"Assalamualaikum," terdengar suara dari balik pintu luar yang sedang mengucap salam, dan buru-buru Mak Ita melepaskan pelukan Dia.
"Kenapa di lepas sih Mak, orang belum puas juga," kesal De.
"Emang kamu kagak denger ya, ada suara orang mengucap salam." Jawab Mak Ita.
Tok.
Tok.
Tok.
"Kaga budeg kan kamu, noh denger lagi ada suara ketukan, udah sono dasar lebay."
Elah, niat mau nostalgia malah dikatain lebay, nasib elu De, apes.
Ceklek.
"Waalaikumsalam," timpal Mak Ita.
"Kenapa pakai di kunci segala sih Mak, kayak orang takut di tagih utang," sungut Edo, anak sulung Mak Ita, yang sepulang dari kerja.
"Ini pasti kelakuan adikmu yang ngunci," jawab Mak Ita.
"Kampreet!" teriak Edo pada De.
"Apa sih elu Paijo teriak-teriak," sahut De, yang berada di ruang tengah.
"Dateng-dateng kagak bawa makanan malah teriak-teriak udah mirip kek tarsan," ucap Dia lagi.
"Eh dasar elu kampret ya, ngapain pintu pakai di kunci segala," sungut Edo, yang merasa kesal akibat ulah adiknya yang menutup pintu, hingga akhirnya Edo pun harus menggedor nya.
Hehehe.
Yang di tanya hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya.
"Idih di tanya bukan jawab malah cengengesan kagak jelas," ucap Edo lagi.
"Habis ke sambet adikmu tadi, makanya bisa begitu," sahut Mak Ita tanpa menoleh.
"Buset Mak! Kira-kira dong, masa cantik-cantik begini di bilang ke sambet," dengan raut wajah yang kesal dan memonyongkan bibirnya seakan Dia, adalah anak kecil yang sedang merajuk.
"Cantik dari hongkong," jawab Emaknya.
"Oh, iya ya. Orang Emaknya modal begini, pantas anaknya jelek," timpal Dia.
"Eits. Gak boleh marah pada dasarnya emang nyatanya seperti itu, ngaca saja noh hidung Emak rata."
Sebelum kena jewer lari ah, batin De.
"Dasar anak durhaka kau ya, awas saja nanti habis itu kuping ya."
"Bener-bener itu anak ya gak ada sopan-sopan nya sama orang tua" gerutunya sambil berjalan ke arah dapur setelah berteriak akibat ulah Dia.
Dan Edo pun hanya menggelengkan kepala dan sesekali berdecak, karena melihat dua wanita yang sudah mirip tom dan jery itu.
Sore telah lenyap dan berganti dengan gelapnya malam, dan saat ini mereka sudah berada di ruang TV, sambil menikmati makan malam, dan mereka bertiga duduk di bawah beralaskan karpet.
"Mak, besok bawain bekal ikan pindang terus di masak sambal ya," ucap De, yang tiba-tiba mengeluarkan suara, karena semenjak tadi mereka hanya terdiam.
"Boleh, tapi kamu harus bantuin Emak." Jawab Mak Ita, pada anaknya.
Setelah itu tak ada obrolan di antara mereka bertiga.
Oh ... Dia ... Dia ... Oh ... Dia ... Dia.
"Woi, lama-lama gue banting juga ponsel elu!" bentak De, pada Kakaknya Edo.
Karena terdengar bunyi Handphone milik Kakaknya membuat Dia kesal.
Bukan karena apa, melainkan nada dering yang membuat Dia jengkel.
"Apaan sih elu kampret, Handphone-handphone gue juga elu yang nyolot." balas Edo.
"Ganti gak nada deringnya!" seru De.
"Ogah, orang gue suka," jawab Edo.
"Dasar kampret,"
"Elu yang kampret"
Elu.
Elu.
"Diamm!" teriak Emaknya pada mereka berdua , karena sedari tadi adu mulut dan tak ada yang mau mengalah di antara Kakak beradik itu.
"Apaan sih Mak," ucap mereka berdua bersamaan.
"Denger suara aneh kagak?" tanya Mak Ita pada kedua anaknya.
"Suara aneh apaan," jawab Edo.
