Part 4

...🍀🍀🍀...

Pukul 12 malam.

Kania terbangun dari tidurnya. Entah kenapa Kania tiba-tiba merasakan sakit pada perutnya. Padahal tadi malam Kania tidak mengonsumsi makanan pedas.

"Duh, kenapa perut Kania bisa sakit begini?" cicit Kania sambil memegang perutnya erat-erat.

Karena tak punya pilihan, akhirnya Kania mencoba membangunkan Bella yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

"Bell, bangun Bell. Tolongin Kania. Perut Kania sakit banget!" ujar Kania seraya mengguncang lengan Bella.

"Hmm...." Bukannya bangun, Bella malah membalikan posisi tidurnya menjadi membelakangi Kania.

"Bagaimana ini? Bella susah sekali dibangunin, mana perut Kania makin sakit lagi!" keluh Kania sambil mencengkram erat perutnya.

Kania kemudian turun dari kasur dan bergegas keluar kamar. Setelah itu, Kania melangkah menuju dapur untuk membuat air panas.

"Shhh, sakit," rintih Kania tak kuasa menahan nyerinya lagi.

Akhirnya Kania memilih duduk sebentar di lantai dapur sambil memegangi perutnya kuat-kuat.

"Sakit! Hiksss!" Kania mulai menangis.

Pasalnya perut Kania semakin lama semakin nyeri. Seolah-olah gadis itu akan menghadapi kematian.

"Siapa di sana?"

Bibir Kania berusaha tersenyum setelah mendengar suara itu. Siapa lagi kalau bukan Daniel.

"Kak Daniel, Kak! Ini Kania!" sahut Kania lirih.

"Kau? Kenapa kau ada di dapur?" tanya Daniel sambil berjalan menghampiri Kania, lalu berjongkok di samping gadis itu.

"Perut Kania sakit Kak," timpal Kania dengan menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Daniel.

"Sakit? Kenapa bisa sakit?" tanya Daniel.

"Ga tau. Sakit, hiksss," rintih Kania.

"Sttt, tenanglah!" Daniel mengelus-ngelus lembut rambut Kania agar gadis itu tetap tenang.

"Sakit!!!" erang Kania dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi.

"Hey, jangan nangis. Sttt ... aku obati kamu ya," ucap Daniel sambil mengusap air mata Kania.

Tanpa berpikir panjang, Daniel menggendong tubuh Kania ala bridal style. Setelah itu Daniel membawa Kania ke kamarnya.

🍀

🍀

🍀

Di kamar.

Daniel secara perlahan meletakkan tubuh Kania di atas ranjang tidur king size miliknya.

"Ini, minumlah dulu!" titah Daniel seraya duduk di samping Kania dan membantu gadis itu meminum air putih.

"Sakit, Kak. Hiksss...." erang Kania sambil mencengkram perutnya erat-erat.

"Sttt, tenanglah! Aku akan mengobatimu," ucap Daniel sejenak mengusap lembut seluruh wajah Kania yang tampak basah karena keringat dan juga air mata.

"Tetaplah seperti ini, jangan berbaring! Aku ke dapur dulu!" titah Daniel, yang langsung direspon anggukan kepala dari Kania.

"Jangan lama-lama, Kak. Kania ga mau sendirian di sini," pinta Kania dengan menatap sendu wajah Daniel.

"Engga lama, Kania. Cuma sebentar."

"Yaudah, Kak Daniel boleh pergi."

Daniel kemudian beranjak keluar dari kamar dan bergegas menuju dapur.

Skip.

Daniel kembali ke kamar sambil membawa nampan yang berisi kompresan air panas dan juga beberapa obat-obatan.

"Masih sakit?" tanya Daniel seraya duduk di samping Kania.

Kania hanya mengangguk lemas.

"Kalau gitu buka baju kamu sedikit!" titah Daniel.

Menurut! Kania langsung membuka kaosnya. Bukannya sedikit, Kania malah akan membuka sepenuhnya.

"Kania!" Daniel dengan cepat menahan tangan Kania.

"Ada apa Kak? Bukannya harus buka baju ya?" tanya Kania dengan wajah polosnya.

