HT 4

“ Akan ada pembunuhan berantai malam ini dan gadis itu akan ikut ter tumbalkan juga malam ini. Saya ingatkan lagi tolong kamu jaga gadis itu jangan sampai keluar di atas jam 10 malam,” jelas pak satpam.

......................

Perkataan pak satpam itu membuat Farid tidak dapat berkata-kata lagi, dia segera mencari keberadaan kea untuk memberitahu semuanya.

“ Lea, kamu mau ikut gak nanti malam jalan sama teman teman aku?" tanya Berry.

“ Kemana? Aku harus izin dulu sama ibu dan ayahku jika akan pergi keluar malam,” jawabnya.

“ Ya sudah pulang sekolah kamu izin dan sekalian aku mau main ke rumah kamu. Apakah boleh?"

“ Rumah ku jelek Ber,” ucap Lea.

Berry tersenyum mendengar perkataan Lea jika rumahnya jelek. Dia tidak peduli mau rumah jelek atau bagus yang penting bisa dapat di tinggali. Lea membalas senyum Berry, baru kali ini dirinya mendapatkan teman seperti cewek di depannya itu.

“ Okay Ber, tapi aku pulang naik angkot.”

“ Gpp aku ikut naik angkot bareng kamu, nanti aku bilang sama pak supir untuk tidak jemput.”

Angin berhembus pelan, membuat kedua gadis itu bergidik. Mereka berdua tidak sengaja melihat seseorang lewat dengan sangat cepat. Lea dan Berry saling tatap dan menelan ludah nya.

“ Lea”

”Iya aku juga lihat Ber,” jawab Lea mengerti apa yang di maksud Berry.

Kriing.... kriing..... kriing

Bel masuk sudah berbunyi, pak guru datang dengan wajah sedikit lesu. Sepertinya guru itu khawatir dengan yang akan terjadi nanti malam. Guru tersebut bernama Tyo, dia adalah guru yang selalu baik kepada Lea. Dirinya menatap Lea dengan tatapan kasian.

Lea yang di tatap seperti itu merasa aneh. “ Ada apa sama pak Tyo?”

Disini lain, Farid sedang berkeliling sekitar sekolahan. Tanpa sengaja dirinya menemukan sajen didekat gudang kosong.

“ Pembunuhan berantai malam ini? Lea ter tumbalkan,” gumam Farid lalu dia langsung terbelalak.

“Gak nyangka sekolah sebagus ini kepala sekolahnya melakukan ilmu hitam, bahkan harus menumbalkan siswi siswi yang tidak berdosa. Gue harus secepatnya kasih tahu Lea,” pikirnya.

Dua jam berlalu, kini istirahat kedua. Lea dan Berry sedang asik berbincang didalam kelas. Tiba tiba Farid datang, saat dia akan berbicara si hantu tampan terkejut setelah melihat Berry secara dekat.

Dia baru sadar jika wajah Berry sangat mirip dengan salah satu temannya. Yaitu, Galang.

“ Muka nih cewek mirip Galang? Apakah ini adek yang selalu Galang ceritakan padanya?”

Ya, Galang selalu menceritakan adeknya kepada Farid. Namun, Farid sendiri belum pernah bertemu dengan Berry.

Saat Farid masih melamun, Lea yang melihatnya langsung menyapa Farid. Hal itu membuat Berry heran kepada siapa Lea menyapa.

“ Lea kamu bicara sama siapa?" tanya Berry mengernyitkan dahi.

Lea dengan spontan menjawab jika dirinya sedang bicara dengan Farid. Berry melihat kanan kiri, tapi dia tidak menemukan orang sama sekali selain dirinya dan Lea saja.

“Heh ege, gue dah beda alam.” ucap Farid.

“Eh!! Hehehe, lupa aku kalo kamu bukan manusia pantes saja Berry gak lihat kamu,” jawab Lea dengan menepuk jidatnya dan sambil tersenyum.

“Lu di kasih makan apa sih sama orang tua lu? Perasaan lupa mulu kalo gue bukan manusia,” ledek Farid.

Melihat temannya yang berbicara sendiri membuat Berry takut, dia pun mengajak Lea pergi meninggalkan kelas. “ Lea kita pindah yuk kok aku merinding sih ada di kelas.”

