3. Bertemu Mantan Kekasih

Bulan demi bulan berganti. Perutku sekarang sudah membesar. Aku tidak pernah berpikir bahwa pria seperti Axel bisa bersikap begitu manis disamping sikapnya yang begitu posesif.

Kami memperlakukan satu sama lain seperti pasangan yang seharusnya. Aku rasa, hatiku mulai merasa nyaman bersama dengan dirinya.

Aku tidak tahu juga, apakah aku sudah jatuh cinta dengan nya. Tapi sensasi ini, perasaan ini sangat berbeda dengan bagaimana yang aku rasakan bersama dengan Alex, mantan kekasihku, kembarannya itu.

Setiap saat dia pulang ke rumah dari tempatnya bekerja, aku selalu memasak untuk dirinya. Hal itu sudah menjadi rutinitas ku sehari-hari. Kemudian dia akan berbicara dengan perutku.

Dia benar-benar manis dan sosok seorang pria yang penuh perhatian.

Sekarang aku tengah menonton sebuah drama di televisi kemudian...

Tin.... Tin....

Suara klakson mobil mengganggu aktivitasku. Aku lantas membuka pintu. Dia masuk dengan wajahnya yang tampak serius. Benar-benar wajah dengan ekspresi yang dingin. Aku tidak pernah melihat wajahnya seperti itu selama beberapa bulan ini aku bersamanya. Namun sekarang aku melihatnya lagi.

"Apakah kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Tanyaku dengan suara yang khawatir.

Aku hanya khawatir karena aku tidak tahu apa yang terjadi kepada nya dan tentu saja wajahnya yang serius itu tampak berbahaya bagiku.

"Kemasi barang-barang mu, kita akan pulang ke rumah." Ucap Axel singkat.

'Hah?'

"Ini adalah rumah kita." Balas ku.

Aku tidak mengerti apa yang dimaksudkan olehnya.

Dia pun tersenyum, wajahnya yang berbahaya itu berubah secara tiba-tiba.

"Kita akan pulang ke rumah yang lainnya." Balas Axel kemudian dengan wajahnya yang tampak serius lagi.

'Apa-apaan itu?'

Tentu saja aku tidak bodoh untuk tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan rumah yang lainnya itu.

'Oh tidak. Itu sudah pasti adalah rumah orang tuanya.'

Aku merasa begitu gugup. Banyak pertanyaan yang terus menghantui pikiranku.

'Apakah keluarganya akan menyukaiku? Bagaimana dengan karakter dan sikap orang tuanya kepadaku. Apakah mereka akan melihat masa laluku?'

Dan semua pertanyaan itu membuatku gemetar.

'Apakah aku akan bertemu dengan Alex? Apakah aku akan bertemu dengan mantan kekasihku, yang merupakan saudara kembarnya?'

Sial!

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Apakah aku harus pergi dengannya atau tidak. Tentu saja dia akan membawaku pergi bersamanya bahkan jika aku berkata tidak.

'Sial, hari ini menjadi kacau. Arrgghh...!'

Hari ini adalah hari dimana aku akan bertemu dengan orang tuanya.

"Jangan gugup, aku ada disini bersamamu." Ucap Axel yang selalu mencoba untuk membuatku merasa lebih nyaman.

Entah kenapa aku menjadi lebih berani.

Setelah beberapa jam lamanya menempuh perjalanan, kami akhirnya tiba di sebuah rumah besar. Lebih besar dari villa milik Axel. Ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi rumah keluarga Anggara. Alex bahkan tidak pernah membawaku kemari sebelumnya, saat kami masih berpacaran. Mungkin karena dia berpikir bahwa aku akan mempermalukan dirinya.

Axel memegang tanganku. Rasa gugup, aku... Aku merasakan semua itu pergi begitu saja karena dirinya.

Kami berjalan bersama dengan kedua tangan kami yang bergandengan. Saat kami berjalan masuk, aku melihat seorang pria tengah berciuman dengan seorang wanita di hadapan kami berdua. Pria itu mencium wanita itu dengan penuh hasrat. Mereka terlihat begitu bahagia. Kemudian aku merasa Axel meremas tanganku. Jadi aku melihat ke arahnya.

Dia melihat kearah pria dan wanita yang tengah berciuman dengan penuh hasrat itu.

"Kenapa?" Tanyaku kepada Axel.

Axel tidak menjawab pertanyaan ku. Tapi dia hanya melihatku dengan tatapan dingin. Aku menatap dirinya, dia juga menatapku. Setelah beberapa detik, dia lalu mengalihkan matanya dariku.

'Apa sebenarnya masalahnya?' pikirku.

Aku kembali melihat kearah pria dan wanita yang tengah berciuman itu. Namun mereka sudah berhenti berciuman sekarang. Mungkin mereka menyadari kehadiran kami. Aku tidak bisa melihat wajah mereka, karena aku hanya bisa melihat punggung pria itu yang menutupi wajah wanita itu.

Setelah beberapa detik mereka melihat kearah kami.

