pertemuan dengan raffi

Disaat fikiran nisa sedang bingung dan kacau, ayah tiri nisa memberikan sebuah solusi untuknya agar bekerja di rumah bosnya saja, karna bosnya sedang membutuhkan seorang pembantu.tanpa berfikir panjang nisa pun langsung mengiyakannya.demi untuk membantu membiayai biaya rumah sakit ibunya.

Pada sore menjelang malam itu juga nisa diajak ayah tirinya kerumah bosnya.inilah kali pertama nisa bertemu dengan rafi seorang duda kaya raya dan tampan menawan namun sinis tanpa senyum sedikitpun.wajahnya selalu datar nyaris tak pernah ada ekspresi apapun sampai sampai tak pernah ada yang tau dia itu sedang marah atau tidak.oleh karena itu seluruh karyawan dikantornya takut dan tak pernah menjawab tidak bisa bila disuruhnya meskipun terkadang mereka sesungguhnya kesulitan dengan pekerjaan yang di berikan.

Sesampainya di rumah raffi kemudian ayah tiri nisa meminta tolong securiti di rumah raffi untuk membukakan pintu gerbang dan mengantarnya menemui raffi.

" selamat malam pak..." ucap ayah tiri nisa pada raffi.

" malam" ucap raffi dengan ketus.

" maaf pa saya mengganggu...saya cuma mau antar anak saya untuk bekerja di sini, karna saya dengar anda sedang mencari seorang art " kata ayah tiri nisa.

" iya" ucap raffi dengan wajah sinisnya.

" emmm... Berarti mulai malam ini anak saya langsung bekerja kah pa???" tanya ayah tiri nisa.

" iya langsung saja" kata raffi.

" emm... Mohon izin pa... Bisakah anak saya ini bekerja di sini sambil kuliah" kata ayah tiri nisa.

" bisa, asalkan dia bisa bertanggung jawab dengan baik pada pekerjaannya" kata raffi.

" emm... Terima kasih pa kalau begitu saya pamit, biar anak saya langsung bekerja, o iya maaf pa sampe lupa... Nama anak saya nisa... Dia anaknya pendiam dan pemalu pa..." kata ayah tiri nisa.

" iya" sahut raffi sambil naik kembali kelantai atas kamarnya.

Kemudian ayah tiri nisa pun bergegas pulang. Sedangkan nisa langsung memulai pekerjaanya malam itu juga.

Setelah nisa menyelesaikan semua pekerjaanya diapun kemudian beristirahat di kamar art yang ditunjukan oleh securiti rumah raffi.saking lelahnya ia pun tertidur dengan sangat lelap.Tanpa terasa pagipun telah datang, tiba saatnya nisa harus memulai semua aktifitasnya kembali.

Pagi itu kali pertama ia menyiapkan sarapan untuk raffi, nisa masih nampak canggung dalam melayani raffi, raffi pun memahami itu... Karna setiap raffi menatap nisa... ia pun tertunduk malu...

Setelah selesai sarapan raffi pun begegas berangkat ke kantornya, karna akan ada miting penting.

Sedangkan nisa pun bersiap untuk kuliah seperti biasa, namun kali ini ada yang berbeda, biasanya ia berangkat sambil mencium tangan dan meminta do'a ibunya... Kali ini ia berangkat dengan penuh beban di pundaknya...

Sesampainya di kampus... Seperti biasa sahabat terbaiknya rani menyambut dengan penuh bahagia, dengan senyumnya yang khas dia pun menyapa...

" hello besty ku... Gimana kabarmu hari ini?" rani menyapa.

" baik besty..." jawab nisa sambil tersenyum untuk menutupi semua beban dihatinya agar tidak terlihat oleh sahabatnya.

" udah sarapan??? boleh ku traktir besty... Kamu kan sudah temenin aku kemaren..." tanya rani

" udah ko besty... emm... Makasih besty... Lain kali aja ya..." jawab nisa.