Belum sempat Lea menjawab tangan nya keburu ditarik oleh Berry. Farid pun lupa lagi jika dia harusnya memberitahu Lea soal masalah tadi.

...----------------...

Pukul 16:00. Seperti biasa Reno telah menunggu sang kakak. Dia bertanya pada Lea siapa perempuan yang bersama kakaknya itu? Lea menjelaskan jika itu adalah teman barunya di sekolah. Reno pun menganggukkan kepalanya senang melihat sang kakak yang sudah mempunyai teman setelah sekian lama sendiri.

Sambil menunggu angkot mereka bertiga berbincang-bincang. Saat salah satu angkot datang dan berhenti, Lea terdiam dan memastikan jika itu bukan lah angkot yang kemarin. Dia takut jika nanti dirinya akan naik angkot hantu lagi.

“Kamu kenapa Lea?” tanya Berry dengan heran karena tingkah Lea.

“Ah gpp Ber, ya udah yuk naik."

Ketiganya naik angkot, Tanpa mereka sadari ternyata ada yang sedang memantaunya. Pria itu tersenyum menyeramkan lalu menghilang.

“ Maaf ya Ber rumah aku kecil," ucap Lea tidak enak.

“ Rumah kamu bagus dan rapih walau sederhana dan keluarga kamu masih lengkap Lea, aku iri padamu.”

“ Maaf kalo boleh tahu orang tua kamu masih ada?” tanya nya dengan pelan.

Berry menundukkan kepalanya dan menjawab pertanyaan Lea dengan pelan. “ Mama ku udah gak ada, aku cuman tinggal bareng ayah dan kakak ku saja.”

Lea meminta maaf karena telah mengingatkan Berry pada mamanya. Ibu Lea datang dan menyambut mereka bertiga. Anak gadisnya itu memperkenalkan Berry pada sang ibu.

Ibu Lea mendekat pada Berry dan mengusap punggung nya dengan pelan dan lembut. Teman Lea itu pun tersenyum dengan ramah dan mengucapkan salam.

“ Oh iya Bu, Lea mau izin untuk main bersama Berry nanti malam apa ibu ngizinin Lea untuk pergi?"

Sang ibu terdiam sebentar dia takut jika anaknya itu kenapa kenapa. “ Hm baiklah kamu boleh pergi bersama nak Berry, tapi ingat! Kamu harus hati hati dan jangan terlalu malam pulangnya.”

Kini sudah pukul 19:30. Lea sudah berada dirumahnya Berry. Lea sangat terpukau melihat rumah temannya itu yang sangat besar dan mewah. Dari arah lain datanglah lelaki tua menyambut kedatang mereka. Lelaki itu terlihat sangat tampan walau sudah tidak muda lagi.

Di lanjut dengan kedatangan seorang lelaki tampan yang sepertinya tidak beda jauh umurnya dengan Lea. Ya, itu adalah Galang kakak Berry. Wajah tampan nya membuat Lea terbengong sebentar.

“ Nah kan ternyata benar tuh cewek adiknya di Galang,” gumam Farid sambil memperhatikan Lea.

EKHEM!!

Farid terlihat tidak senang saat Lea menatap Galang dengan serius.

“ Ayok Lea kita masuk dulu ke kamar ku. Setelah itu kita pergi bertemu dengan teman teman yang lain,” ajak Berry.

Sudah kedua kalinya Lea di buat terpukau dengan kamar Berry yang terlihat begitu indah dan aesthetic.

Ditempat lain, Farid iseng masuk kedalam kamar Galang. Dia terkejut melihat poto poto kebersamaan nya masih tersimpan baik oleh Galang. Farid juga melihat sebuah amplop berwarna putih. Dengan penasaran dia membukanya, didalam nya ada surat. Saat dia akan membacanya Galang masuk kedalam.

“ Rid, udah tiga tahun lu ninggalin gue dan yang lain. Gue kangen sama lu yang suka bercanda dan ngerjain gue," gumam Galang.

Farid menganggukkan kepalanya dan tersenyum jahil, “ Oh lu ternyata kangen sama kejailan gue Lang, okay.”

Terpopuler

Comments

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

eh si farit lupa dengan amanatnya

2022-12-12

1

Authophille09

Authophille09

baru ngeh klo Berry cewek🤧 tak kirain tadi Lanang🤦

2022-11-07

1

Ana

Ana

semoga aja farid bisa menjaga lea

2022-09-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!