Katia Mendapatkan Nomor Kontak Lopi

Setelah melakukan adu fisik, Boy dianggap sudah menang oleh mantan ketua umum dan semua anggota geng lainnya, karena di pastikan Boy memiliki banyak pendukung, bahkan pendukung Lopi yang besar saja juga memilih dia, lalu masalah jagoan motor, jangan ditanya lagi, dialah juaranya.

“Bagaimana? Apa semua setuju? Jika Boy yang dipilih menjadi Ketua umum?” tanya mantan ketua umum.

“Ya, kami setuju!” sorak mereka.

“Angkat tangan yang setuju!” Hampir semua yang angkat tangan.

“Nah, angkat tangan yang tidak setuju!” Hanya sebagian kecil yang angkat tangan, salah satunya Hugo, kemudian disusul oleh tangan-tangan yang baru mengangkat, padahal tadi mereka tidak angkat tangan, dan mereka adalah kelompok Hugo.

Mantan ketua umum memperhatikan jumlah setuju dan tidak setuju. Lalu, menyimpulkan, “Dari suara yang terbanyak, Boy terpilih menjadi Ketua umum!”

Pengumuman itu mendapatkan sorakan, suwitan, dan suara heboh anggota geng, terutama yang mendukungnya tampak begitu sangat senang.

“Nah, karena pemilihan ketua geng sudah di tentukan, mari kita party!” teriak Eldo sangat heboh.

Mereka semua bersorak dengan semangat. Mantan ketua geng bersalaman dengan Boy dan mengucapkan selamat. “Selamat sekali lagi Boy. Jaga dan pertahanan geng kita! Abang harus segera kembali, karena istri Abang tengah hamil, tidak bisa ditinggal lama-lama! Kalian semua, lanjutkanlah berpestanya!” pamit Sang mantan ketua geng.

“Iya, Bang. Hati-hati,” seru Boy dan anggota geng lainnya.

***

Pesta pora pun terjadi malam ini di sebuah club ternama bernama Cherry Loquid yang dimiliki oleh seorang pengusaha berdarah Jerman campuran Indonesia.

Boy memesan open table dua buah, satu untuk dirinya dan Lopi, satu lagi untuk teman-teman terdekatnya, teman-teman gengs yang paling dipercayainya.

Begitu pula kelompok Hugo dan lainnya juga memesan table untuk kelompok mereka masing-masing.

Hampir semua orang sibuk dengan dunianya masing-masing, mulai dari wine kelas rendah hingga alkohol mahal cita rasa. Ada beberapa gadis dan pemuda bergoyang di dance floor. Badan meliuk-liuk, tampilan seksi menggoda, penuh keringat dan pastinya bau alkohol.

Boy dan Lopi menikmati minuman mahal mereka berdua, Billionaire Vodka, harga segelasnya saja sekitar 7 juta rupiah. Mereka menikmati dengan nikmat seteguk demi seteguk.

Lopi dan Boy berbincang-bincang ringan. “Gue sih suka, Lop, kalau elo, gimana?” ucap Boy memainkan bongkahan es di dalam gelas alkoholnya.

“Lop! Oi, Lopi!” panggil Boy menatap Lopi yang diam saja, tidak membalas ucapannya.

Ya, Lopi tengah melihat di bawah sorotan lampu yang berwarna warni itu, ada seorang gadis yang dia kenal sedang diganggu laki-laki. Tampaknya, gadis itu risih dan tak ingin diganggu.

“Bentar Boy!” Bukannya menyahut pertanyaan Boy, Lopi malah segera menuju gadis itu dengan cepat.

Dan ... Brugh! Brugh! Brugh!

“Ach, sialan!” rintihnya kesakitan karena mendapatkan pukulan di bagian muka dan perut dari Lopi. “Siapa lo? Kenapa lo ikut campur sekali hubungan orang, hah!” Pria itu meraba pipinya yang nyeri akibat pukulan Lopi.

“Lo mau jadi jagoan, ya! Oke, gue jabanin!” Pria itu langsung memasang kuda-kuda, berniat menghajar Lopi.

Sayangnya, pria itu terlalu banyak gaya, masih dengan posisi kuda-kuda, tendangan dari Lopi sudah mendarat di sudut bibirnya. “Jagoan yang sebenarnya di sini adalah gua!” kata Lopi sombong.

“Dasar anak kemarin sore!" soraknya dan melayangkan tinju.

