"Iya Pak saya gak akan menego lagi, tapi tolong jangan pecat saya." Terpaksa Dia memohon pada Adi, agar tak jadi memecatnya.
"Ok, deal. Kamu tiap hari yang akan mengantar makanan ke rumah saya dan kamu juga yang harus memasaknya, ngerti kan!"
"Iya saya ngerti,"
.
.
.
.
.
Setelah perdebatan yang cukup panjang seperti jalan tol, kini mereka saling berjalan ke tempat masing-masing.
Di dapur.
"De," panggil Indah pada Dia.
"Apa!" maka seperti itulah suara kentut yang di keluarkan, maaf salah ucap ralat ulang. Suara ketus yang di berikan oleh Dia.
"Elu sebenernya kenal ya sama Pak Adi?" tanya Indah pada Dia.
"Enggak,"
"Tapi kok akrab, kek uda kenal yang bertahun-tahun."
" Se--betulnya sih, kemarin gue ketemu orang ini, dan kemaren juga dia yan nabrak gue sehingga kita berantem, dan malamnya pun gak sengaja pas gue buka aplikasi berlogo (biru) gue kerjain."
Lalu dengan panjang lebar, Anin bercerita tentang awal pertemuannya, sampai sekarang itu orang dendam sama Dia.
"Nah begitu ceritanya,"
"Wah parah emang elu, makanya itu orang marah banget. Lagian sih ngapain pakai elu kerjain segala," ujar temannya yang bernama Indah.
"Tapi sumpah ngakak gue dengernya," ujar teman yang satunya.
Dan akhirnya Dia pun setuju dengan syarat yang di berikan, yaitu mengantarkan makanan setiap hari selama satu bulan.
Gak apalah daripada gue di pecat, dari rumah kena cincang emak, lebih baik begini kan, batin Anin sambil mencuci piring yang kotor, karena sebentar lagi dirinya akan pulang. Di karenakan ada dua sif, dan kebetulan Dia mendapat sif pagi.
Dia pun sudah bersiap untuk pulang, dan menuju di mana sepedanya di parkir. Saat akan di putarnya gas untuk segera meluncur, namun dengan rasa terkejut dirinya hampir terjungkal, karena tiba-tiba saja di dibelakangnya ada seseorang dengan seenak jidatnya main duduk.
"Dasar sontoloyo, siapa sih yang main nangkring seenak udelnya." umpat Dia, karena hampir saja dirinya atraksi bersama motornya.
"Auh, sakit ogeb!" teriak Dia lagi karena telinganya ada yang menyentil.
"Kamu bilang apa barusan," ucap pria yang duduk di belakang Dia.
"Lha perlu di bawa ke THT nih orang masa iya kagak denger," umpat Dia, pada lelaki yang belum di ketahui olehnya.
"Kamu kira saya budeg."
Serasa mengenali suara itu, buru-buru Dia berdiri, dan melihat siapa yang sedang usil padanya, saat sudah melihatnya Dia di buat terkejut bukan kepalang.
"Ba--bapak,"
"Apa!"
"Masih mau bicara soal THT atau mau saya pecat," seru Adi pada Dia.
"Maaf Pak,"
"Maaf, maaf udel mu itu. Ketimbang kamu bicara lagi lebih baik sekarang kamu jalan!" titah Adi pada Dia.
"Kemana?" tanya Dia.
"Taman safari," jawab Adi.
"Huh, ngapain pak." Ucap Dia.
"Mau nyamain kamu sama hewan di sana," ujar Adi yang sudah teramat kesal bukannya jalan malah bertanya terus.
Yaelah kamu nya aja yang ogeb Adi, kan yang salah elu ngapa elu juga yang kesel, emang mau ikut Dia pulang kerumahnya haduh.
"Bapak yang numpang Bapak juga yang kesel sama saya," ucap Dia sambil menggenggam setir begitu erat karena merasa bodoh bersama dengan pria itu.
"Maksud kamu apa,"
"Masa iya saya harus menjelaskannya sih Pak, emang Bapak mau ikut pulang ke rumah saya," terang Dia pada Adi.
"Ngapain saya ke rumah kamu," tanya balik Adi.
