Bab 2

Gladys tau jika dia sangat egois memaksa kakaknya karena menyelamatkan perusahaan mereka. Tapi dia tidak punya pilihan berkata seperti itu agar kakaknya mau menerima Farhan.

Gladys tau bahwa kakaknya masih mencintai lelaki itu. Namun karena rasa sakit hatinya dan penyakit yang ada di tubuhnya membuat dia enggan menerima lamaran lelaki itu.

Gladys mencoba bagaimanapun caranya agar kakaknya bisa menikahi Farhan. Selain menyelamatkan perusahaan, dia yakin lelaki itu akan menjaga kakaknya dengan baik. Walaupun saat ini lelaki itu masih mengesalkan bagi kakaknya, Gladys tau bahwa Farhan lelaki yang tepat untuk kakaknya. Dia yakin bahwa lelaki itu masih menyimpan cinta untuk kakaknya saat ini.

Farhan hanya belum bisa menghilangkan kekecewaannya terhadap Ana karena di khianati di masa lalu.

Gladys berjalan masuki kamarnya dengan lunglai. Pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya mengobati kakaknya agar cepat pulih kembali. Dia rela melakukan apapun demi kesembuhan kakaknya.

...****************...

Hari berlalu dengan cepat. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Ana menemui Farhan di kantornya. Dia tidak ingin apa yang ia bicarakan dengan Farhan di dengar oleh Gladys ataupun pembantu di rumahnya. Untuk itu dia memilih kantor Farhan karena dia yakin di ruangan lelaki itu privasi terjaga.

Ana di antar oleh sekretaris Farhan menuju ruangannya. Setelah pintu terbuka, Ana melihat Farhan sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Wow tidak di sangka akhirnya Putri Ana akhirnya berkunjung ke kantor kamu." ujar Farhan berdiri sambil tersenyum.

"Saya kesini juga terpaksa."

"Saya suka dengan keterpaksaan anda." ucap Fargan kembali duduk di kursinya.

"Silahkan duduk." ucap Farhan lagi.

Ana duduk di kursi yang ada di hadapan Farhan. Ana sekilas menatap wajah Farhan yang semakin hari semakin gagah. Dulu ia selalu berdoa kepada Tuhan agar dia berjodoh dengan lelaki ini. Ana tidak tau apakah dia memang berjodoh atau tidak dengan lelaki ini sesuai dengan doanya.

"Bagaimana? apakah sudah menemukan titik terang?" tanya Farhan memperhatikan wanita itu.

"Saya tidak akan bertele - tele, jadi saya akan bicara satu kali saja, mohon di dengarkan dengan baik."

"Baiklah jika begitu."

"Saya saat ini sedang sakit, saya tidak tau berapa lama saya akan bertahan, saya tidak mau anda tertipu dengan kondisi saya saat ini."

"Baik, saya sudah tau."

"Bagus jika anda tau, saya ingin suatu saat nanti anda menjaga adik saya Gladys." ucap Ana.

"Tentu."

"Bukan menjaga seperti teman atau kerabat, tapi ketika saya meninggalkan dunia ini, anda harus berjanji menikahi dia demi aku." ucap Ana yakin dengan keputusannya.

"Nikahi dia demi kamu? kamu nggak salah memberi syarat seperti itu? aku bukan lelaki sebaik itu yang akan mengabulkan permintaan kamu." jawab Farhan dengan agak kesal.

Bagaimana ia tidak kesal, ini kedua kakinya seorang perempuan memintanya agar menikahi wanita lain. Mereka pikir dia lelaki apa, yang bisa menikahi seorang wanita karena sebuah permintaan.

"Itu syarat dari saya, jika tidak maka saya tidak punya alasan untuk menikahi anda." jawab Ana dengan lantang.

"Kamu punya alasan yaitu perusahaan yang nantinya juga akan menyangkut adik kamu." jawab Farhan.

"Tapi saya akan lebih tenang jika dia di jaga oleh orang yang tepat."

"Wow aku terharu karena kamu sendiri yang bilang bahwa aku adalah orang yang tepat." ucap Farhan tersenyum menatap Ana.

