Bab 3 : Penasaran

Tepat saat jam makan siang mereka sudah tiba dirumah Nathalia.

Lauren meminta semua teman teman Nathalia untuk mampir dan bergabung makan siang. Namun mereka semua menolak dengan alasan mereka merindukan rumah.

Mata Lauren juga mencari cari sosok Nathan.

Ya.

Selama tiga bulan ini rupanya nama Nathan menganggu Lauren.

Setiap malam dan setiap kunjungan nya ke gereja, Lauren selalu berdoa agar Nathan yang sebelumnya pernah diceritakan oleh Natalia bukanlah Nathan dari masa lalunya.

" Sayang, mana yang namanya Nathan?" Tanya Lauren saat Nathalia selesai menurunkan barang terakhirnya dari dalam mobil.

" Nathan sudah lebih turun karena dia dijemput oleh orang tuanya."

" Ah seperti itu. Apa kamu melihat Seperti apa rupanya kedua orang tua dari Nathan itu?"

" Tidak, Bukankah Momy mengajarin Natalia untuk tidak terlalu ikut campur urusan seseorang yang tidak kita kenal?"

" Soal itu..., ya sudah ayo sekarang kita masuk. Momy sudah memasak beberapa makanan kesukaan kamu." Ucap Lauren.

Nathalia yang sudah sangat rindu dengan masakan Momy nya itu segera memakan dengan lahap.

" Astaga Nathalia pelan-pelan. Kenapa kamu memakan makanan itu dengan begitu cepat."

" Apa di sana mereka tidak memberikan kamu makan yang benar?"

" Bukan begitu Mom, di sana semua makanan yang mereka hidangkan untuk siswi KKN sangatlah nikmat."

" Dan...."

" Tapi aku tidak bisa menahan diri ketika melihat makanan yang Momy masak. Emmm ini sangat nikmat." Ucap Nathalia.

Lauren tersenyum dan meletakkan air ke dalam gelas yang berada di sebelah kanan Natalia.

" Makanlah yang banyak setelah itu mandi dan pergilah beristirahat."

" Yes Mom."

Lauren memilih untuk membawakan barang-barang putrinya itu ke dalam kamarnya sebarin menunggu putrinya selesai makan.

Tak lama kemudian, Lauren mendengar suara langkah kaki memasuki kamar dan...

Hap !!

Nathalia langsung memeluk Lauren.

" Aku sangat merindukan Momy. apa Momy tahu betapa tersiksanya aku selama 3 bulan karena aku tidak bisa melihat wajah Momy."

" Nathalia sebenarnya apa yang kamu pelajari selama KKN?"

" Kenapa?"

" Ya kenapa Momy merasa bahwa kamu terkena virus lebay setelah pulang dari KKN?"

" Pfff, haha. Momy aku tidak sedang terkena virus lebay Aku hanya sedang mengungkapkan isi hatiku yang sangat merindu...."

Pada Nathan.

" Pergilah mandi, bau mu sangat membuat hidung tersumbat." Pekik Lauren.

Nathalia melepaskan pelukannya sambil memasang wajah cemberut.

" Eh eh eh mukanya kayak habis di cium tawon." Ledek Lauren.

" Habisnya Momy tidak mau mengakui diriku yang benar-benar merindukan Momy selama 3 bulan ini."

" Hahah, sudah sana mandi Setelah itu kita lanjutkan momen rindu-rinduan ini."

" Baiklah."

Dengan langkah kaki lesu dan lelah Natalia berjalan menuju kamar mandi dan membeli untuk berendam air hangat.

Matanya terpejam mengingat momen-momen yang sudah dia lakukan bersama dengan Nathan.

Nathalia lalu teringat dengan momen di mana mereka yang tidak sengaja terjatuh karena tersenggol oleh teman-teman yang lain dan membuat Nathan mencium pipi Nathalia.

Blush....

Nathalia mengeluarkan warna merah di kedua pipinya ketika mengingat momen itu.

" Nathan.. Apa dia tidak tahu cara berciuman?. Ah iya aku hampir lupa kenapa selama 3 bulan kita bersama Nathan tidak pernah mencium ku?"

" Dan kenapa aku lupa untuk menanyakan di mana universitas Nathan?"

" Ah Kenapa aku begitu bodoh Bahkan aku tidak meminta nomor ponselnya." Pekik Nathalia.

Natalia kemudian memilih untuk menyudahi sesi berendam air hangatnya karena tiba-tiba moodnya menjadi kacau.

Dan saat Natalia baru saja selesai berganti pakaian ponselnya berdering.