" yah... Ko gitu sih besty... Emm... Ya udah ga papa... O iya gimana kabar ibumu? Maaf ya sekarng aku jarang nengokin ibumu, soalnya mamah papahku masih belum pulang dari paris... Jadi aku harus nemenin adikku deh..." kata rani.

" emm... Ibuku sekarang ada di rumah sakit ran..." kata nisa.

" hah... Kenapa... Ko kamu ga bilang sih..." rani terkejut.

" ma'af ran aku ga mau ngerepotin kamu..." kata nisa.

" sahabat macam apa aku ini bila ngerasa kamu repotin..." kata rani.

" engga gitu ran... Aku cuma ngerasa engga enak karna sering sekali ngerepotin kamu..." jawab nisa.

" kamu ko gitu sih nis..." rani mengeluh

" ma'afin aku ya ran..."jawab nisa.

" gini aja nis sepulang kuliah nanti kita langsung kerumah sakit bareng ya..." ucap rani.

" iya ran..." jawab nisa.

Sepulangnya merekapun langsung menuju rumah sakit tempat ibu nisa dirawat. Rani terkaget melihat kondisi ibunya nisa yang sedang koma... Kemudian rani bertanya kondisi ibunya nisa ke dokter. Kata dokter kemungkinan bisa lama dia koma, karena belum ada perubahan sedikitpun untuk saat ini.rani pun terdiam sedih... Rani memang sahabat nisa yang baik, sering kali ia membantu segala hal yang dibutuhkan nisa dan ibunya. Oleh karena itu nisa jadi merasa engga enak sendiri karena sering merepotkan rani.

Setelah beberapa sa'at rani terdiam sedih... Kemudian ia bertanya pada nisa perihal biaya rumah sakit ibunya.

" emm... Ma'af nis tolong kamu jangan tersinggung ya..., kira kira biaya rumah sakit ibumu sudah ada kah? Mungkin aku bisa sedikit membantu kalo kamu izinkan..." ucap rani.

" emm... Sudah ada ko ran... Makasih..." jawab nisa. Padahal dia juga bingung memikirkan biayanya... Dia terpaksa berbohong karena ia engga enak terus terusan ngerepotin rani.

Selang beberapa sa'at rani pun pulang karena ia harus menemani adiknya, walaupun memang ada art di rumahnya tapi ia tak tega membiarkan adiknya tanpa pengawasannya.

Setelah rani pulang nisa pun harus segera pergi menuju rumah raffi untuk bekerja, ia sengaja menunggu rani pergi lebih dahulu supaya rani tidak mengetahui kalau ia bekerja sebagai art di rumah raffi.

Sesampainya dirumah raffi, ia pun segera mengerjakan segala tugasnya. Selang beberapa sa'at raffi pun datang, ia melihat nisa bekerja begitu rajin, selain itu pula sesungguhnya raffi merasakan sebuah getaran dihatinya dari semenjak ia bertemu nisa pertama kali, hanya saja ia tipe orang yang kaku dan tak punya ekspresi terhadap sesuatu. Hanya ekspresi muka datar yang ia punya.karna itu seluruh karyawannya menjuluki si bos muka datar.

" malam pa..." kata nisa.

" malam " kata raffi.

" ma'af pa... Bapa mau saya siapin makan malam?" tanya nisa.

" iya" jawab raffi.

Nisa pun segera menyiapkan makan malam untuk raffi, selang beberapa sa'at raffi pun turun dari kamarnya.sa'at menyantap masakan nisa ia seperti merasakan sesuatu yang lain pada lidahnya, seperti sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumya... Sungguh enak sekali kata raffi dalam hati. Hanya saja raffi memang benar benar manusia nol ekspresi.

Tapi hati tak pernah bisa bohong... Getaran getarannya mulai mendobrak benteng di hatinya yang selama ini menggunung yang menutupi seluruh hatinya jadi seakan manusia yang tak punya hati.

Rupanya getaran rasa pada nisa pun mulai terasa seperti gunung yang akan meletus... Hanya saja rasa canggung yang membatasi rasa di hatinya... Akankan kedua rasa itu bisa bertemu menjadi satu...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!