dengan seluruh tenaga yang aku punya, tapi tetap saja aku gagal.
"Axel hentikan sekarang juga, kau menyakiti Alex." Teriak ku kepada Axel.
Alex sekarang tengah berbaring di tanah. Axel berhenti beberapa saat, tapi kemudian dia kembali memukuli Alex.
"Hei, kalian berdua hentikan sekarang juga. Kalian bahkan tidak menghargai Mama kalian sendiri."
Aku melihat sosok seorang wanita paruh baya yang berdiri di dekat kami. Dia tampak cantik dan elegan. Dia lalu melihat ke arahku seperti dia tengah melihat tempat sampah yang menjijikkan.
'Tatapan macam apa itu.' pikirku.
Aku beralih menatap kearah kedua pria itu. Mereka sudah berhenti berkelahi sekarang.
"Axel..." Ucap ku memanggil namanya.
Saat aku melihat wajahnya, ternyata wajah itu tampak begitu muram.
Setelah itu Axel masuk ke dalam rumah.
'Dia... dia... meninggalkan aku di sini?'
Huh...!
Almira lalu menyusul dengan membawa Alex masuk ke dalam rumah mereka. Hanya ada aku dan mama mereka yang tertinggal di tempat ini.
"Siapa kau?" Aku melihat alis sebelah kiri wanita itu naik saat dia bertanya kepadaku.
Aku merasa sangat gugup saat ini, tapi tetap saja aku harus menjawab pertanyaannya dengan berani.
"Aku adalah istri dari Axel." Balas ku.
"Kalian sekarang adalah suami dan istri tanpa restu dari keluarga ataupun pesta pernikahan." Ucap wanita itu.
Aku tetap diam karena apa yang dia katakan memang benar adanya.
"Kau adalah alasan kenapa kedua putra ku berkelahi tadi, bukan begitu?" Ucap wanita itu lagi.
Tetap saja aku menutup mulutku dan hanya mendengarkan apa yang dia katakan. Aku menatap kearah tanah dengan kepalaku yang menunduk.
"Tinggalkan putra ku, terutama Axel." Ucapnya.
Aku merasa begitu terkejut dengan apa yang dia katakan. Aku mengangkat kepalaku dan sekarang menatap kearah matanya. Aura yang diperlihatkannya tampak mematikan.
Wanita paruh baya dihadapan ku ini terlihat begitu keras, sangat elegan, sangat cantik juga tapi dia benar-benar menakutkan.
"Maafkan aku nyonya, tapi anda bukanlah orang yang memutuskan tentang hal ini. Maaf saya permisi dulu." Ucap ku.
"Berapa banyak.... Katakan berapa banyak uang yang kau inginkan untuk mengaborsi dan juga untuk memutus hubungan dengan putra ku?"
Hah?
'Apakah dia sudah gila? Ini adalah cucunya sendiri, dan dia ingin mengaborsi nya? Ini adalah anak dari putranya dan dia mau membunuh anak yang tidak bersalah ini. Dan uang, apakah aku terlihat seperti wanita yang sangat menyukai uang?'
"Nyonya, aku tidak menginginkan uang anda untuk membunuh anak yang tidak bersalah dan putra anda adalah orang yang ingin mengambil tanggung jawab sebagai ayahnya. Aku mencintai putra anda, jadi ini tidak bisa menjadi keputusan anda Nyonya. Jika anda ingin melakukan sesuatu, tolong jangan lakukan itu karena kita adalah manusia dan bukan tempat sampah!" Aku menjawab pertanyaan wanita yang berdiri di hadapanku dengan penuh congkak ini dengan begitu berani.
"Hah! Kau berani menjawab ku sekarang dasar wanita kotor!"
Plak!!!
Aku begitu terkejut saat dia menampakkan dia undang-undang padaku lagi ketika...
"Jika anda menamparnya lagi, aku akan melupakan bahwa anda adalah mamaku." Aku melihat Axel memegang tangan mamanya dengan begitu erat, untuk menghentikan sang mama yang hendak menampar ku.
Axel melihat ke arahku dan memegang tanganku, lalu menarik ku masuk ke dalam rumah. Aku tidak melihat kebelakang ke arah mamanya, tapi aku mendengar dia berteriak.
"Dasar anak kurang ajar!"
Aku tahu bahwa mamanya itu tengah marah. Aku memberikan image yang buruk kepada pandangan mamanya. Tapi tentu saja itu karena dia yang memberikanku image buruk tentang dirinya juga. Bahkan jika aku sendirian di dalam gua yang gelap, aku akan tetap berani. Tapi aku menjadi lebih berani, saat Axel masuk ke dalam hidupku. Aku merasa begitu bahagia didalam hatiku terutama saat dia memperjuangkan diriku.
Aku tidak pernah menyadari bahwa sekarang ini kami sudah berada di dalam kamarnya karena aku memikirkan hal yang lain.
Axel menarik lu ke atas tempat tidur dan mulai mencium ku dengan penuh hasrat. Akhirnya kamu mau berhenti dan bertanya kepadaku.
"Kau, apakah kau benar-benar mencintai aku?"
Aku merasa begitu terkejut dengan pertanyaan yang dia ucapkan. Jadi dia mendengar apa yang aku katakan tadi, saat aku berbicara dengan mamanya.
"Jawab aku." Ucap Axel.
"Iya Axel, aku tidak tahu kapan perasaan itu mulai ada dalam hatiku. Tapi aku merasa nyaman berada dalam pelukanmu, saat kau mencium ku, berada dalam semua hal manis yang selalu kau lakukan. Aku menemukan hatiku mulai jatuh cinta kepadamu. Aku menemukan hatiku mulai berdetak hanya untukmu. Aku tidak tahu kenapa mataku hanya mencari sosok dirimu dan tidak berani untuk melihat kearah yang lain. Kau adalah pria yang ada dalam pikiranku, mataku dan hatiku, semuanya hanya dirimu. Aku mencintaimu Axel." Ucap ku kepadanya dengan suara yang pelan tapi cukup untuk membuatnya mendengar semua ucapan ku.
"Aku akan memberikan semua yang aku punya, hatiku, pikiranku, tubuhku dan cintaku hanya untukmu dan untuk anak kita." Ucap Axel.
Aku melihat kebahagiaan dalam matanya dan dia mencium ku dengan lembut dan penuh hasrat.
Aku terkejut, tapi aku akhirnya menemukan diriku yang bisa membalas ciumannya. Kami tidak pernah melakukan hubungan suami istri selama ini, dan aku masih hamil, dan tentu saja itu semua kulakukan untuk keamanan dari bayi yang tengah aku kandung sekarang.
Kami hanya menghabiskan malam kami bersama dengan berpelukan, penuh cinta dan rasa yang begitu bahagia.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nyi Arifin Bwi
keren Thor ceritanya lanjut
2023-01-11
0