02. Lamaran

Seperti nya aku terkena guna-guna deh."

"Ah..! tapi aku kurang percaya yang gituan." Hari yang ditunggu-tunggu pun datang, aku berdandan dengan rapi, kedua orang tuaku sudah siap menunggu sang calon menantu.

Tepat jam 11 siang tibalah dua orang pria dengan bermodal kendaraan ojek, seorang pemuda tampan, satunya lagi duda paruh baya, seumuran dengan Bapakku.

Penyambutan sangat hangat oleh kedua orang tuaku, dipersilahkan mereka masuk oleh orang tuaku. Disuguhkan mereka dengan hidangkan bermacam-macam santapan kue, termasuk kue khas daerah.

Pemuda tampan mulai mengungkapkan tujuannya dalam rangka bersilaturahmi.

Wah-Wah ternyata Si tampan adalah juru bicaranya Bang Usman, namanya Odin.

" Pak...!buk ." Odin mulai masuk pembicaraan inti.

" Tujuan kami datang kesini untuk bersilaturahmi. Beserta ada keinginan untuk memetik salah satu bunga yang ada dirumah Bapak." Bapak dan ibu tersenyum hangat.

Akhirnya......

Anak Bapak ada orang yang sunting..! gumamnya dalam hati.

Begitulah kalau ada lamaran di desa kami, calon wanita di ibaratkan dengan sekuntum bunga ( sindiran).

"Kalau boleh bapak tau, bunga yang saudara ingin petik buat siapa ya?" Ujar Bapakku dengan senyuman.

" Buat kawan saya pak." Sambil menunjukkan Bang Usman.

" Hah...!"

Seketika Raut muka orang tuaku berubah menjadi masam.

" Oowalah nak! kamu ngak salah ngomong khan?" Balas Bapak lagi.

" Ngak Pak !"

Odin menjelaskan semuanya kepada orang tua ku, bahwa sanya dia hanyalah kawan dari Bang Usman dan selaku penyambung lidah dari Bang Usman, yang datang untuk bersilaturahmi dan melamar Dek Muly.

Odin tidak lupa pula menjelaskan bahwa aku dan Bang Usman sudah lama berkenalan, dan aku memang sudah tau bahwa Bang Usman adalah seorang duda.

Tepatnya duda kesepian kali ya ..! hehehe.

Dengan berat hati bapak memanggilku, terus memintaku untuk duduk dihadapan Bang Odin dan Usman.

" Muly, hari ini Bapak mau nanya sama kamu,"!

"Apa betul kamu sudah lama berkenalan dengan Usman ini?"

"Iya bapak!" Jawabku.

" Apa kamu ngak salah memilih pasangan hidupmu"?

" Dia sudah seumuran dengan Bapak lho." Dengan raut wajah bapak yang penuh dengan rasa kecewa.

" Pak ....! kami saling mencintai" Aku memastikan Bapak lagi.

" Lagi pula Muly sudah tau Bang Usman itu duda Pak"..!.

" Lagi pula bang Usman mau menerima Muly apa adanya, dan berjanji mau membahagiakan Muly Pak"!.

" Ya sudah, kalau itu kemauan Muly. Bapak nurut aja.."!

" Toh nantinya kamu juga yang menjalani hidup berumah tangga bukan Bapak."

" Iya Bapak."

Sekarang semua keputusan ada di pihakku. semoga pilihan ini seperti harapanku.

Tentang mahar..

Hasil kesepakatan ketentuan mahar itu jatuh 15 gram mengingat Bang Usman tidak ada pekerjaan yang tetap.

Mungkin mahar yang segitu sepadan untuk ku yang bermodal kelulusan SD.

...----------------...

Selepas hari itu, aku mulai mendengar bisik-bisik tetangga dari telinga hingga menusuk hatiku. Seperti lirik lagu ya.

" Ya ...kek gitu lah, tetangga julid."

" Muly...kenapa mau sama laki-laki tua?"

" Apa ngak ada yang lain?"

" kamu ngak pantas jadi

istrinya!"

"Kamu pantas panggil dia itu Bapak"!

Bla...bla...bla.....

Ocehan dan omelan dari tetangga membuat hatiku teriris - iris sakit.

Hello---

Dulu pas aku masih jomblo kemana saja tetangga. Ngak ada satu pun yang nawarin aku laki-laki. sekarang dikala aku mendapatkan jodoh dikata-katain.

Apa salah kalau kita menikah beda jauh usia?

Ngak salah Khan..?

Aku ngak peduli dengan ejekan tetangga, yang penting sebentar lagi aku punya suami.

Eummmm...ngak kebayang deh!"

Sekarang fokus dulu untuk memikirkan pernikahanku yang tinggal beberapa Minggu lagi.

Sebagian mahar aku jadikan uang untuk membantu orang tuaku untuk persiapan pernikahan nanti. Rencana acaranya akan diadakan di mesjid yang tidak jauh dari rumahku.

Aku tidak mengandalkan sepenuhnya persiapan pada orang tuaku, mengingat bapak hanya lah tukang ojek, sedangkan ibu tukang cuci baju tetangga.

Mungkin dengan aku berkeluarga nanti, akan membantu meringankan orang tuaku. Semua kebutuhan ku, keperluanku itu akan ditanggung oleh suami tercintaku.

Sekarang aku bahagia sekali, rencana untuk mengakhiri hubungan dengan Bang Usman sirna sekarang, yang ada hatiku bertambah- tambah merindukan Bang Usman.

Terkadang aku bingung sendiri, ada apa dengan hatiku ini?

Ah ....

Yang penting aku bahagia..

Bersambung..!

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

bintang 5 sudah meluncur.
tetap semangat thor

2023-01-09

1

Agustino Kurniawan

Agustino Kurniawan

gombal.... hahaha...
tapi Asyik... hehehe

2022-11-13

1

Zarine zar

Zarine zar

jangan lupa undangannya...

2022-09-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!