"Hika masih di sini, Za?" tanya pak Ando, Abi nya Zahira.
"Iya, bi," jawab perempuan itu.
Pak Ando menunjuk ke arah jam dinding besar yang terdapat di sana, mengingatkan jika ini sudah larut malam.
"Gak baik, Za. Lebih baik kamu suruh Hika pulang, ya. Besok kan masih bisa datang lagi ke sini."
Zahira mengangguk segan. "Iya, bi. Maaf."
"Ya sudah, kalau begitu Abi balik ke kamar lagi saja, kasihan umi sendiri."
"Iya, abi."
Pak Ando pergi dari sana, meniti anak tangga lantaran kamar beliau terdapat di lantai atas.
Zahira jadi merasa segan terhadap orang tuanya, lagipula tidak biasanya Hika main ke rumah sampai lupa waktu seperti sekarang.
Tidak berapa lama, Hika kembali.
"Abi kamu minta kamu suruh aku pulang?"
Zahira terkejut dengan pertanyaan Hika. "Kamu dengar, Ka?"
"Gak sengaja. Maaf ya kalau kehadiran aku buat keluarga kamu gak nyaman."
"Bukan begitu, Ka. Maksud abi-"
"Iya aku paham, Za," pangkas pria itu. "Kalau begitu aku pulang sekarang, ya," pamitnya.
"Tapi kamu gak marah kan, Ka?"
Melihat ekspresi segan di wajah Zahira membuat Hika mengulas senyum. "Gak kok, Za. Buat apa aku marah?"
Zahira menghembuskan napas lega. Syukurlah jika Hika tidak tersinggung dengan ucapan papanya.
"Ya udah, kalo gitu aku pamit pulang, ya. Assalamu'alaikum .." ucapnya sembari menyambar hp nya yang tergeletak di atas meja.
"Waalaikumussalaam .."
Baru beberapa langkah Hika pergi, tapi Zahira teringat sesuatu.
"Ka, tunggu!"
Hika menghentikan langkahnya kemudian menoleh. "Iya, Za. Ada apa?"
Zahira menghampiri Hika. "Tadi ada telepon masuk ke hp kamu. Aku tadi coba angkat, takutnya penting."
"Siapa?"
"Enggak tahu. Perempuan. Dia minta buat kamu telepon balik."
Alih-alih mengecek riwayat panggilan di hp nya, justru Hika malah memandang perempuan di hadapannya.
Bagi Hika, Zahira adalah perempuan yang sangat sempurna. Meski dia lahir di keluarga berada, tapi perempuan itu terlihat sangat sederhana. Hijab yang terpasang di kepala perempuan itu yang membuat Hika betah memandang kecantikannya. Terlebih, selama menjalin hubungan yang hampir dua tahun ini, tidak pernah ada perdebatan di antara mereka. Zahira tidak pernah cemburu terhadap perempuan lain, termasuk seperti sekarang, ada penelepon perempuan yang memintanya untuk menelepon balik pun, Zahira kelihatan sangat tenang.
Ia jadi takut, bagaimana jika nanti Zahira tahu kalau dirinya sudah menjadi suami perempuan lain? Ia terlalu takut mengecewakan Zahira, ia tidak sanggup melihat Zahira sampai menitikkan air mata karenanya.
"Iya, nanti aku coba telepon balik orang itu. Aku pulang, ya."
"Iya, Ka. Hati-hati!"
"Makasih, Za. Aku pasti bakal kasih kamu kabar kalau aku udah sampai rumah."
Zahira mengantar Hika sampai depan, sampai pria itu pergi barulah ia masuk ke dalam rumah.
Sementara di tempat lain, Qiya belum juga bisa tidur. Air matanya mengalir deras di bantal. Mengingat begitu teganya Hika yang pergi ke rumah perempuan lain di malam pertama pernikahannya.
Pertanyaan suaminya sedang apa bersama kekasihnya terus berputar di kepala Qiya. Ia tidak sanggup membayangkan hal-hal yang menyakiti dirinya sendiri.
Sampai ia mendengar suara mobil yang memasuki halaman rumah, Qiya bangun dan segera menyeka air matanya.
Qiya hendak beranjak dari kamar berniat menyambut Hika pulang. Tapi Hika lebih dulu datang dan masuk ke kamar.
"Ngapain kamu di sini?" tanya Hika dengan nada bicara tidak suka.
"Kata bi Iyam ini kamar kamu, mas. Itu artinya aku juga akan tidur di sini," jawab Qiya berusaha terlihat baik-baik saja.
"Enggak bisa. Kamu tidur di kamar lain aja. Aku gak mau tidur sama kamu. Pernikahan ini udah buat aku merasa sangat mengkhianati Zahira. Dan kamu jangan pernah berharap mendapat sedikit aja sentuhan dari aku, karena aku tidak akan pernah melakukannya demi Zahira!"
Kata-kata Hika begitu dalam menusuk hati Qiya, lagi-lagi Qiya tidak dapat menahan tangisnya. Air matanya mengalir tanpa bisa ia cegah, dadanya merasa sesak karena terlalu sakit.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
thor a hadir...
2022-10-17
0
Eva Karmita
aku hadir thoooorr , bab nya aku tumpuk dulu biar enak bacanya , tapi udah aku masukin ke favorit ku 😍
2022-09-05
1
Conny Radiansyah
Zahira wanita baik", ga pantas sama Hika.
Btw, Qiya, loe cukup sadar ... ga usah berharap kebaikkan suami loe. Jelas" Hika ga menghargai pernikahan itu.
2022-09-01
1