Natalia mengkerut dan dahinya ketika melihat nomor baru yang sedang melakukan panggilan ke ponselnya.

" Halo?"

" Aku merindukanmu Nathalia."

Ah Nathan.

Seandainya dia tahu bagaimana wajah Natalia sekarang, mungkin Nathan tidak bisa menahan diri untuk memakannya. Karena sekarang wajah Natalia benar-benar memerah seperti sebuah kepiting yang disiram saos pedas manis dengan aroma yang menggugah selera.

" Nathan bagaimana bisa kamu menghubungiku? Kita akan belum sempat bertukar nomor ponsel"

" Nathalia seharusnya kamu bisa mengenaliku."

" Kenapa?" Tanya Natalia sambil tersenyum bahagia karena beberapa saat lalu dia baru saja memikirkan tentang Nathan dan sekarang Nathan justru menghubunginya.

" Aku akan tahu saat di mana kamu merindukan aku. Dan saat itulah aku bisa menebak berapa nomor ponselmu dan langsung menghubungimu."

" Idih gombal. Udah gak jaman."

" Tapi kamu seneng kan kalau aku menghubungi kamu.."

" Iya sih..."

" Nathalia..."

"Ya?"

" Jangan pernah menyembunyikan sesuatu yang tidak kamu sukai dengan sikapku. Katakan saja jika ada sikapku yang tidak kamu sukai atau ada sesuatu dari diriku yang membuatmu terluka."

" Kenapa?"

" Karena Aku tidak ingin kamu terluka oleh diriku. Biar saja aku yang merasakan luka dan kamu merasakan bahagia."

" Bagaimana bisa aku merasakan bahagia jika aku melihatmu terluka?" Tanya Nathalia.

" Luka ku akan hilang dan berkurang ketika aku melihat senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajahmu."

" Ah Nathan, kau membuatku ingin terbang ke langit ke angkasa..."

" Hahaha, Nathalia..."

" Ya?"

" Maaf karena aku tidak bisa ikut mengantarkan kamu pulang."

" Tidak apa apa."

" Maaf, sebelumnya aku kan sudah berjanji akan ikut mengantarkanmu pulang dan berkenalan dengan mama kamu."

" Itu bisa dilakukan lain waktu."

" Ya sudah, kamu sedang apa?" Tanya Nathan.

" Aku baru selesai mandi."

" Astaga kenapa kamu tidak mengatakan kepadaku bahwa kamu baru saja selesai mandi?"

" Kenapa?"

" Jika aku tahu bahwa kamu bagus saja selesai mandi tentu saja aku akan menutup mata."

" Lebai."

" Hahah..."

Tanpa terasa Nathan menelpon Nathalia hingga membuat Nathalia tertidur.

" Selamat tidur Nathalia ku.."

Tap

Tap

Tap

Ckelek....

Lauren menggeleng-gelengkan kepala ketika mendapati bahwa barang bawaan Natalia masih tetap berada di tempatnya dan belum dibongkar.

" Sepertinya dia sangat lelah." Ucap Lauren sambil berjalan mendekati Natalia.

Di lihatnya wajah gadis yang kini sudah beranjak dewasa itu.

Lauren masih mengingat momen bahagia dimana hari itu adalah hari pertama dia menggendong Nathalia.

Oek...

Oek....

Oek...

" Anak cantik, anak manis, anak sayang...."

Minggu kedua bulan juli adalah hari dimana Nathalia lahir. Dan Nathalia yang berada dalam gendongan Lauren saat itu adalah bayi Nathalia yang sudah berumur satu bulan.

Terlihat seorang laki laki yang merupakan Ayah dari Nathalia menghampiri Lauren.

" Kemari biarkan aku menggendong nya."

Lauren memberikan Nathalia kepadanya, senyuman tercipta di wajah Nathalia yang sudah tertidur.

" Aku sudah memberikan nama untuk nya. Dia akan dikenal dengan nama Natalia."

" Nathalia..." Pekik Lauren sambil tersenyum melihat ke arah bayi yang masih tidur di gendongan sang Ayah.

" Dan siapa nama saudara kembar Nathalia?" Tanya Lauren.

" Nathan."

Lauren tiba tiba tersadar dari lamunannya.

" Ya Tuhan, aku harus mencari tahu siapa Nathan yang sekarang sedang dekat dengan Putri ku."

Lauren dan segera keluar dari kamar Natalia dan kembali ke kamarnya untuk menghubungi seseorang.

" Fikri, bisakah aku meminta bantuanmu untuk mencari informasi tentang siswa yang bernama Nathan. Dia ikut dalam rombongan KKN bersama dengan Natalia?"

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!