Hyun Jin menikmati kehidupan barunya itu walau ia merasa tak nyaman sama sekali. Sekarang Hyun Jin dan Yu Chun sudah memiliki tempat tinggal dan Yu Chun memiliki pekerjaan sebagai buruh tani di ladang seorang jendral kerajaan.
Sedangkan Hyun Jin tidak di perbolehkan bekerja oleh Yu Chun jadi ia hanya mengabiskan waktunya di rumah saja sesekali ia akan berjalan jalan keluar.
Dan sekarang Hyun Jin tengah berjalan ke pasar sambil belanja beberapa kebutuhan mereka. Banyak orang orang memandanginya dengan decakan kagum akan paras ayu yang dimilikinya itu.
"Gadis muda, mau cari apa?" tanya kakek kakek penjual sayur.
"Kakek saya mau lobaknya 1 sama kentangnya 2 ya." kata Hyun Jin.
"Baiklah, ini lobak dan kentangnya." si kakek menyerahkan pesanan Hyun Jin.
"Berapa kek?" tanya Hyun Jin.
"Tidak perlu ambilah, kakek memberimu hadiah ini karena kau begitu cantik." kata si kakek.
Hyun Jin sedikit bergidik ngeri tapi setelah itu ia tetap menerimanya, ya siapa juga yang akan menolak barang gratiskan?
Selanjutnya Hyun Jin mau membeli beberapa potong baju untuknya dan Yu Chun.
Saat sedang asik asiknya berbelanja tiba tiba ada kerusuhan di pasar. beberapa orang berkuda melewati pasar dengan cepat, orang orang panik gak karuan.
"Ibu.... ibu.."
Hyun Jin melihat ada seorang anak kecil menangis di tengah jalan lebih tepatnya jalan yang akan di lewati oleh para pekuda. Dengan cepat Hyun Jin mengambil tindakan dengan menghampiri si bocil dan memeluknya erat karena dirinya juga bingung harus apa setelah ini.
"Awas! Lari!" kata orang orang.
Ingin sekali Hyun Jin berlari namun kakinya tak mau bergerak seinci pun.
Dalam hati ia berdoa jika ia harus mati 2x di sini dan tangisan si bocah menggema di telinganya sambil berusaha menenangkan si bocah.
Hiii...iiiihhhiii.... (Anggeplah suara kuda ya ges yak!)
Kruncing...
"Apa kalian baik baik saja!" tanya seseorang.
Hyun Jin membuka matanya dan melihat ke asal suara.
Ia selamat dan bisa di lihat sekarang kudanya ada tepat di depannya dengan seorang pemuda di atasnya.
"Hei kau! Apa kau tak waras hah? mengendarai kuda di tengah pasar yang ramai! Itu sangat berbahaya kau tahu!!" marah Hyun Jin kesal.
Orang yang berada di atas kuda hanya menatap bingung Hyun Jin.
Si bocil langsung berlari ketika ibunya menghampirinya sedangkan Hyun Jin masih menatap marah pada pengendara kuda.
"Bikin kesal orang saja, heran aku sama orang jaman ini seenak jidatnya saja." Kata Hyun Jin ngedumel gak jelas.
"Berani sekali gadis itu." batin orang orang.
"Hei tunggu! Apa kau tidak tau siapa aku?" tanya orang tersebut yang merasa tak bersalah sama sekali.
"Aku tidak tahu dan gak mau tahu." jawab Hyun Jin jutek kemudian berjalan meninggalkan orang tersebut beserta rombongannya.
"Heh.. Menarik." Batin orang tersebut.
Orang tersebut kemudian memerintahkan pengikutnya untuk berbalik arah dan pergi dari pasar.
Hyun Jin kembali kerumahnya, sembari menunggu Yu Chun pulang ia menyiapkan makan malam untuk mereka. Ya, Hyun Jin memiliki keahlian memasak mengingat ia pernah ikut kursus masak dulu.
"Selesai, lebih baik aku memasuki muka dan tanganku dulu." gumamnya kemudian berjalan ke belakang rumahnya.
Hyun Jin menatap langit yang mulai menampakan langit jingganya yang pertanda senja datang, namun agak sedikit kelabu karena mendung.
"Sepertinya akan hujan malam ini." gumamnya lagi.
"Tiba tiba ingat eomma di saat saat seperti ini, eomma bogoshippo." racaunya.
"Hyun jin!"
Hyun Jin berjengit kaget hampir terjungkal ke depan akibat Yu Chun yang tiba tiba muncul memanggilnya.
"Wae..... bisa tidak jangan mengejutkan ku!" teriak Hyun Jin kesal.
"Hari ini kenapa semuanya membuatku kesal saja. Huuuh ... aku jadi marah marah gak jelas macam gadis pms saja." celoteh Hyun Jin kesal terus meninggalkan Yu Chun sendirian dengan seribu kebingungan.
"Apa itu pms?" tanya Yu Chun dalam hati.