Dasar somplak, umpatnya dalam hati, karena Dia benar-benar merasa bodoh.
"Kali aja mau Bilang ke Emak, buat ngelamar saya." Ucap Dia tanpa Ekspresi.
"Boleh sih. Terus setelah resmi jadi istri saya kamu saya suruh buat anak yang banyak," jawab Adi enteng dengan di iringi senyuman licik.
Dan seketika raut wajah Dia menjadi garang dan mendelik kan matanya lebar-lebar pada Adi, karena Dia langsung berdiri dengan berkacak pinggang.
"Di kira saya pabrik apa! dan maksud Bapak apa coba, uda naik ke atas motor saya, terus kalau gak mau nganter saya bakal di pecat, sedangkan Bapak saya tanya kemana, malah jawabnya ngalor ngidul kagak jelas, sebetulnya mau Bapak apa sih! niat banget mau ngerjain saya." Dia begitu emosi, karena Adi tak kunjung mengatakan akan tujuannya.
Adi tertegun kala melihat Dia marah, karena dirinya pun baru sadar akan tujuannya yang akan kemana.
Aduh malu-maluin saja di marahi sama ini bocah, kalau udah marah mirip kek macan tutul pula, aduh mukaku mau ku taruh di belakang bisa kali ya. Batin Adi, karena kemarahan dari Dia membuatnya seketika diam.
Aduh Adi, emang situ setan ya mau muter kepala buat hadap ke belakang, ada-ada bae kamu itu mah.🤦♀️🤦♀️
"Saya mau pulang! Sebelum sama emak saya keburu di jadiin rempeyek, dan jangan ganggu saya lagi ngerti Bapak," ancam Dia.
Namun Adi teringat akan tujuannya buru-buru naik lagi ke atas motor Dia.
"Buruan antar kan saya pulang dulu," dengan tanpa dosa Adi lagi-lagi membuat Dia kesal.
"Emang motor Bapak kemana? gangguin orang saja bisanya," sungut Dia.
"Udah jangan marah, dan jangan bawel,"
Akhirnya mereka berdua pun mengendarai motor yang di setir oleh Diah.
"Jalan xxxx ya," Adi yang memberi tahu akan tujuannya, namun di abaikan oleh Dia, walau sesungguhnya Dia pun mendengar.
"Kamu denger kagak,"
"Berisik." Bentak Dia, karena sedari tadi terus saja mengoceh.
Akhirnya lelaki itu tak bersuara lagi, karena suara bentakan dari Dia, membuat nyalinya agak ciut.
Bukan tanpa alasan, kebanyakan perempuan akan berlaku lemah lembut, dan nada suara yang tak pernah tinggi jika bertemu oleh lawan jenis, namun berbeda dengan sosok gadis yang bersamanya. Sifat bar-bar kalau marah sudah mirip macan tutul, dan tak punya rasa alay, membuat Adi, serasa bangkit setelah keterpurukan karena kehilangan mendiang istrinya.
Mereka sampai jalan yang di tunjuk oleh Adi, dan Dia sekarang sudah berhenti.
"Di sini kan Bapak tadi minta di antarnya, kalau gitu saya pamit, karena hari sudah mulai gelap." ucap Dia tanpa ekspresi dan terlihat dari raut wajahnya jika Dia, sedang terburu-buru.
"Assalamualaikum." ucap Dia, sebelum kendaraan yang di tumpangi nya meleset.
Belum juga Adi berterimakasih, namun dengan kecepatan di atas rata-rata Adi yakin kalau Dia sedang mengejar waktu, karena sekarang lebih dari jam lima sore.
"Dasar bocah" gumam Adi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hye teman-teman semua, makasih ya udah mau sempetin mampir di karya ala rengginang ancur. Jika tak suka dengan hasil karya saya boleh skip tanpa memberikan boom like, jika suka jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara like komen dan vote.🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Mur Wati
🤣🤣🤣sama somplaknya
2024-10-12
0
Reni Mardiana
ngakak njirr 🤣
2023-01-11
1
Nindira
Waduh dia mau dijadiin pabrik anak😱
2022-12-02
1