Bugh! Bugh! Mereka berdua bertinju, dan tentu saja dimenangkan oleh Lopi, pria yang di tinjunya itu sampai lemah babak belur.

“Gue ingetin sama lo! Jangan ganggu dia lagi, camkan dan ingat! Dia wanita gue!" ancam Lopi di telinga pria itu asal. Hanya untuk menggertak saja lebih tepatnya!

Setelahnya, Lopi mendekati gadis itu. “Lo ... nggak apa-apa 'kan, Kat?” tanya Lopi. Ternyata, gadis itu adalah Katia. Gadis yang waktu itu di temui si jalan saat menabrak lubang dan meminta diantarkan pulang.

“Iya, gue nggak apa-apa kok Lopi, tetapi gue takut. Gue takut jika nanti di ganggu lagi,” rengek Katia.

Lopi sesaat terdiam. “Terus mau gimana lagi? Lo ngapain ke club? Sendiri lagi? Jelas-jelas tempat ini nggak baik buat cewek,” ungkap Lopi.

“Kalau begitu, anterin gue pulang ya, Lopi,” pinta Katia.

“Ya sudah, gue antar lo pulang,” ucap Lopi. Sambil melangkah ke luar dari Club, Lopi mengirim Boy pesan di aplikasi hijau.

‘Bro, gue nganterin temen dulu ya.’

Boy yang membaca pesan itu mengerutkan kening, berpikir sejak kapan Lopi baik pada cewek.

Setelah keluar dari Club, Lopi dan Katia berjalan ke parkiran. “Gue nggak punya dua helm, biasanya gue cuma sendiri di atas motor, lu aja yang pakai helmnya, ya.”

“Ya-- jangan dong Lopi. 'kan lu yang bawa motor, harusnya lu yang pake helm, gue 'kan cuma boncengan,” balas Katia.

“Oke deh!" Lopi pun memakai helmnya dan mulai menaikkan standar motor. Katia pun naik ke atas motor besar berwarna merah milik Lopi.

Katia memegang sedikit pinggang Lopi malu-malu. Lopi mengendarai motornya dengan laju sedang. Sesampainya di rumah Katia tanpa harus ditunjukkan arah, karena Lopi pernah datang kemari sekali, waktu mengawal saat itu.

“Makasih ya, Lopi.”

“Ya, sama-sama. Gue balik dulu, ya!”

“Eh, bentar, Lopi!” tahan Katia dan Lopi pun menoleh padanya, dia urungkan meng-stater motornya.

“Ya,” jawab Lopi.

“Mmm, begini, bisa nggak, gue minta nomor hp lo. Gue takut kalo di ganggu lagi. Apalagi, kalo cowok tadi dendam, gue takut, boleh ya, gue bisa hubungi lo, minta bantuan kalo di ganggu lagi,” ucap Katia modus.

Lopi sejenak terdiam, ada lengkungan kecil di bibirnya. “Baiklah, catat ya, ini nomor gue!”

Bergegas Katia mengeluarkan hp nya dan mencatat nomor Lopi, langsung memanggil.

Drrrt! Setelah bergetar terdengar deringan dari kantong celanan Lopi. “Hm, itu nomor gue!” katanya tersenyum pada Lopi.

“Iya, gue save!" Lopi segera merogoh kantongnya dan menyimpan kontak Katia.

Tampak kedua muda mudi itu sama-sama tersenyum salah tingkah. Jelas keduanya sama-sama mau tetapi malu.

“Kalau begitu, gue balik dulu ya. Jika ada apa-apa. Hubungi aja gue!” pamit Lopi.

“Ok, sekali lagi, makasih ya.”

“Iya.” Lopi pun meng-stater motornya dan membunyikan kalakson satu kali sebelum pergi melesat. Begitu pula dengan Katia, dia langsung masuk ke dalam rumah setelah kepergian Lopi dengan tersenyum senang.

“Aaaaaah! Akhirnya, aku mendapatkan nomor pria tampan dan baik hati itu!” serunya senang. Bahkan dia menari-nari saat sudah sampai di kamarnya.

“Oooohhh, My Prince!” jeritnya kesenangan.

Terpopuler

Comments

Delvita Anjelina

Delvita Anjelina

si Katia orang nya angresif sih tapi baguslah dg begitu ia bisa sama org yg dcintai

2022-09-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!