Aku terbangun saat aku merasakan sebuah tangan menyentuh wajahku. Aku melihat wajah tampan dari Axel.
"Selamat pagi." Ucap Axel.
Dia lalu mencium kening ku.
"Selamat pagi." Balas ku seraya tersenyum padanya.
Setelah selesai mandi, kami mengganti pakaian kami dan bersiap untuk sarapan. Axel berkata bahwa kami akan tinggal di rumah itu selama satu bulan. Aku tidak tahu kenapa, tapi aku percaya padanya.
Kami lalu turun ke lantai bawah dan aku melihat wajah tampan dari seorang pria paruh baya yang duduk di sebuah kursi di ujung meja. Dia melihat kearah Axel. Aku rasa itu adalah papa dari Axel. Di kursi sebelah kanan aku melihat mama Axel, dia melihat ke arahku dengan aura yang mematikan.
Aku lalu menatap kearah seorang wanita yang duduk di samping mama Axel, dan di samping wanita itu, aku melihat seorang pemuda yang berwajah tampan. Di depan mama Axel, aku melihat Almira dan di samping Almira, aku melihat Alex. Dia juga melihat ke arahku. Aku hanya melirik sekilas ke arahnya.
Axel memegang tanganku dengan erat. Axel lalu duduk disamping Alex dan aku duduk di samping Axel.
Aku melihat papa Axel tersenyum kepadaku, dan aku membalas senyumannya.
Kami mulai makan dan atmosfer ruangan itu terasa begitu canggung. Hanya keheningan dan tidak ada satu orang pun yang berani berbicara.
Aku terkejut saat mama Axel tiba-tiba berdiri.
"Aku tidak berselera makan." Ucap mama Axel dengan suara yang terdengar marah lalu pergi.
"Tania..."
Aku mendengar papa Axel memanggil istrinya itu.
"Maaf." Ucap papa Axel lalu mengikuti istrinya pergi.
'Jadi Tania adalah nama dari mama Axel.'
Aku melihat kearah Axel dan dia tampak makan dengan normal. Dia bahkan tidak melihat kearah mamanya.
Aku melirik kearah pemuda yang duduk di depanku. Pemuda itu menatapku dengan dingin.
Setelah itu dia juga berdiri.
"Aku juga kehilangan selera makan ku." Ucapnya dan untuk terakhir kalinya dia menatapku dengan dingin.
Tatapannya tampak sangat mematikan.
'Apa sebenarnya masalahnya denganku?'
Aku melihat wanita yang duduk di samping pemuda tadi itu menatap kearah Axel. Dia lalu menatap kearah ku juga dan memberikan senyuman palsu nya kemudian dia melanjutkan makannya lagi.
Aku juga melanjutkan makan ku. Axel lalu memberikan sepotong daging padaku.
"Makan lah yang banyak." Ucap Axel.
Aku tersenyum karena sikapnya yang manis itu. Aku benar-benar suka akan semua tindakan manis yang dia lakukan kepadaku.
************
Setelah selesai sarapan, Axel pergi bekerja. Aku memutuskan untuk naik ke lantai atas dan aku melihat Alex. Dia tidak menggunakan pakaian, aku menelan saliva dan menghindari dirinya.
Aku tengah berjalan dan aku melakukan yang terbaik untuk menghindari dirinya, tapi dia memegang tanganku dan menarik ku mendekat ke arahnya.
"Bisakah kita berbicara?" Tanya Alex.
"Kau harus menggunakan pakaian mu dulu Tuan Alex." Balas ku.
Aku sengaja memanggilnya dengan nama 'Tuan Alex'.
Aku melihat wajahnya melembut. Dia tetap tampan, tapi tentu saja bahkan meski Axel dan dia itu kembar, Axel tetap lebih tampan bagiku.
Alex lalu menarik aku masuk kedalam kamarnya. Aku begitu terkejut ketika dia melakukan itu. Aku tidak bisa melawan karena aku khawatir dengan bayi yang ada di dalam kandungan ku.
Ketika dia berhasil untuk menarik ku masuk kedalam kamarnya, dia tiba-tiba langsung memelukku. Aku melindungi perutku dan aku benar-benar terkejut.
"Maafkan aku Zoya..."
"Maafkan aku..."
"Maafkan aku, karena sudah menyakitimu..."
'Apa sebenarnya tujuannya melakukan ini?'
Aku lalu mendorong Alex dan menamparnya.
"Apa tujuanmu melakukan ini, hah?" Ucap ku.
Aku sangat marah, sangat, sangat marah.
"Alex, hubungan kita sudah berakhir." Setelah mengatakan kata itu, aku menutup pintu dengan keras dan meninggalkan dia.
***********
(Author PoV)
Disisi lain...
