Part 2

...***...

Kania menggeleng tidak tau. Setelah itu Kania memejamkan matanya erat, enggan menatap wajah Daniel yang terlihat menyeramkan seperti monster.

"Aaa, kenapa wajah Om.. Eh, maksud Kania, wajah Daddy kayak monster. Kan Kania jadi takut," cicit Kania dengan tubuh gemetaran.

Daniel menghela napas panjang. Lagi-lagi Kania menyebutnya Daddy, bahkan gadis itu dengan lancang menyamakan dirinya dengan monster.

"Bell, apa tipe temanmu seperti ini? Kenapa dia sulit sekali dikasih tau," kesal Daniel sambil menjauhkan diri dari Kania.

"Sekali-kali Kak, Bella punya teman langka kayak Kak Kania," sahut Bella dengan kekehan kecilnya.

"Ya sudah, Kakak ke atas dulu. Mau pakai baju," ucap Daniel.

"Emangnya Kakak mau telanjang dada terus? Ohh atau Kakak emang sengaja turun ke bawah buat tebar pesona nunjukin roti sobek Kakak ke Kak Kania?" goda Bella menatap Kakaknya penuh selidik.

Lantas Daniel langsung mengusap wajah sang adik dengan kasar. "Jangan asal nuduh! Kakak ke bawah itu mau nanyain celana ...."

Daniel menggantung ucapannya. Ia hampir keceplosan ingin mengatakan celana d*alam di depan Kania.

"Celana apa, Kak? Celana jeans? Levis? Atau apa?" tanya Bella tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun.

"Gak jadi! Kakak ke atas dulu," ucap Daniel cepat.

"Kak Daniel."

Daniel menghentikan langkahnya di anak tangga usai mendengar suara panggilan seseorang. Dan suara itu bukan berasal dari adiknya, Bella. Melainkan ...

Kania.

"Ekhem." Bella refleks merilekskan tenggorokannya.

Sungguh, Bella jadi gemas sendiri. Rasa-rasanya dia ingin cepat-cepat mempersatukan Kakaknya itu dengan teman barunya yang lucu.

"Ada apa?" tanya Daniel dengan wajah datar. Padahal bibirnya ingin sekali tersenyum karena Kania akhirnya memanggilnya dengan sebutan Kakak, bukan Om ataupun Daddy.

"Kakak tadi nyari Bella buat nanyain sesuatu 'kan?" tanya Kania.

"Iya, tapi gak jadi," timpal Daniel.

"Kenapa gak jadi? Padahal Kania tau apa yang Kakak cari," ujar Kania seraya tersenyum manis.

"Maksud Kak Kania?" tanya Bella tidak mengerti.

Kania kemudian bergegas menuju sofa dan mengambil sesuatu di atas sana. Setelah itu, Kania menunjukan sesuatu tersebut di hadapan Daniel.

"Ini kan yang Kakak cari?" tanya Kania.

Lantas Daniel terbelalak melihatnya. Bagaimana bisa celana d*alam miliknya yang bergambar spiderman ada di atas sofa. Dan lebih malunya lagi Kania yang menemukannya.

"Astaga! Jadi Kak Daniel turun ke bawah cuma untuk nyari celana d*alam spiderman," ucap Bella sambil tertawa keras.

Daniel yang sudah terlanjur malu, akhirnya merebut celana d*alam tersebut dari tangan Kania.

"Ini punya teman! Bukan punyaku!" dusta Daniel dan langsung menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa.

Bella yang melihat Kakaknya salah tingkah hanya bisa tertawa. Baru kali ini Bella melihat sang Kakak malu seperti tadi di depan gadis asing.

"Emangnya Kak Daniel suka spiderman ya?" tanya Kania dengan wajah polosnya.

"Hahaha, iya Kak. Kak Daniel itu paling suka sekali sama spiderman. Kalau Kakak masih penasaran, Kakak bisa masuk kamar Kak Daniel dan cari tau sendiri," ucap Bella di akhiri dengan menaik-naikan kedua alisnya.

"Yaudah, nanti Bella kasih tau ya dimana letat kamar Kak Daniel," ucap Kania.

"Oke, Kak! Tapi nanti Kakak pakai baju yang Bella kasih ya!" peringat Bella, yang langsung direspon anggukan kepala dari Kania.

'Xixixi ... Sebentar lagi Bella akan tau Kak Daniel itu pria normal atau tidak. Kalau normal ya pasti Kak Daniel bakal ngelakuin sesuatu sama Kak Kania. Minimal c*iuman lah,' batin Bella seraya tersenyum jahil.