"Suara apaan emang," ucap mereka berdua lagi.
Brutt, tut. Tut.
"Emakkkkk!"
"Berisik."
"Suara kentut Mak, jijik. Kayak orang lagi diare," protes Dia, dan Edo.
"Mau lagi," ucap Emak nya dengan tanpa dosa dirinya buang gas beracun dengan seenaknya.
"Kagak mau." Dia pun berdiri, dan tak berapa lama Kakaknya pun ikut berdiri karena harus mengangkat telepon.
"Makan tuh kentut, siapa suruh berantem mulu." gumam Mak Ita, sambil tersenyum karena merasa puas telah memberikan pelajaran untuk anaknya. Itu karena terusik di saat dirinya sedang asik menonton TV dengan acara yang berjudul Azab.
Nah gini kan aman gak ada yang gangguin, Batinnya dalam hati.
Sedangkan Dia yang sudah masuk kamar, kini keluar lagi karena ada yang ketinggalan.
"Mak," panggil Dia pada Emak nya.
"Apa!" jawab Emak nya Dia.
"Hati-hati Mak, nanti Emak kena Azab juga gara-gara kentut sembarangan." Setelah menakut nakuti Emaknya Dia pun kembali ke kamar dan menutup pintunya.
Brak.
Siapa sangka jika Emaknya marah dan melempar sandal kearahnya namun bukan mengenainya malah mengenai pintu.
Jam yang berada di gawai milik Dia, sudah di angka 22:00, namun dirinya sulit untuk memejamkan mata. Sedangkan semua penghuni selain dirinya sudah tak terlihat melainkan sudah berada di kandang masing-masing.
Tak bisa memejamkan mata membuat Dia, keluar kamar untuk membuat secangkir kopi hitam, untuk menemaninya berselancar di dunia maya.
Saat dirinya membuka aplikasi berlogo biru itu, sepertinya ada sosok yang sempet di temui nya tadi siang. Rasa penasaran pun kian menggebu, untuk memastikan jika lelaki dewasa itu memang orang yang sama yang menabraknya siang tadi, akhirnya Dia membuka profilnya.
Dan benar saja akun yang lewat di berandanya ternyata memang lelaki yang berada di toko siang tadi. Terlihat ada postingan baru dengan caption.
[Semoga saat bertemu jodohku untuk yang kedua kalinya, tidak seperti bocah gesrek tadi siang.]
Seperti itulah postingan yang yang di unggah oleh lelaki itu.
Ada limapuluh lebih yang berkomentar, dan bermacam-macam jawaban yang di berikan, hingga Dia berhenti di salah satu orang yang memberikan komentar yang berucap kan doa.
[Kalau aku mah berdoa supaya jadi jodoh kamu, karena yang satu somplak yang satunya gesrek, hahaha..Biar impas, karena yang dulu kan pemalu.]
Maka seperti itulah yang komentar yang di berikan oleh temannya.
"Eh buset, siapa juga yang mau sama ini orang, eh bentar, berarti ini orang pernah nikah dong" gumam Dia.
Sialan ini orang masa gue di bilang bocah gesrek, umpat Dia dalam hati.
"Sepertinya perlu di kasih hadiah orang kek gini. Gak terima gue di bilang gesrek, orang gue waras dan sehat juga" ucap Dia pada diri sendiri.
[Dasar Om-om kagak laku, makanya cari sensasi di sosmed, harusnya yang di bilang gesrek itu situ, bukan saya, kalau mau promo sertakan hastag dan link biar nanti cepet dapat jodohnya, salam dari bocah gesrek tadi siang.]
Setelah itu pesan ku kirimkan di kolom komentar, setelah itu data internet ku, ku matikan. Sekilas ku lirik jam di gawai yang sekarang sudah menunjukkan di angka 00:00.
Lantas aku Segera tidur dan tak ingin esok pagi bangun kesiangan, bisa-bisa suara toa pindah di dalam rumah yang ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
punya anak kek gini makan tabokan sendal terus dia..
2023-01-17
1
Nindira
Udah di fav🥰😍
2022-10-28
0
R.F
semangat kak, 2 like hadir. like balik iya
2022-10-07
1