Farhan sudah mendengar tentang masa lalunya wanita yang duduk di depannya. Dia sudah tau bahwa wanita itu menikah diam-diam demi menyelamatkan perusahaannya. Dia kesal dengan wanita itu yang bertindak bodoh saat itu tanpa menceritakan masalahnya saat itu.

Jika bukan karena Karin, dia tidak akan bersedia menyelidiki apa yang terjadi dengan wanita itu. Dia tidak akan mencari tau kenapa wanita itu tega mengkhianati dirinya saat itu.

Putri Ana adalah sahabat dan pacarnya sejak SMA. Farhan, Ana dan Aldo bersahabat sejak duduk di bangku SMA. Farhan dan Ana berpacaran kurang lebih 5 tahun. Ana adalah wanita pertama baginya. Dan dia juga lelaki pertama bagi Ana. Karena wanita ini juga membuat Farhan terjerumus kepada dunia malam. Dia menghabiskan waktunya dengan wanita yang tidak jelas karena ingin menghilangkan rasa sakit hati yang ada di dirinya.

"Bagaimana?" tanya Ana mengagetkan Farhan yang sedang melamun memikirkan wanita itu.

"Baiklah, saya setuju." jawab Farhan akhirnya menyetujui permintaan wanita itu.

"Baik, tapi saya mohon ini akan menjadi rahasia kita berdua, saya tidak mau siapapun yang tau, termasuk Karin, Aldo atau Gladys." ucap Ana.

"Baik." jawab Farhan.

Dia tidak habis pikir dengan pemikiran wanita ini. Saat sakit seperti ini pun dia masih memikirkan adiknya. Farhan tersentuh dengan kasih sayang yang di berikan oleh Ana kepada adiknya.

"Kapan kita akan menikah?" tanya Ana lagi.

"Lusa,lebih cepat lebih baik."

"Kenapa secepat itu?" tanya Ana kaget mendengar jawab Farhan.

Dia tau akan menikah dalam waktu depan, tapi bukan secepat itu juga.

"Jika kamu maunya hari ini atau besok, aku juga akan bersedia, tapi jika mundur dari waktu yang ku sebutkan tadi maka tidak bisa."

"Baiklah lusa, setidaknya saya juga butuh persiapan." jawab Ana.

"Persiapan yang seperti apa?" tanya Farhan mencoba menggoda wanita itu.

Entah kenapa Farhan sangat ingin menggoda wanita itu saat ini. Sudah lama sudah dia berpisah dengan wanita itu.

"Saya rasa saya tidak perlu memberi tau kamu." jawab Ana berdiri dari kursinya.

"Mau kemana?" tanya Farhan kaget saat melihat Ana berdiri.

"Mau pulang."

"Kita belum bahas tentang pernikahan kita."

"Saya rasa anda tidak akan mengurusnya sendiri, jadi untuk apa kita bahas."

"Sial, kenapa dia tau." gumam Farhan dalam hatinya.

"Anda pasti akan menyuruh asisten anda, hubungi saya jika sudah selesai semuanya, saya akan menerima bersih, termasuk tentang gaun pengantin." jawab Ana membuat Farhan terdiam.

Ana meninggalkan ruangan Farhan dengan anggun. Sedangkan Farhan hanya terdiam sambil menatap punggung wanita itu meninggalkan ruangannya.

Farhan menelpon asistennya untuk menyiapkan pesta pernikahan lusa hari.

"Tolong kamu siapkan pesta pernikahan saya lusa di hotel mewah milik keluarga Adha, saya mau pernikahan saya di hotel itu lusa, dan kamu siapkan gaun pengantin untuk ukuran Ana besok juga, saya tunggu laporannya secepatnya." perintah Farhan.

"Lusa bos? tapi...."

"Saya tidak menerima penolakan, silakan kamu suruh orang kamu menyelesaikan secepatnya."

"Baik bos."

Farhan menutup telponnya saat itu juga. Dia lansung menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Dia tidak tau apakah ini adalah pilihan yang tepat. Dia berharap hanya akan menikah satu kali saja seumur hidupnya. Dia akan memberikan upaya agar istrinya cepat sehat dari sakitnya nanti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!