*

*

*

Di Kamar.

Daniel sedang sibuk mengancingkan kemejanya. Lalu tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka.

Ceklek!

"Bell, apa itu kau? Kemarilah! Bantu Kakak pasangkan dasi!" pinta Daniel tanpa menoleh ke arah orang itu.

Hening.

Tak ada respon.

"Bell, tumben sekali hari ini kau tidak bicara? Biasanya kan kau suka cerewet kalau ke kamar Kakak," ucap Daniel merasa heran.

Lagi-lagi tidak ada sahutan.

"Kau lagi ada masalah ya? Apa temanmu yang lugu itu menyakitimu, hm?" tanya Daniel lembut. Namun, belum menoleh pada orang itu.

"Kamar Kak Daniel bagus juga ya ternyata!"

Lantas Daniel membulatkan matanya sempurna. Pasalnya suara itu bukan adiknya, Bella. Melainkan si gadis lugu.

Cepat-cepat Daniel membalikan tubuhnya memandang ke arah Kania. Tampak gadis itu sedang duduk manis di atas ranjang tidur king size miliknya.

"Kau? Sedang apa kau di sini?" tanya Daniel ketus seraya berjalan menghampiri Kania.

"Lihat-lihat kamar Kakak. Kata Bella kamar Kakak ada gambar spiderman-nya. Tapi kok Kania liat, gak ada ya?" heran Kania sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Daniel menepuk dahinya sekilas. Ternyata dugaannya mengenai Kania adalah gadis polos memang benar. Buktinya gadis itu mempercayai omong kosong adiknya.

"Di kamarku tidak ada gambar spiderman. Lebih baik sekarang kau keluar!" usir Daniel.

Bukannya menurut, Kania malah beranjak mendekati Daniel.

"Kau?"

Daniel melototkan matanya ketika menyadari pakaian yang Kania pakai. Mini dress berwarna cream di atas lutut yang menampakan belahan d*ada.

Apa ini ulah Bella juga?

Ahh, sial, batin Daniel.

"Kenapa kau memakai baju itu?" tanya Daniel seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ohh ini ... tadi Bella nyuruh Kania buat pakai baju ini, katanya baju ini bakal bikin Kak Daniel suka sama Kania," jawab Kania terus terang.

Apa katanya? Suka?

Jujur, saat ini Daniel bukan hanya suka, melainkan dirinya mulai terg*airah.

"Sebaiknya kau keluar sebelum--"

"Sebelum apa, Kak?" tanya Kania seraya mengerjapkan mata berkali-kali.

'Arghh, kenapa dia harus imut?!' batin Daniel resah.

"Oya Kak, di wajah Kakak ini kenapa banyak yang merah-merah? Kakak beneran saudaranya monster?" tanya Kania polos sambil meraba-raba setiap inci wajah tampan milik Daniel.

Astaga? Apa lagi ini?

"Kania," gumam Daniel mulai mencekal pergelangan tangan Kania. "Jangan coba-coba menyentuhku!" peringatnya.

"Kenapa? Kania suka kok nyentuh wajah Kakak," ucap Kania.

Daniel menghela napas kasar. Lalu dengan satu tarikan, tubuh Kania sudah menempel pada dada bidang milik Daniel.

"Kania, apa kau tau, kau ini sedang masuk kamar siapa?" tanya Daniel, di mana matanya kali ini menatap Kania lebih intens.

*

*

*

"Astaga! Kenapa aku yang deg-degan ya? Padahal kan Kak Kania yang akan digempur sama Kak Daniel, bukan aku," resah Bella sambil mondar-mandir gak jelas di ruang tengah.

"Kira-kira Kak Kania berhasil gak ya goda Kak Daniel?" pikir Bella penasaran.

Matanya kini tertuju pada lantai atas, lebih tepatnya pada kamar Kakaknya.

"Intip dikit gak papa kali ya?"

*

*

*

"Ka--kamar Kakak kan?" tanya Kania gelagapan.

Daniel sejenak tersenyum menyeringai. Setelah itu, Daniel mendekatkan wajahnya pada telinga Kania.

"Bukan! Kau baru saja masuk ke kandang harimau, Kania!" bisik Daniel di akhiri dengan meng*ecup singkat telinga Kania.

Deg!

TBC...

Jangan lupa like, komen & vote semuanya ❤

Follow FB author ya : @Helly IV

Instagram : @Definarahmawati03

Terpopuler

Comments

caca

caca

mampir thor, oh ya thor kalau boleh tau mereka umur berapa ya kok aku masih bingung heheheh

2022-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!