Aku begitu terkejut dan mereka juga tampak terkejut. Mungkin itulah alasan kenapa Axel melihat ke arahku tanpa memperlihatkan ekspresi apapun karena dia melihat kembarannya.

"Alex..." Ucap ku dengan pelan.

Dan hal yang paling membuatku terkejut adalah, dia dengan tengah berciuman dengan sahabat baiknya, Almira.

'Aku mengerti sekarang, hahaha...'

Alex benar-benar mempunyai hubungan dengan sahabat baiknya itu.

"Zo.... Zoya...." Suara Alex terdengar begitu pelan, tapi itu cukup bisa didengar oleh semua orang yang berada di sini.

Wajahku muram, aku merasa atmosfer menjadi dingin di sekeliling ku. Aku menahan amarah ku, bukan karena aku cemburu. Tapi karena selama ini aku benar, bahwa Alex selama ini benar-benar berselingkuh dengan sahabatnya, dia membohongi aku.

"Kapan ini semua dimulai?" Tanyaku.

Apa yang aku maksud dalam pertanyaan itu adalah kapan sebenarnya mereka mulai mempunyai hubungan yang seperti saat ini.

Alex tidak menjawab pertanyaan ku dia hanya melihat ke arahku dengan matanya itu, aku melihat kesedihan, tidak, matanya seperti mengasihani aku.

"1 tahun dan setengah bulan."

Itu bukanlah ucapan dari Alex, namun Axel lah yang menjawab pertanyaan ku.

'Hahahahaha...

1 tahun dan setengah bulan?

Satu tahun...

Satu tahun...

Mereka berhubungan saat aku dan Alex masih berpacaran? Mereka berselingkuh dariku? Hah!'

Mungkin itulah kenapa Alex selalu bertingkah dingin terhadapku. Mungkin itulah kenapa dia tidak pernah punya waktu yang cukup untukku. Karena dia selingkuh dariku, aku benar-benar di selingkuhi.

Lalu kenapa dia harus menyakiti aku? Jika saja dia memberitahu aku kebenarannya, aku siap untuk melepaskan dia pergi. Mungkin dia ingin aku merasakan rasa sakit yang paling sakit dalam hidupku. Hah benar-benar pria berhati iblis.

Dia selalu tidak hadir di saat kencan kami. Aku selalu menunggu kehadirannya setiap kali aku membutuhkan bantuan nya.

 

'Sayang, Almira tengah sakit. Aku harus pergi ke rumahnya tidak ada orang yang menjaga dirinya.'

'Oke, kau melupakan kencan kita.'

'Sayang, sekarang adalah ulang tahun Almira. Aku mau menemaninya. Apakah kau baik-baik saja?'

'Oke, kau melupakan hari jadi hubungan kita.'

'Sayang, Almira sekarang pindah ke rumah barunya. Aku harus pergi membantunya.'

'Oke, aku tengah sakit. Tidak bisakah kau melihat itu.'

'Sayang, ada pesta perayaan di rumah baru Almira.'

'.....' aku tidak membalas pertanyaan mu.

'Sayang, kumohon.'

'Oke, ini adalah hari ulang tahunku. Apakah kau melupakannya?'

'Sayang...' aku menghentikan ucapan mu.

'Alex, apakah kau mencintai Almira?' tanyaku.

'....' kau tetap terdiam.

'Apakah kamu mencintai nya?'

'Tidak...' aku merasa ada keraguan dalam suaramu.

'Kau mencintai dia Alex. Setiap kali hari jadian kita datang, kau selalu melupakannya. Saat ulang tahunku dan bahkan saat aku sakit, setiap kali aku membutuhkanmu, aku tidak bisa merasakan kehadiran mu karena kau selalu bersama Almira. Jadi aku menebak bahwa kau sangat mencintai sahabat baik mu itu bukan? Kau jatuh cinta dengan sahabat mu itu Alex.' ucapku kala itu.

'Berhentilah bicara omong kosong Zoya.' kau berteriak kepadaku.

Kemudian kau menutup pintu dan meninggalkan aku sendirian lagi.

Kadang-kadang aku ingin berkata 'tidak', setiap kali kau ingin pergi bersama dengan Almira, karena aku lah kekasihmu.

 

Setelah pertengkaran kita saat itu, aku lalu pergi ke bar malam itu. Dan mimpi buruk ku dimulai. Malam penuh romansa itu yang dimana aku pikir saat itu aku bersama dengan dirimu.

Aku pernah berpikir bahwa kau melakukan kesalahan malam itu sebagai alasan untuk putus denganku. Dan kau malah membawa sahabat baikmu itu pergi ke rumahmu dibandingkan diriku. Saat kita masih berada berpacaran, kau tidak pernah membawa aku ke rumah ini.

Akulah satu-satunya orang yang berusaha untuk mempertahankan hubungan kita, dan kau malah mendorong ku menjauh dalam kesendirian.

Akulah orang yang selalu mengatakan, 'aku mencintaimu, aku merindukanmu, aku membutuhkanmu'. Tapi kau berkata, 'aku lelah terhadapmu, ayo kita putus saja.'

Aku ingin berkata 'persetan dengan dirimu karena sudah menyakiti aku.'

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!