*
Makan malam berlangsung Hyun Jin merasa sedikit bosan sekarang.
"Hyung, besok aku ikut ya! Aku bosan di rumah terus." rengek Hyun Jin.
"Tidak, kau harus tetap dirumah! Di sana panas, dan berbahaya lebih baik kau di rumah saja lebih aman!" latang Yu Chun.
"Gak adil lah hanya kau yang bekerja sedangkan aku malah enak enakkan di rumah." kata Hyun Jin.
Tiba tiba Hyun Jin merasakan kepalanya di usap lembut.
"Tidak apa apa itu memang sudah menjadi tugasku," kata Yu Chun.
Seketika tatapan memelas Hyun Jin berubah jadi jengkel dan ia menyudahi makan malamnya tersebut.
"Aku sudah selesai aku mau tidur sajalah." kata Hyun Jin.
"Hah... baiklah selamat tidur." Yu Chun memilih melanjutkan makan malamnya setelah mengucapkan selamat tidur pada tuan mudanya.
*
*
*
Dua hari setelah kejadian tersebut akhirnya Hyun Jin di perbolehkan ikut Yu Chun ke ladang. Di sana Hyun Jin hanya duduk saja sambil melihat Yu Chun bekerja membersihkan rumput. Ya, karena ia tak diperbolehkan melakukan apapun oleh Yu Chun takut nanti Hyun Jin kelelahan katanya.
Tak di sangka sangka hari itu sang pemilik tanah datang tuk mengecek kondisi ladangnya yang sebentar lagi siap panen.
Dari kejauhan Hyun Jin melihat rombongan sang jendral dengan beberapa ajudan di sampingnya melihat lihat tanaman miliknya itu. Dan pada akhirnya sang jendral melihat dirinya yang sedang duduk di bawah pohon palm.
"Siapa dia kenapa asik duduk disana bukannya bekerja?" tanya sang jendral.
"Saya tidak tahu tuan, saya juga baru melihatnya." jawab sang ajudan.
Kemudian mereka menghampiri Hyun Jin sedangkan yang di hampiri santai santai saja.
"Hei kau!" panggil sang ajudan.
Merasa terpanggil Hyun Jin menolehkan kepalanya, dan menatap dengan tatapan bertanya tanya.
"Wah, ternyata di kota ini ada gadis secantik dia? Sungguh permata yang berharga." kata sang jendral yang terpukau akan kecantikan yang dimiliki Hyun Jin.
Yu Chun yang mendengar itu menoleh dan mendapati Hyun Jin di krumuni orang orang yang sekarang ini menjadi atasannya itu.
"Maaf tuan, dia adik saya. keluarga saya satu satunya. Dan dia masih kecil jadi saya mengajaknya karena tak bisa meninggalkannya sendirian di rumah." kata Yu Chun.
Hyun Jin menatap Yu Chun, kecil? memangnya berapa usiaku saat ini? batin Hyun Jin.
"Begitu? Kenapa kau tidak bilang jika kau punya adik secantik ini? Kau bisa menitipkan adikmu di rumahku!" kata si jendral.
"Tidak tuan, saya tidak mau adik saya menjadi beban anda." Kata Yu Chun karena takut ada motif lain.
"Tidak, Aku akan menjamin kehidupan adikmu dengan nyaman dan berkecukupan. Dan aku bisa membantu adikmu agar bisa bekerja di istana." kata Si jendral.
"Tidak tuan, saya masih bisa mencukupi kebutuhan adik saya terima kasih akan perhatian anda tuan." kata Yu Chun.
Hyun Jin diam saja toh dia tak tau apa pun juga.
"Baiklah."
Setelah berkata seperti itu jendral Do pergi dari sana.
Yu Chun menghampiri Hyun Jin yang sedari tadi diam saja.
"Jangan pernah mau ajakan dari jendral Do mengerti!" kata Yu Chun.
"Kenapa?"
"Nanti aku ceritakan di rumah! Sekarang berhati hatilah mengerti." kata Yu Chun.
"Ya, baiklah. Tapi ngomong ngomong berapa usiaku sekarang?" tanya Hyun Jin penasaran.
"Apa anda benar benar melupakan segalanya Hyun Jin? Usiamu sekarang memasuki 14 tahun ini." jelas Yu Chun.
"Hah?...
#
#
#
...to be continued...
...jangan lupa bantu suport author dengan cara like, komen and vote!!! Karena dengan cara itu membuat author bersemangat lagi melanjutkan ceritanya!!!...
...Selamat membaca, dan semoga kalian suka ceritanya dan jangan lupa mampir di cerita punya author yang lainnya di jamin seru, kalian bakal di aduk aduk perasaan kalian sama cerita cerita author!!...
...Salam manis dari author gaje, semoga harimu menyenangkan!...
...bye bye!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
×°Hikaru_Nero°×🎌🎴
akhirnya up juga,,,,,,semangat thor
2022-10-07
1