"Bukan semuanya, Kania. Tapi sedikit," jawab Daniel.

"Segini?" Kania menyingkap kaosnya sampai atas d*ada hingga memperlihatkan b*ra nya yang berwarna pink.

Melihat hal itu, Daniel langsung terkejut.

"Astaga!" kaget Daniel seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kania!" ucap Daniel panik.

"Kenapa Kak? Kania salah lagi?" tanya Kania cemberut.

"Cepat turunkan kaosmu, Kania!" titah Daniel dengan wajah yang sudah merah padam.

"Tapi, Kak--"

"Cepetan!"

Kania pun menurut. Ia langsung menurunkan kaosnya hingga area d*ada nya itu kembali tertutup. "Udah Kak," ucap Kania.

Perlahan Daniel menatap Kania. Setelah itu ia mulai bernapas lega.

"Maksud aku itu buka segini Kania," ucap Daniel sembari menyingkap kaos yang Kania pakai sampai bawah d*ada.

Jadi yang terlihat hanya perut Kania saja.

"Ohh," gumam Kania sambil manggut-manggut. "Terus sekarang apa lagi Kak?"

Daniel tidak menjawab. Lelaki itu sedang sibuk mengompres perut Kania menggunakan bantalan yang sudah dilarutkan dengan air hangat.

"Jangan bergerak!" pinta Daniel.

Kania mengangguk. Lalu tanpa sengaja mata Kania tertuju pada wajah Daniel.

"Oya Kak, apa merah-merah di wajah Kakak ini bisa hilang?" tanya Kania dengan jemari tangannya yang kini mulai terangkat menelusuri setiap inci wajah lelaki itu.

"Bisa! Kebetulan saat ini aku lagi dalam masa pengobatan. Jadi sebentar lagi lukanya juga akan hilang," jelas Daniel.

"Ohh begitu. Cepat sembuh ya Kak!" ucap Kania seraya tersenyum manis.

Sekilas Daniel terkekeh. "Bukannya kamu yang harus cepat sembuh?"

"Hehe, iya juga sih Kak."

"Nah, sekarang minum obatnya supaya sakit perutnya hilang!" ucap Daniel seraya menyodorkan 3 obat yang berbeda pada Kania.

Kania mengangguk. Lalu dengan cepat Kania meminum semua obatnya.

"Udah Kak," ucap Kania.

"Istirahatlah!" titah Daniel sejenak mengusap puncak kepala Kania dengan lembut.

Kania kembali mengangguk.

Sementara Daniel yang akan beranjak pergi, langsung ditahan oleh Kania.

"Kakak mau ke mana?" tanya Kania.

"Mau tidur di sofa! Kamu tidur aja di sini!" jawab Daniel.

"Jangan di sofa, Kak. Di sini aja, temani Kania. Kania takut sendirian," cicit Kania sambil mencengkram lengan Daniel dengan pelan.

"Tapi Kania, aku--"

"Kania mohon Kak," lirih Kania seraya menunjukkan wajah imutnya.

Daniel sejenak menghela napas panjang. Untuk hari ini Daniel tidak ingin membuat gadis itu bersedih.

"Baiklah."

Tanpa berpikir panjang, Daniel langsung naik ke atas ranjang king size-nya, setelah itu ia duduk di samping Kania.

"Jangan tidur dulu! Perutmu masih dikompres!" peringat Daniel.

"Terus Kania harus apa Kak supaya ga bosan?" tanya Kania.

"Terserah! Kau maunya apa? Nonton film? Baca buku? Atau apa?" Daniel balik bertanya.

Tampak Kania mulai berpikir. "Hmm, Kania mau ... diceritain dongeng sama Kakak. Boleh kan?"

"Hah?"

Bersambung

Jangan lupa like, komen dan vote semuanya ❤

Terpopuler

Comments

Hendri Safran

Hendri Safran

lanjutin lagi kk author. penasaran sama ceritanya...
ini kania emang gak tau apa apa atau gimana kk. ko lugu ya kebangetan
lo ketemu sama orang jahat gimana coba....

2022-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!