"Aku tidak punya tujuan apapun Zoya. Aku hanya mau meminta maaf. Aku tahu bagaimana marahnya dirimu kepadaku. Aku tidak tahu kenapa, saat aku melihatmu bersama dengan Axel, aku merasa benar-benar cemburu. Aku merasa sakit hati. Melihatmu dengannya membuat mataku terasa panas. Aku tidak tahu kenapa. Aku benar-benar tidak tahu Zoya. Terutama saat kau berkata kepada mama, bahwa kau sangat mencintai Axel. Aku tahu sebenarnya aku tidak pantas merasakan cemburu, tapi kenapa aku merasa sakit hati?" Ucap Alex pada dirinya sendiri.
**********
Setelah apa yang terjadi tadi, aku memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamar Axel. Entah kenapa aku benar-benar menginginkan makanan manis.
Aku tidak keluar kamar dan hanya tidur sepanjang hari. Aku ingin bersih-bersih atau melakukan sesuatu, tapi rumah ini memang sudah sangat bersih.
'Tin... Tin....'
Aku dengan cepat melihat keluar rumah melalui jendela. Aku melihat Axel tengah membawa sebuah kue.
'Ah, aku benar-benar menginginkan itu!'
Aku dengan cepat turun ke lantai bawah untuk bertemu dengannya. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyuman ku.
"Aku tahu, kau pasti tengah menginginkan ini." Ucap Axel dan mencium kening ku.
"Terimakasih." Balas ku dan memeluk dirinya.
Aku melihat wanita yang duduk di hadapanku saat sarapan tadi tengah menatap kami dan wajahnya tampak muram. Ketika dia melihat bahwa aku menatapnya, dia langsung kembali ke kamarnya. Aku penasaran sebenarnya siapa wanita itu.
Aku memotong kue itu dan memberikannya kepada Axel, dan potongan lainnya untuk diriku sendiri. Aku merasakan kehadiran seseorang di belakangku dan saat aku berbalik, aku melihat Alex yang terus menatap kami dengan wajah yang tampak marah.
"Kenapa kalian tidak mengajakku?" Ucap Alex.
Aku melihat dia menyeringai, dia lalu duduk di sampingku. Aku merasa Axel mencubit tanganku dan aku merasa sedikit sakit. Tapi aku tidak memperdulikan hal itu karena aku tahu bahwa Axel tengah cemburu.
"Kau kan punya uang. Kenapa kau tidak membelikan untuk dirimu sendiri dan juga untuk Almira." Ucap ku kepada Alex dengan sengaja.
Aku melihat wajah Axel yang menatapku lembut.
'Hei, jangan melihatku seperti itu.'
"Tapi aku rasa kue yang di hadapanmu ini sangat enak dan aku pikir bahwa itu akan terbuang sia-sia jika kalian berdua akan memakan kue sebesar itu dan tidak akan habis." Balas Alex dengan wajah yang serius menatap ke arahku.
"Aku bisa memakan kue sebesar itu bahkan jika aku sendiri yang memakannya. Tuan Alex, ingatlah aku ini adalah wanita hamil dan kau tahu sendiri wanita hamil selalu mengidam makanan manis seperti kue ini. Dan kami wanita hamil punya selera makan yang besar." Ucap ku dan menyeringai kepada Alex.
Aku benar-benar sengaja menekan kata 'hamil dan kami.'
Aku melihat rahang Alex mengeras. Dia tidak mengatakan satu patah kata pun.
"Alex!!!"
Kami bertiga melihat kearah orang yang memanggil Alex.
Dan itu adalah Almira.
"Oh, Tuan Alex, KEKASIHMU sudah memanggilmu. Kau harus pergi sekarang juga." Ucap ku dengan senyuman palsu.
Alex hanya menghela napas dan menatap kearah Axel dengan tatapan mematikan.
'Ah, mulai lagi...!'
Aku baru saja hendak memalingkan kepalaku menatap Axel, ketika dia langsung menarik kepalaku dan mencium ku dengan penuh hasrat.
Aku benar-benar terkejut. Setelah beberapa detik, aku mulai bernafas dengan berat ketika kami berhenti berciuman. Aku menatapnya dengan tatapan yang merasa terkejut. Dia hanya menyeringai dan aku melihat kearah Alex yang masih duduk di sampingku. Rahangnya tampak mengeras dan wajahnya tampak marah.
Dia menatap kearah Axel beberapa detik dan berbalik membelakangi kami. Aku melihat kearah Almira yang juga menatap ke arahku. Dia juga tampak begitu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Tapi aku tidak peduli padanya lagi. Aku lalu melihat Axel yang tengah melanjutkan memakan kue itu dan aku juga kembali melanjutkan memakan kue milikku.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nyi Arifin Bwi
LANJUT THOR
2023-01-11
0